Monday, April 18, 2016

promosi kesehatan

Pengajar: Ns. Delly Arfa Syukrowardi, MNS
Diktat, Keperawatan Komunitas 2 
(Pokok Bahasan Promosi Kesehatan).
A.  LATAR BELAKANG PROM-KES
Promosi Kesehatan atau sering disingkat dengan Promkes merupakan  salah satu upaya 
dalam pembangunan dibidang kesehatan  masyarakat Indonesia (Depkes RI, 2011). 
Promkes dilatarbelakangi oleh keinginan global untuk mewujudkan masyarakat diseluruh 
pelosok dunia mendapatkan akses untuk kehidupan yang lebih layak melalui layanan 
khususnya bidang kesehatan. 
Berikut merupakan  pertemuan-pertemuan internasional yang melatarbelakangi Promkes 
diseluruh dunia.  
1.  Alma Ata Declaration
Alma Ata Declaration diadakan dalam rangka kebutuhan yang mendesak akan aksi 
nyata dari seluruh pemerintah, pekerja pelayanan kesehatan, dan masyarakat dunia 
untuk melindungi dan mempromosikan kesehatan kepada seluruh masyarakat 
diseluruh dunia. Salah satu action-nya dengan mendeklarasikan; Perawatan kesehatan 
primer (Primary Health Care):
a)  mencerminkan dan berkembang dari kondisi ekonomi dan sosial budaya  dan
karakteristik politik negara dan masyarakat dan didasarkan pada  penerapan 
hasil yang relevan dari sosial,  penelitian-penelitian  bio-medis dan pelayanan 
kesehatan, serta pengalaman kesehatan masyarakat;
b)  menekankan  pada  masalah kesehatan utama di masyarakat, menyediakan 
layanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif;
c)  termasuk  setidaknya: pendidikan mengenai berlaku masalah kesehatan dan
metode pencegahan dan pengontrolan mereka; promosi pasokan makanan dan
nutrisi yang tepat; cukup pasokan air  bersih dan sanitasi dasar;  kesehatan ibu 
dan kesehatan anak, termasuk keluarga berencana; imunisasi  terhadap 
penyakit menular yang utama; pencegahan dan pengendalian lokal  penyakit 
endemik; perawatan yang tepat dari penyakit umum dan luka-luka;  dan 
penyediaan obat esensial;
d)  melibatkan, selain sektor kesehatan, semua sektor dan aspek terkait
pembangunan nasional dan masyarakat, di bidang pertanian khususnya, hewan
peternakan, makanan, industri, pendidikan, perumahan, pekerjaan umum, 
komunikasi dan menuntut upaya terkoordinasi dari semua orang sektor;
e)  membutuhkan dan mempromosikan komunitas maksimum dan individu 
kemandirian dan  partisipasi dalam perencanaan, organisasi,  pelaksanaan  dan 
pengendalian kesehatan  primer, memanfaatkan sepenuhnya sumber daya 
lokal, nasional dan lainnya;  dan  tujuan akhir yaitu pengembangan  melalui 
pendidikan yang sesuai kemampuan masyarakat;
f)  harus ditopang oleh  sistem yang  terpadu, fungsional dan  rujukan yang  saling 
mendukung, yang mengarah ke peningkatan progresif kesehatan yang 
komprehensif  untuk semua, dan memberikan prioritas kepada mereka yang 
membutuhkan;
g)  bergantung  pada tingkat lokal dan rujukan, pada petugas kesehatan, termasuk 
dokter,  perawat, bidan, pembantu dan  petugas di  masyarakat yang  ada, serta
praktisi tradisional yang  diperlukan, sesuai dilatih secara sosial dan teknis 
untuk bekerja sebagai tim kesehatan dan untuk merespon kebutuhan kesehatan 
yang ada dari masyarakat.
2.  Ottawa Charter (1986)
Konferensi pertama dalam skala internasional yang diadakan di Ottawa, Kanada pada 
Tahun 1986. Kesepakatan dalam pertemuan ini bertujuan untuk mencapai “sehat 
global” pada Tahun 2000. Dalam konferensi Promkes di Ottawa, disepakati bahwa 
definisi promkes adalah suatu proses yang memungkinkan masyarakat untuk 
meningkatkan pengendalian  dan pengawasan dalam rangka peningkatan kesehatan. 
Untuk mencapai status sehat secara fisik, mental dan sosial, seseorang / masyarakat 
harus  dapat mengidentifikasi dan memberikan aspirasi, dapat memenuhi kebutuhan 
hidup, dan dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitar. 
Kesehatan dapat dipandang sebagai sumber daya dalam kehidupan sehari-hari, bukan 
tujuan dari kehidupan. Kesehatan adalah konsep positif yang menekankan pada 
sumber daya sosial dan individu, seperti kemampuan fisik. Oleh karena itu, Promkes 
bukan hanya tanggung jawab dari institusi pelayanan kesehatan saja, akan tetapi 
merupakan tangung jawab semua pihak termasuk individu dan masyarakat dalam 
menuju kehidupan yang sehat sehingga dapat menjadi masyarakat yang sejahtera 
(WHO, The Ottawa Charter 1986). 
Dalam rangka terus meningkatkan dan sharing pengalaman dan pengetahuan dibidang 
promkes, berikut konferensi-konferensi internasional yang diadakan setelahnya;
3.  Adelaide, Australia (1988)
4.   Sundsvall, Sweden (1991)
5.   Jakarta, Indonesia (1997)
a)  Mempromosikan tanggungjawab sosial untuk kesehatan
b)  Meningkatkan investasi pengembangan kesehatan
c)  Pengembangan partnerships dibidang kesehatan
d)  Meningkatkan kemampuan individu dan masyarakat 
e)  Meningkatkan infrastruktur yang aman 
6.   Mexico city (2000)
7.   Bangkok, Thailand (2005)
8.   Rio de Janeiro, Brazil (2012) 
B.  DEFINISI
1.  Promkes adalah suatu proses yang memungkinkan masyarakat untuk meningkatkan 
pengendalian dan pengawasan dalam rangka peningkatan kesehatan (Ottawa Charter, 
1986 dalam WHO).
2.  Primary Health Care (PHC)  merupakan esensi kesehatan yang didasarkan pada 
praktik, keilmuan, sosial dan teknologi secara universal dapat diakses oleh semua 
individu dan keluarga serta masyarakat melalui partisipasi dan dengan biaya yang 
terjangkau sehingga  dapat menjaga status kesehatan mereka  (Alma Ata Declaration, 
1978 dalam WHO). 
C.  TUJUAN PROM-KES OTTAWA CHARTER 1986
D.  KONSEP PROMOSI KESEHATAN
Konsep Promosi kesehatan dapat dilakukan melalui pendekatan beberapa pendekatan 
yang optimal. Beberapa pendekatan tersebut dengan:
1.  Issue
Masalah yang berhubungan dengan kesehatan yang sedang terjadi disuatu daerah 
yang melibatkan masyarakat baik secara langsung ataupun tidak langsung. Dengan 
melakukan promosi kesehatan yang tepat dengan masalah  yang dihadapi, efektifitas 
promosi kesehatan dapat terlaksana dengan baik.
2.  Setting
Kehadiran audien atau masyarakat  penting dalam  promosi kesehatan. Akses menuju 
tempat promosi kesehatan dan sarana/prasarana akan sangat menentukan motivasi 
masyarakat dalam menghadiri promosi kesehatan. 
3.  Life course
Materi yang diberikan dalam promosi kesehatan akan sangat mudah dicerna oleh 
masyarakat sebagai audien apabila yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. 
Permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan lingkungan, penyakit, sosial-ekonomi, dll. akan mudah diberikan sebagai tema promosi kesehatan, dan dapat 
dimodifikasi dengan adaptasi budaya setempat.
4.  Best practice
Action  merupakan komponen terakhir dalam  menentukan promosi kesehatan 
menghasilkan perubahan kearah yang lebih baik atau tidak. Tanpa adanya  action, 
promosi kesehatan akan menjadi sia-sia. Akan tetapi,  action  yang baik harus 
didukung dengan perencanaan yang baik. Oleh karena itu, sebelum melaksanakan 
kegiatan nyata dari promosi kesehatan, perencanaan harus dibuat dan dikoordinasikan 
dengan pihak-pihak terkait agar tujuan  action  dari promosi kesehatan dapat sesuai 
dengan tujuan.    
Seiring dengan berkembangnya kemajuan jaman, konsep  Health Promotion  dapat 
dilakukan dengan pendekatan yang innovative: 
1.  Menyediakan sarana dan prasarana yang mobile atau dapat diakses dan digunakan 
kapan saja.
2.  Pelaksanaan promosi kesehatan diupayakan terfokus pada perubahan sosio-ekonomi dan budaya pada tingkat keluarga dan masyarakat
3.  Melibatkan dan aktif  melibatkan seluruh sektor pemerintah khususnya untuk 
menyelesaikan masalah sosial dan ekonomi
4.  Temuan-temuan ilmiah dapat menjadi bahan referensi yang kuat dalam 
menjalankan promosi kesehatan (evidence-based practices),  sehingga keilmuan 
yang terkini dapat diketahui oleh audien/masyarakat.
E.  STRATEGI PROMOSI KESEHATAN
Strategi Promosi kesehatan di Asia Tenggara meliputi:
1.  Infrastructure, 
2.  Membangun kapasitas, 
3.  Regulasi dan legalisasi, 
4.  Partisipasi dan kerjasama, 
5.  Kebijakan policy and advocacy,  
6.  Mobilisasi sosial, 
7.  Managemen perubahan.
8.  Promosi finansial
Strategi promosi kesehatan di Indonesia (Depkes RI, 2011).
Menyadari rumitnya hakikat dari perilaku, maka perlu dilaksanakan strategi promosi 
kesehatan paripurna yang terdiri dari (1) pemberdayaan, yang didukung oleh (2) bina suasana 
dan (3) advokasi, serta dilandasi oleh semangat (4) kemitraan.
Pemberdayaan adalah pemberian informasi dan pendampingan dalam mencegah dan
menanggulangi masalah kesehatan, guna membantu individu, keluarga atau kelompok-kelompok masyarakat menjalani tahap-tahap tahu, mau dan mampu mempraktikkan PHBS.
Bina suasana adalah pembentukan suasana lingkungan sosial yang kondusif dan mendorong 
dipraktikkannya PHBS serta penciptaan panutan-panutan dalam mengadopsi PHBS dan 
melestarikannya.
Advokasi adalah pendekatan dan motivasi terhadap pihak-pihak tertentu yang diperhitungkan 
dapat
mendukung keberhasilan pembinaan PHBS baik dari segi materi maupun non materi.
Kemitraan harus digalang baik dalam rangka pemberdayaan maupun bina suasana dan 
advokasi guna membangun kerjasama dan mendapatkan dukungan.
F.  SASARAN PROMOSI KESEHATAN
SASARAN PROMOSI KESEHATAN ASIA TENGGARA
  Tobacco Cessation 
  Emotional & Mental Health
  Prenatal Care
  Access to Care & Providers
  Health Literacy
  Obesity
  Dental 
  Screening & Prevention-Diabetes, Hypertension, Cancer
  Substance Abuse (alcohol & drugs)
  Immunization 
  Heart disease & Stroke
  Cancer
  Chronic Respiratory Disease
Di Indonesia, pelaksanaan promosi kesehatan dikenal adanya 3 (tiga) jenis sasaran, yaitu (1) 
sasaran primer, (2) sasaran sekunder dan (3) sasaran tersier (Depkes RI, 2011).
Sasaran Primer
Sasaran primer (utama) upaya promosi kesehatan sesungguhnya adalah pasien, individu sehat 
dan keluarga (rumah tangga) sebagai komponen dari masyarakat. Mereka ini diharapkan 
mengubah perilaku hidup mereka yang tidak bersih dan tidak sehat menjadi perilaku hidup 
bersih dan sehat (PHBS). Akan tetapi disadari bahwa mengubah perilaku bukanlah sesuatu 
yang mudah. Perubahan perilaku pasien, individu sehat dan keluarga (rumah tangga) akan
sulit dicapai jika tidak didukung oleh: Sistem nilai dan norma-norma sosial serta norma-norma hukum yang dapat diciptakan/dikembangkan oleh para pemuka masyarakat, baik
pemuka informal maupun pemuka formal.
Keteladanan dari para pemuka masyarakat, baik pemuka informal maupun pemuka formal, 
dalam mempraktikkan PHBS. Suasana lingkungan sosial yang kondusif (social pressure) dari
kelompok-kelompok masyarakat dan pendapat umum (public opinion).
Sumber daya dan atau sarana yang diperlukan bagi terciptanya PHBS, yang dapat diupayakan 
atau dibantu penyediaannya oleh mereka yang bertanggung jawab dan berkepentingan 
(stakeholders), khususnya perangkat pemerintahan dan dunia usaha.
Sasaran Sekunder
Sasaran sekunder adalah para pemuka masyarakat, baik pemuka informal (misalnya pemuka 
adat, pemuka agama dan lain-lain) maupun pemuka formal (misalnya petugas kesehatan, 
pejabat pemerintahan dan lain-lain), organisasi kemasyarakatan dan media massa. Mereka 
diharapkan
dapat turut serta dalam upaya meningkatkan PHBS pasien, individu sehat dan keluarga 
(rumah tangga) dengan cara:
a)  Berperan sebagai panutan dalam mempraktikkan PHBS. 
b)  Turut menyebarluaskan informasi tentang PHBS dan menciptakan suasana yang kondusif 
bagi PHBS.
c)  Berperan sebagai kelompok penekan (pressure group) guna mempercepat terbentuknya 
PHBS. 
Sasaran Tersier
Sasaran tersier adalah para pembuat kebijakan publik yang berupa peraturan perundang-undangan di bidang kesehatan dan bidang-bidang lain yang berkaitan serta mereka yang
dapat memfasilitasi atau menyediakan sumber daya. Mereka diharapkan turut serta dalam 
upaya meningkatkan PHBS pasien, individu sehat dan keluarga (rumah tangga) dengan cara:
Memberlakukan kebijakan/peraturan perundang-undangan yang tidak merugikan kesehatan 
masyarakat dan bahkan mendukung terciptanya PHBS dan kesehatan masyarakat. Membantu 
menyediakan sumber daya (dana, sarana dan lain-lain) yang dapat mempercepat terciptanya 
PHBS di kalangan pasien, individu sehat dan keluarga (rumah tangga) pada khususnya serta 
masyarakat luas pada umumnya.

G.  DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI, 2011. PROMOSI KESEHATAN DI DAERAH BERMASALAH KESEHATAN. 
Panduan bagi Petugas Kesehatan di Puskesmas. Accessed from: 
http://www.depkes.go.id/resources/download/promosi-kesehatan/panduan-promkes-dbk.pdf
WHO Regional Office for Europe. Declaration of Alma-Ata. Accessed from: 
http://www.who.int/publications/almaata_declaration_en.pdf
WHO, The Ottawa Charter for Health Promotion. International Health Promotion 
Conference. Accessed from: 
http://www.who.int/healthpromotion/conferences/previous/ottawa/en/
WHO Indonesia. The Implementation of Health Promotion in Indonesia. 2001. Accessed 
from: 
http://whoindonesia.healthrepository.org/bitstream/123456789/563/1/Batunahal%20G
ultom%20-%20The%20Implementation%20of%20Health%20Promotion%20in%20Indonesia%2
0%28INO%20HPR%20001-TSS%29.PDF

0 komentar:

Post a Comment