Tuesday, April 12, 2016

chf dengan efusi pleura





LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PBL
PRAKTIK KEPERAWATAN DEWASA I
Pada Tn.M “CHF Dengan EFUSI PLEURA”
Ruang Markisa
RS. DR ADJI DARMO RANGKAS BITUNG



RUANG CEMPAKA
 HUDROMI HIDAYAT (1013031049)
IRMA ASTUTI (1013031057)
KARTIKA BUDIARTI (1013031063)




SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN FALETEHAN SERANG
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SERANG-BANTEN
2016
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat yang tak tezrhingga kepada kita semua serta dengan izinnya penulis dapat menyelesaikan Praktik Belajar Lapangan di Rumah Sakit Dr Adji Darmo Rangkas Bitung selama 9 hari dengan ini kita mendokumentasikan hasil dari praktik belajar lapangan dengan judul  Asuhan keperawatan pada pasien CHF dengan Efusi Pleura
Tidak mengurangi rasa hormat kami , terima kasih kepada :
1.      Bapak H.Maman Sutisna, SKM.,M.Kes, selaku ketua STIKes Faletehan Serang.
2.      Bapak Deni Suwardiman, S.Kep,.M.Kep, selaku ketua Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Faletehan Serang.
3.      Eka Ernawati Ns., M.kep selaku coordinator Praktik Belajar Lapangan PKD (Praktik Keperawatan Dewasa) yang telah menugaskan kami Praktik Belajar lapangan dan menyusun dokumentasi dari kasus yang di dapat.
4.      Ns Dewi Rahmawati S.Kep selaku pembimbing kami dalam Praktik Belajar Lapangan Program Studi Ilmu Keperawatan 
5.      Kedua orang tua yang telah memberikan segenap dukungan moril maupun materil.
6.      Pihak-pihak yang telah membantu serta mendoakan yang terbaik bagi penulis.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan karena terbatasnya kemampuan dan pengetahuan. Maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk proses pembelajaran kedepannya.



Serang,    Februari 2016


Penulis


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
DAFTAR ISI..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A.     LATAR BELAKANG............................................................................ 1
B.     RUMUSAN MASALAH........................................................................ 1
C.     TUJUAN............................................................................................... 2
D.     MANFAAT........................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN TEORI...............................................................................
A.     DEFINISI CHF...................................................................................... 3
B.     ETIOLOGI............................................................................................ 3
C.     KLASIFIKASI....................................................................................... 6
D.     MANIFESTASI KLINIS........................................................................ 7
E.      PENATALAKSANAAN MEDIS........................................................... 7
BAB III PEMBAHASAN KASUS..................................................................... 10
A.     DATA DEMOGRAFI............................................................................ 10
B.     PENGKAJIAN...................................................................................... 10
C.     RIWAYAT KESEHATAN..................................................................... 11
D.     DESKRIPSI HASIL PEMERIKSAAN FISIK (DATA FOKUS).............. 12
E.      DESKRIPSI HASIL PEMERIKSAAN FISIK ( SISTEM TERKAIT)....... 12
F.      DESKRPSI HASIL PEMERIKSAAN PSIKIS DAN LINGKUNGAN..... 13
G.     PEMERIKSAAN HASIL LABORATORIUM........................................ 13
H.     INTERPRETASI HASIL PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK.................... 13
I.        TERAPI DI RUMAH SAKIT................................................................. 13
J.       PATOFLOW.......................................................................................... 14
K.     ANALISA DATA.................................................................................. 15
L.      RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN............................................. 17
M.    IMPLEMENTASI.................................................................................. 19
N.     CATATAN PERKEMBANGAN ASUHAN KEPERAWATAN............. 20
BAB IV PENUTUP........................................................................................... 21
A.     KESIMPULAN...................................................................................... 21
B.     SARAN................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA






















BAB I
PENDAHULUAN

A.     LATAR BELAKANG
CHF (Congestive Heart Failure) merupakan salah satu masalah kesehatan dalam sistem kardiovaskular, yang angka kejadiannya terus meningkat. Menurut data dari WHO dilaporkan bahwa ada sekitar 3000 warga Amerika menderita CHF. Menurut American Heart Association (AHA) tahun 2012 dilaporkan bahwa ada 5,7 juta penduduk Amerika Serikat yang menderita gagal jantung (Padila, 2012). Penderita gagal jantung atau CHF di Indonesia pada tahun 2012 menurut data dari Departemen Kesehatan mencapai 14.449 jiwa penderita yang menjalani rawat inap di rumah sakit. Pada tahun 2012 di Jawa Tengah terdapat 520 penderita CHF dan menjalani rawat inap Selain itu, penyakit yang paling sering memerlukan perawatan ulang di rumah sakit adalah gagal jantung (readmission), walaupun pengobatan dengan rawat jalan telah diberikan secara optimal. Hal serupa juga dibenarkan oleh Rubeinstein (2007) bahwa sekitar 44 % pasien medicare  yang dirawat dengan diagnosis CHF akan dirawat kembali pada 6 bulan kemudian. Pada umumnya CHF diderita lansia yang berusia lebih dari 50 tahun, CHF merupakan alasan yang paling umum bagi lansia untuk dirawat di rumah sakit ( usia 65  –  75 tahun mencapai persentase sekitar 75,2 % pasien yang dirawat dengan CHF ). Resiko kematian yang diakibatkan oleh CHF adalah sekitar 5-10 % per tahun pada kasus gagal jantung ringan, dan meningkat menjadi 30-40% pada gagal jantung berat. Menurut penelitian, sebagian besar lansia yang didiagnosis menderita CHF tidak dapat hidup lebih dari 5 tahun ( Kowalak, 2011).

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Jelaskan definisi dari Cronic Heart Failrue ?
2.      Jelaskan etiologi dari Cronic Heart Failrue ?
3.      Jelaskan klasifikasi dari Cronic Heart Failrue ?
4.      Jelaskan manisfestasi klinis dari Cronic Heart Failrue ?
5.      Jelaskan penatalaksanaan medis Cronic Heart Failrue ?

C.     TUJUAN MASALAH
1.      Mahasiswa mampu menjelaskan dafinisi dari CHF
2.      Mahasiswa mampu menjelaskan etiologi dari CHF
3.      Mahasiswa mampu menjelaskan klasifikasi dari CHF
4.      Mahasiswa mampu menjelaskan manifestasi klinis dari CHF
5.      Mahasiswa mampu menjelaskan penatalaksanaan medid dari CHF

D.     MANFAAT
1.      Mahasiswa mengerti definisi dari CHF
2.      Mahasiswa mengerti etiologi dari CHF
3.      Mahasiswa mengerti klasifikasi dari CHF
4.      Mahasiswa mengetahui manifestasi klinis dari CHF
5.      Mahasiswa mengetahui penatalaksanaan CHF













BAB II
TINJAUAN TEORI

A.     Definisi CHF
Congestive Heart Failure atau Gagal Jantung Kongestif adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrisi. (Brunner & Suddarth, hal. 805).
CHF adalah sindroma kompleks yang secara klinik diakibatkan dari ketidakmampuan dari jantung untuk memenuhi metabolisme tubuh. (Thompson Mc. Farland Hirsh Tucker, 2002, hal. 66).
Congestive Heart Failure (CHF) adalah suatu kondisi dimana jantung mengalami kegagalan dalam memompa darah guna mencukupi kebutuhan sel-sel tubuh akan nutrien dan oksigen secara adekuat. Hal ini mengakibatkan peregangan ruang jantung (dilatasi) guna menampung darah lebih banyak untuk dipompakan ke seluruh tubuh atau mengakibatkan otot jantung kaku dan menebal. Jantung hanya mampu memompa darah untuk waktu yang singkat dan dinding otot jantung yang melemah tidak mampu memompa dengan kuat. Sebagai akibatnya, ginjal sering merespons dengan menahan air dan garam. Hal ini akan mengakibatkan bendungan cairan dalam beberapa organ tubuh seperti tangan, kaki, paru, atau organ lainnya sehingga tubuh klien menjadi bengkak (congestive) (Udjianti, 2010).

B.     Etiologi Penyakit
Gagal jantung adalah komplikasi yang paling sering dari segala jenis penyakit jantung congenital maupun didapat (Udjianti, 2010).
Keadaan-keadaan yang menyebabkan gagal jantung:
1.      Faktor Umum
a.       Kelainan otot jantung
Gagal jantung paling sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung, menyebabkan menurunnya kontraktilitas jantung. Kondisi yang mendasari penyebab kelainan fungsi otot mencakup arteriosklerosis koroner, hipertensi aterial dan penyakit otot degeneratif atau inflamasi.
b.      Arteriosklerosis Koroner
Mengakibatkan disfungsi miokardium karena terganggunya aliran darah ke otot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat penumpukan asam laktat). Infark miokardium (kematian sel jantung) biasanya mendahului terjadinya gagal jantung.
c.       Hipertensi sistemik atau pulmonal (peningkatan after load)
Meningkatkan beban kerja jantung dan pada gilirannya mengakibatkan hipertropi serabut otot jantung efek hipertropi miokard dapat dianggap sebagai mekanisme kompensasi karena akan mengakibatkan kontraktilitas jantung. Tetapi untuk alasan yang tidak jelas, hipertropi otot jantung tidak dapat berfungsi secara normal dan akhirnya terjadi gagal jantung,
d.      Peradangan dan penyakit miokardium degenerative
Berhubungan dengan gagal jantung karena kondisi ini secara langsung merusak serabut jantung menyebabkan kontraktilitas menurun.
e.       Penyakit jantung lain
Gagal jantung dapat terjadi sebagai akibat penyakit jantung yang sebenarnya tidak secara langsung mempengaruhi jantung. Mekanisme yang biasanya terlibat mencakup: gangguan aliran darah melalui jantung (misal: stenosis katup semiluner), ketidakmampuan katup umum mengisi darah (misal perikarditas konstritif atau stenosis katup Av)
f.       Faktor sistemik
Terdapat sejumlah faktor yang berperan dalam perkembangan dan beratnya gagal jantung. Meningkatnya laju metabolisme (misal: demam tindoksikosis denanemia) meningkatnya curah jantung untuk memenuhi kebutuhan oksigen sistemik, juga dapat menurunkan suplai oksigen ke jantung. Asidosis dan abnormalitas elektrolit dapat menurunkan kontraktilitas jantung.

2.      Faktor resiko
a.       Faktor resiko yang tidak dapat dirubah:
-          Usia
Laki-laki yang berusia lebih dari 45 tahun dan wanita yang berusia lebih dari 55 tahun, mempunyai risiko lebih besar terkena penyakit jantung.
-          Genetik atau keturunan
Adanya riwayat dalam keluarga yang menderita penyakit jantung, meningkatkan risiko terkena penyakit jantung.Riwayat dalam keluarga juga tidak dapat dirubah. Namun informasi tersebut sangat penting bagi dokter. Jadi informasikan kepada dokter apabila orang tua anda, kakekatau nenek, paman / bibi, atau saudara ada yang menderita penyakit jantung.
-          Penyakit Lain
Penyakit lain seperti diabetes, meningkatkan resiko penyakit jantung. Diskusikan dengan dokter mengenai penanganan diabetes dan penyakit lainnya. Gula darah yang terkontrol baik dapat menurunkan risiko penyakit jantung.
b.      Faktor resiko yang dapat dirubah
-          Kolesterol
Kolesterol terdiri dari kolesterol baik dan kolesterol jahat.HDL adalah kolesterol baik sedangkan LDL adalah kolesterol jahat. Kolesterol total yang tinggi, LDL tinggi, atau HDL rendah meningkatkan risiko penyakit jantung.
-          Hipertensi
Hipertensi meningkatkan resiko penyakit jantung. Jika tekanan darah anda tinggi, berolahragalah secara teratur,berhenti merokok, berhenti minum alkohol, dan jaga polamakan sehat. Apabila tekanan darah tidak terkontrol dengan perubahan pola hidup tersebut, dokter akan meresepkan obatanti hipertensi (obat penurun tekanan darah).
-          Merokok dan Minum Alkohol
Merokok dan minum alkohol terbukti mempunyai efek yang sangat buruk. Berhentilah minum alkohol merokok. Dan jangan merokok di dekat atau samping orang yang tidak merokok.
-          Gemuk (overweight atau obesitas)
Kegemukan membuat jantung dan pembuluh darah kita bekerja ekstra berat. Diet tinggi serat (sayuran, buah-buahan),diet rendah lemak, dan olah raga teratur dapat menurunkan berat badan secara bertahap dan aman. Diskusikan dengan dokter untuk menurunkan berat badan secara aman.
-          Kurang Aktifitas Fisik
Kurang aktivitas fisik juga berdampak tidak baik bagi kesehatan. Olahragalah secara teratur untuk mencegah penyakit jantung (Brunner dan Suddarth, 2000).

C.     Klasifikasi CHF
New York Heart Association (NYHA) membuat klasifikasi fungsional dalam 4 kelas: (Mansjoer dan Triyanti, 2007)
·         Kelas 1      : Bila pasien dapat melakukan aktifitas berat tampa keluhan
·         kelas 2       : Bila pasien tidak dapat melakukan aktifitas lebih berat dari aktivitas sehari-hari tanpa keluhan
·         kelas 3       : Bila pasien tidak dapat melakukan aktifitas sehari-hari tanpa keluhan.
·         kelas 4       :Bila pasien sama sekali tidak dapat melakukan aktifitas apapun dan harus tirah baring.

Klasifikasi gagal jantung menurut letaknya :
·         Gagal jantung kiri merupakan kegagalan ventrikel kiri untuk mengisi atau mengosongkan dengan benar dan dapat lebih lanjut diklasifikasikan menjadi disfungsi sistolik dan diastolic .
·         Gagal jantung kanan merupakan kegagalan ventrikel kanan untuk mepompa secara adekuat. Penyebab gagal jantung kanan yang paling sering terjadi adalah gagal jantung kiri, tetapi gagal jantung kanan dapat terjadi dengan adanya ventrikel kiri benar – benar normal dan tidak menyebabkan gagal jantung kiri. Gagal jantung kanan dapat juga disebabkan oleh penyakit paru dan hipertensi arteri pulmonary primer.

D.     Manifestasi Klinis
1.      Dispneu atau perasaan sulit bernafas
Ini disebabkan oleh peningkatan kerja pernafasan akibat kongesti vaskuler paru-paru yang mengurangi kelenturan paru-paru
2.      Dispnoe pada saat berbaring
Disebabkan oleh redistribusi aliran darah dan bagian-bagian tubuh yang di bawah ke arah sirkulasi sentral.
3.      Dispnoe nocturnal paroksismal atau mendadak terbangun karena dispnoe, dipacu oleh perkembangan edema paru-paru interstitial
4.      Batuk non produktif terjadi sekunder dari kongesti paru-paru terutama pada posisi berbaring.
5.      Ronchi akibat transudasi cairan paru-paru
6.      Demam ringan dan keringat yang berlebihan akibat dari vasokontriksi kulit menghambat kemampuan tubuh untuk melepas panas.
7.      Kulit pucat, vasokontriksi perifer akibatnya darah dialihkan dari organ-organ non vital demi mempertahankan fungsi ke jantung, otak, dan lain-lain.
8.      Sianosis akibat penurunan lebih lanjut dari curah jantung dan meningkatkan kadar Hb terdeteksi.
9.      Kelemahan dan keletihan akibat perfusi yang kurang dari otot-otot rangka
10.  Bunyi gallop ventrikel atau S3, terdengar/terjadi selama diastolik awal dan disebabkan oleh pengisian cepat pada ventrikel yang tidak luntur
11.  Pada ECHO, jantung membesar (cardiomegali)

Gagal jantung kiri
Gagal jantung kanan
·         Dyspnea
·         Batuk
·         Mudah lelah
·         Gelisah dan cemas

·         Edema
·         Hepatomegali
·         Anoreksia
·         Nokturia
·         Lemah

E.     Penatalaksanaan Medis
Tujuan dasar penatalaksanaan medik gagal jantung adalah sebagai berikut:
1.      Dukung istirahat untuk mengurangi beban kerja jantung
2.      Manfaatkan kekuatan dan ekstensi kontraksi jantung dengan bahan-bahan farmakologis.
3.      Menghilangkan penimbunan cairan tubuh berlebihan dengan terapi diuretic, diet dan istirahat
Terapi farmakologis:
·         Glikosida jantung dan digitalis
·         Diuretik
·         Vasodilator

1.      Meningkatkan oksigenasi dengan pemberian oksigen dan menurunkan konsumsi O2 melalui istirahat/ pembatasan aktifitas
2.      Memperbaiki kontraktilitas otot jantung
3.      Mengatasi keadaan yang reversible, termasuk tirotoksikosis, miksedema, dan aritmia.
4.      Digitalisasi
a.       dosis digitalis
Digoksin oral untuk digitalisasi cepat 0,5 mg dalam 4 - 6 dosis selama 24 jam dan dilanjutkan 2x0,5 mg selama 2-4 hari.
Digoksin IV 0,75 - 1 mg dalam 4 dosis selama 24 jam.
Cedilanid IV 1,2 - 1,6 mg dalam 24 jam.
b.      Dosis penunjang untuk gagal jantung: digoksin 0,25 mg sehari. untuk pasien usia lanjut dan gagal ginjal dosis disesuaikan
c.       Dosis penunjang digoksin untuk fibrilasi atrium 0,25 mg
d.      Digitalisasi cepat diberikan untuk mengatasi edema pulmonal akut yang berat:
Digoksin: 1 - 1,5 mg IV perlahan-lahan.
Cedilamid 0,4 - 0,8 IV perlahan-lahan.
Sumber: Mansjoer dan Triyanti (2007)

Terapi Lain :
1.      Koreksi penyebab-penyebab utama yang dapat diperbaiki antara lain: lesi katup jantung, iskemia miokard, aritmia, depresi miokardium diinduksi alkohol, pirau intrakrdial, dan keadaan output tinggi.
2.      Edukasi tentang hubungan keluhan, gejala dengan pengobatan.
3.      Posisi setengah duduk.
4.      Oksigenasi (2-3 liter/menit).
5.      Diet: pembatasan natrium (2 gr natrium atau 5 gr garam) ditujukan untuk mencegah, mengatur, dan mengurangi edema, seperti pada hipertensi dan gagal jantung. Rendah garam 2 gr disarankan pada gagal jantung ringan dan 1 gr pada gagal jantung berat. Jumlah cairan 1 liter pada gagal jantung berat dan 1,5 liter pada gagal jantung ringan.
6.      Aktivitas fisik: pada gagal jantung berat dengan pembatasan aktivitas, tetapi bila pasien stabil dianjurkan peningkatan aktivitas secara teratur. Latihan jasmani dapat berupa jalan kaki 3-5 kali/minggu selama 20-30 menit atau sepeda statis 5 kali/minggu selama 20 menit dengan beban 70-80% denyut jantung maksimal pada gagal jantung ringan atau sedang.
7.      Hentikan rokok dan alkohol
8.      Revaskularisasi koroner
9.      Transplantasi jantung
10.  Kardoimioplasti














BAB III
PEMBAHASAN KASUS


A.    DATA DEMOGRAFI
Nama                     : Tn. M
Diagnosa Medis    : CHF dengan efusi pleura
Usia                       : 53 tahun
Pekerjaan               : PNS/ Swasta / Wiraswasta / IRT /Sekolah/Tidak Bekerja
Agama                   : Islam                         Satus : K/BK/D/J **
Alamat                  : Kp. Selaraja Tengah Rt 007/003 Ds. Selaraja Rangkas Bitung

Penanggung Jawab Klien
Nama                                 : Tn. H
Usia                                   : 25 tahun
Hubungan dengan Klien   : Anal
Pekerjaan                           : PNS/ Swasta / Wiraswasta / IRT / Sekolah / Tidak Bekerja

B.     PENGKAJIAN
Tanggal 16 Januari 2016, Waktu Masuk RS 12.40 WIB
Masuk dari ruang : UGD/ Poliklinik/ Rujuk RS lain
Tanggal pengkajian 18 Januari 2016
Kesadaran : Compos mentis
TD             : 110/70 mmHg
Nadi          : 95 x/menit
RR             : 25 x/menit
Suhu          : 36,6oc



C.    RIWAYAT KESEHATAN
1.      Keluhan Utama
Klien mengeluh sesak

2.      Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien datang ke rumah sakit pada tanggal 16 januari 2016 pada pukul 12.40 WIB dengan keluhan sesak nafas dan batuk sudah 10 hari. Sesak dirasakan seperti tertekan benda berat. Pada saat dilakukan pemerriksaan pada tanggal 18 januari 2016 pukul 09.30 WIB klien masih mengeluh sesak dan nyeri pada dada sebelah kanan, dirasakan masih seperti tertindih benda berat. Sesak muncul paling berat padda malam hari sampai klien mengeluh tidak bisa tidur. Sesak berkurang jika posisi setengah duduk. Klien juga mengeluh batuk sedikit berdahak berwarna putih. Klien terpasang syringe pump (lasik 50 cc) dan oksigen 3 ml.

3.      Riwayat Kesehatan Dahulu
Sebelum masuk RS dan dirawat, klien mengatakan sudah pernah mendapat pengobatan di poli dalam dan mendapatkan obat untuk sesaknya. Klien mengatakan tidak punya riwayat hipertensi dan diabetes

4.      Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang mempunyai penyakit seperti klien dan tidak ada yang memiliki riwayat hiperrtensi dan diabetes.

5.      Genogram
                                                                    

 



Keterangan :
              : Klien

6.      Riwayat pengobatan yang pernah/ masih dijalani
Sebelum dirawat klien pernah mendapatkan pengobatan di poli dalam, klien mendapatkan dua macam obat namun klien lupa nama obatnya. Klien mengatakan obat yag idberrikan untuk sesak dan batuknya.

D.    DESKRIPSI HASIL PEMERIKSAAN FISIK (DATA FOKUS)
SISTEM KARDIOVASKULER
Saat dikaji didapat hasil pemeriksaan tekanan darah 110/70 mmHg, respirasi 25 x/menit, nadi 95 x/menit, suhu 36,6oC. Pada saat diinspeksi warna kulit wajah sedikit pucat, konjungtiva anemis, tidak ada peningkatan JVP, terlihat pulsasi apeks jantung. Pada saat di palpasi pengembangan dada sebelah kanan lebih tertinggal, fremitus vokal getaran sebelah kiri lebih terasa bergetar dibanding sebelah kanan, CRT 4 detik, akral teraba dingin, nadi perifer +2, tidak ada edema ekstremitas. Saat diperkusi pada dada kiri ICS 2-5 terdengar dullnes. Pada saat di auskultasi tidak terdengar suara S3 dan S4 pada 10 titik terdengar redup.

E.     DESKRIPSI HASIL PEMERIKSAAN FISIK ( SISTEM TERKAIT)
SISTEM PERNAFASAN
Pada saat pengkajian terdapat sistem terkait yaitu sistem pernafasan, respirasi 25 x/menit, irama ireguler, bentuk dada simetris menggunakan pernapasan perut, tidak terdapatlesi, CRT 4 detik pada saat di fremitus fokal dada sebelah kanan lebih tertinggal, pengembangan dada sebelah kanan lebih tertinggal di banding sebelah kiri, saat di perkusi suara terdengar dallnes , saat di auskultasi di 10 titik terdengar suara ronhi di dada sebelah kiri bawah.


F.     DESKRPSI HASIL PEMERIKSAAN PSIKIS DAN LINGKUNGAN
Klien mengatakan keadaan yang saat ini di alami akibat ia selalu bekerja keras dan tidak pernah menghiraukan tanda-tanda sakit seperti batuk dan sesaknya saat bekerja, klien mengaku khawatir dengan keadaannya saat ini, kluarga klien terlihat sangat perhatian dan berkomunikasi dengan baik, klien berkomunikasi dengan perawat cukup baik, dan penerimaan terhadap penyakit juga baik.

G.    PEMERIKSAAN HASIL LABORATORIUM
Tanggal
Nama Pemeriksaan
Hasil
Nilai Normal
Interpretasi Hasil Lab
17 januari 2016
-   Fungsi ginjal
· Asam Urat
-   Lemak darah
· Kolesterol total
· Kolesterol HDL
· Kolesterol LDL

2,58 N

198
26 L
148

2.00-7.00 mg/dl

<200 mg/dl
>40 mg/dl
<130 mg/dl

Normal

Normal
Normal
Meningkat

H.    INTERPRETASI HASIL PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Rontgen
18 januari 2016
Kesimpulan : efusi pleura di sebelah kanan



I.       TERAPI DI RUMAH SAKIT
18 januari 2016
·         Lasix (syringe pump) 500 cc
19 januari 2016
·         Potasium chloride 3x600 mg (oral)
·         Omefrazol 3x10 cc (IV)


J.      PATOFLOW
Faktor predisposisi
(usia,aktifitas berat, riwayat meroko)
Klainan mekanisme pompa jantung
Gagal jantung kanan
Peningkatan tekanan vena pulmonal
Peningkatan tekanan kapiler paru
Kongesti paru
 

                                    Gangguan proses ventilasi ( ekspirasi & inspirasi )                  komplikasi ke arah efusi pleura
                                    Ketidak efektipan pola nafas                                                   akumulasi cairan dan sekret di jalan napas
                                                                                                                                    Obstruksi jalan napas
                                                                                                                                    Reflek batuk sering pada malam hari     
                                                                                                                                    Gangguan ritme sirkadian (REM & NREM)
                                                                                                                                    Gangguan pola tidur                           



K.    ANALISA DATA

NO
DATA
ETIOLOGI
MASALAH
1
DS:
·         Klien mengeluh sesak
·         Nyeri dada sebelah kanan
·         Batuk berdahak
DO:
·         RR : 25X/menit
·         Femitus fokal dada sebelah kanan lebih tertinggal
·         Saat di perkusi terdengar pekak di dada sebelah kanan
·         Terdengar ronhi di lobus paru kiri bawah

Faktor predisposisi ( usia, aktifitas berat, riwayat meroko )

Klainan mekanisme pompa jantung

Gagal jantung kanan
 

Peningkatan tekanan vena pulmonal
 

Peningkatan tekanan paru

Gangguan proses ventilasi ( ekspirasi & inspirasi)

Ketidak efektipan pola napas
Ketidak efektifan pola napas
2
DS:
·         Klien mengatakan tidak dapat tidur
·         Klien mengeluh batuk pada malam hari
DO:
·         Cinjungtiva anemis
·         Klien tidur hanya 4jam
·         Sering terjaga 30-60 menit pada malam hari
Faktor predisposisi (usia,aktifitas berat, riwayat meroko)

Klainan mekanisme pompa jantung

Gagal jantung sebelah kanan

Peningkatan tekanan vena pulmonal

Peningkatan tekanan kailer paru

Kongesti paru

Komplikasi ke arah efusi pleura

Akumulasi cairan&sekret jalan napas

Obstruksi jalan napas
 

Refleks batuk sering pada malam hari

Gangguan ritme sirkadian (REM&NREM)

Gangguan pola tidur
Gangguan pola tidur







L.     RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No.
Diagnosa (NANDA)
Perencanaan
Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC)
Intervensi (NIC)
Aktivitas
1.
Ketidakefektifan pola nafas b.d. hiperventilasi
Ditandai dengan :
DS :
·         Klien mengeluh sesak
·         Klien mengeluh Nyeri dada sebelah kanan
·         Klien mengeluh batuk berdahak
DO :
·         RR 25 x/menit
·         Fremitus vokal = dada kanan lebih tertinggal
·         Terdengar ronchi di lobus kanan bawah
·         Respiratory Status : ventilation
·         Respiratory status : airway patency
·         Vital sign status
Setela dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jampola nafas klien kembali efektif dengan kriteria hasil :
1.      Mendemostrasikan batuk efektif
2.      Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tertindih) Irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada ronchi.
3.      Tanda-tanda vital dalam rentang normal
·         Airway management
·         Vital sign monitoring
1.      Buka jalan nafas
2.      Posisikan klien untuk memaksimalkan ventilasi
3.      Identifikasi klien, perlunya pemasangan alat jalan nafas
4.      Lakukan fisioterapi dada bila perlu
5.      Monitoring RR dan O2
6.      Monitoring
2.
Gangguan pola tidur b.d. proses penyakit
·         Anxiety reduction
·         Comfort level
·         Sleep : extent
·         Angpattern
Setelah dilakukan tindakan 1x24 jam klien dapat tidur pada malam hari dengan kriteria hasil :
1.      Jumlah ja tidur dalam batas normal 6-8 jam/hari
2.      Pola tidur normal
3.      Mampu mengidentifikasikan hal-hal yang meningkatkan tidur
·         Sleep enhancement management
1.      Determinasi efek-efek medikasi terhadap pola tidur
2.      Ciptakan lingkungan yang nyaman
3.      Identifikasi penyebab tidak bisa tidur




M.   IMPLEMENTASI

Nama               : Tn. M
Dx Medis         : CHF dengan efusi pleura
No.
Tanggal
Diagnosa
Implementasi
Evaluasi
Paraf
1.
18-01-2016
Dx 1
1.      Menganjurrkan klien untuk berbaring dengan posisi setengah duduk
R/ sesak dapat berrkurang
2.      Memasang allat bantu nafas (O2 3 ml)
R/ sesak dapat berkurang
3.      Memerriksa tanda-tanda vital
R/ TD 110/70, RR 25 x/menit, N 95 x/menit, S 36,6oC
4.      Kolaborasi pemberian obat antibiotik
Omefrazol 3x10 cc (IV)
R/ infeksi pleura dapat berkurang
S : klien mnegatakan sudah tidak sesak
O : oksigen sudah di lepas, RR 23 x/menit
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan


2.
19-01-2016
Dx 2
1.      Mengidentifikasi penyebab susah tidur
R/ klien mengatakan susah tidur karena batuk pada malam hari
2.      Menganjurkan klien untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan posisi yang nyaman
R/ klien berbaring setengah duduk dengan lingkungan yang nyaman
S : klien mengatakan sudah bisa tidur
O : tidur sudah 5-7 jam
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan

N.     CATATAN PERKEMBANGAN ASUHAN KEPERAWATAN
Tanggal
Diagnosa
Catatan perkembangan
paraf
19-01-2016
Dx 1
S : klien mnegatakan sudah tidak sesak
O : oksigen sudah di lepas, RR 23 x/menit
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutk
I : - atur peralatan O2
    - monitoring tanda-tanda vital

19-01-2016
Dx 2
S : klien mengatakan sudah bisa tidur
O : tidur sudah 5-7 jam
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan









BAB IV
PENUTUP

A.     KESIMPULAN
Dapat di simpulkan keadaan klien dengan CHF, memunculkan masalah keperawatan yaitu ketidak efektipan pola napas berhubungan dengan hiperventilasi , dan gangguan pola tidur berhubungan dengan proses penyakit, yang di tandai dengan klien mengeluh sesak, batu, susah tidur pada malam hari, dan di dapat hasil pemeriksaan, RR:25X/menit, pengembangan dada dan fremitus fokal dada sebelah kanan lebih tertinggal pengembangannnya dan getarannya, maka kami lakukan asuhan keperawatan dalam wktu 1X24 jam untuk mengembalikan keefektipan pola napas klien dengan melakukan Buka jalan nafas,Posisikan klien untuk memaksimalkan ventilasi,Identifikasi,klien, perlunya pemasangan alat jalan nafas,Lakukan fisioterapi dada bila perlu,Monitoring RR dan O2 dan melakukan Determinasi efek-efek medikasi terhadap pola tidur, Ciptakan lingkungan yang nyaman, Identifikasi penyebab tidak bisa tidur untuk mengembalikan pola tidur klien jadi normal.

B.     SARAN
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini jauh dari kata sempurna, masih banyak yang perlu di perbaiki maka dari itu kami menerima saran yang baik dan membangun guna kami memperbaiki dalam pembuatan makalah selanjutnya, terimakasih.









DAFTAR PUSTAKA

Bare & Suzanne,2002, Buku ajar keperawatah Mediakal Bedah , Volume 2, (edisi 8), EGC, Jakarta.
Users\User\Downloads\Documents\digital_20351475-PR-Astutiningrum.pdf
Doenges, E. Marlynn dan MF. Moorhouse,2001, Rencana Asuhan Keperawatan, (Edisi III), EGC, Jakarta
Amin Huda Nurarif dan Hardhi Kusama, 2015, Diagnosa Medis Dan NANDA NIC-NOC . Jogjakarta: Medication Jogja, 2015.



0 komentar:

Post a Comment