Tuesday, April 12, 2016

makalah sistem pernapasa


Resume Keperawatan Dewasa
Sistem Pernafasan



KELOMPOK 7

Anggih Cahya Nurani
Ibnu Adi kusuma
Mohamad Nasir Anzani
Nurlela
Rena Fitri yanti
Rina Ningsih




Program Studi Ilmu Keperawatan
STIKes Faletehan Serang
2015-2016
BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG MASALAH
     Sistem pernafasan pada manusia adalah sistem menghirup oksigen dari udara serta mengeluarkan karbondioksida dan uap air. Dalam proses pernafasan ,oksigen merupakan zat kebutuhan utama. Oksigen untuk pernafasan diperoleh dari udara dilingkungan sekitar. Alat-alat pernafasan berfungsi memasukan udara yang mengandung oksigen dan mengeluarkan udara yang mengandung karbondioksida dan uap ai. Tujuan proses pernafasan yaitu untuk memperoleh energy. Pada peristiwa bernafas terjadi pelepasan energy. Sistem pernafasan manusia mencakup dua hal, yakni saluran pernafasan dan mekanisme pernafasan.
     Saluran pernafasan atau tractus respiratorius (respiratory tract) adalah bagian tubuh manusia yang berfungsi sebagai tempat lintasan dan tempat pertukaran gas yang diperlukan untuk proses pernafasan . saluran ini berpangkal pada hidung atau mulut dan berakhir pada paru-paru.
     Sistem pernafasan berfungsi sebagai pendistribusi udara dan penukaran gas sehingga oksigen dapat di suplai ke karbondioksida dikeluarkan dari sel-sel tubuh. Peristiwa ini membutuhkan fungsi dari dua sistem, yaitu sistem pernapasan dan sistem sirkulasi.selain sebagai pendistribusi dan pertukaran gas, sistem pernapasan sercara efektif,menyaring,menghangatkan dan melembabkan udara yang kita hirup selama bernapas. Organ pernapasan juga mempengaruhi pertukaran suara. Termasuk berbicara yang kita gunakan dalam komunikasi verbal. Jaringan epitel khusus dalam saluran pernapasan memungkinkan berfungsinya indara penghidu (olfaktori). Sistem pernapasan juga membantu dalam pengaturan, atau hemostasis pH dalam tubuh.




B.     RUMUSAN MASLAH
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis memiliki kasus dan memunculkan beberapa pertanyaan sebagai berikut :
1.      Bagaimana Anatomi fisiologi sistem pernapasan ?
2.      Bagaimana pengkajian umum sistem pernapasan ?
3.      Bagaimana penyakit atau gangguan yang muncul pada sistem pernapasan ?
4.      Bagaimana Patofisiologi penyakit sistem pernapasan ?
5.      Bagaimana Rencana keperawatan pada sistem pernapasan ?

C.     TUJUAN
1.      Untuk mengetahui Anatomi fisiologi sistem pernapasan
2.      Untuk mengetahui pengkajian umum sistem pernapasan
3.      Untuk mengetahui penyakit atau gangguan yang muncul pada sistem pernapasan
4.      Untuk mengetahui patofisiologi penyakit sistem pernapasan
5.      Untuk mengetahui Rencana keperawatan pada sistem pernapasan

D.    MANFAAT
Mahasiswa dapat memahami anatomi fisiologi sistem pernapasan, pengkajian umum sistem pernapasan,penyakit atau gangguan yang muncul pada sistem pernapasan ,patofisiologi sistem pernapasan dan rencana asuhan keperawatan secara jelas lagi.








BAB II
PEMBAHASAN

A.    ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PERNAPASAN
ANATOMI
Saluran Pernapasan Atas
a.       Lubang hidung (neres anterior)
adalah saluran-saluran  di dalam lubang hidung . saluran –saluran itu bermuara kedalam bagian yang dikenal sebagai rongga hidung (vastibulum).
b.      Hidung
Secara normal udara masuk ke dalam sistem pernafasan melalui hidung. Ujung hidung di tunjang oleh tulang rawan dan pangkal di tunjang oleh tulang nasalis
Bagian depan .
Pada dinding lateral terdapat 3 tonjolan yang disebut : konkha nasalis superior ,media dan inferior.
Maka udara pernafasan akan mengalir melalui celah-celah ketiga tonjolan tersebut dan udara inspirasi akan di panaskan oleh darah di dalam kapiler dan dilembabkan oleh lendir yang di sekresikan oleh sel goblet.Terdapat empat rongga paranasal (sinus) Yaitu : sinus maksilaris,sinus frontalis, sinus ethmidaldan sinus spenoidal.sedangkan fungsi hidung itu sendiri antara lain : bekerja sebagai saluran udara pernafasan, sebagai penyaring udara pernafasan yang dilakukan oleh bulu-bulu hidung, menghangatkan udara pernafasan oleh mukosa, dan leukosit yang terdapat dalam selaput lendir (mukosa).
c.       Tekak (Faring)
Adalah suatu kantong fibromuskuler yang bentuknaya seperti corong, yang besar dibagian atas dan sempit di bagian bawah. Kantong ini mulai dari dasar tengkorak terus menyambung ke esophagus setinggi vertebra servikal ke 6. Otot-otot faring tersusun dalam lapisan melingkar (sirlular) dan memanjang (longitudinal). Faring mendapat suplay darah dari beberapa sumber dan kadang-kadang tidak beraturan. Persyarafan motorik dan sensorik daerah faring berasal dari fleksus faring yang ekstensif.
d.      Pangkal tenggorok (laring)
Merupakan bagian terbawah dari saluran napas bagian atas.bentuknya berbentuk menyerupai limas segitiga, tulang rawan yang menyusun laring adalah : katilago tiroid, kartilago arteanoid, kartilago krikoid, dan kartilago epiglotis.Laringfungsi untuk proteksi,batuk,respirasi,sirkulasi,menelan,emosi serta fonasi.

Saluran Pernapasan Bawah.
e.       Batang tenggorokan (trakea)
Trakea adalah pipa terbuka yang mempunyai diameter 2,5 cm dan panjang 10-12cm.trakea terletak di bawah laring dan di atas paru-paru.
f.       Bronkus
Merupakan lanjutan dari trakea ada dua buah yang terdapat pada ketinggian vertebra torakalis ke IV dan ke V.
g.      Lobus-lobus pada paru-paru
Paru-paru merupakan organ yang elastic, berbentuk kerucut dan letaknya di dalam rongga dada atau toraks. Kedua paru-paru saling terpisah oleh mediatinum sentral yang berisi jantung dan beberapa pembuluh darah besar.
h.      Peredaran darah paru-paru
Suplai darah paru-paru bersifat unik dalam beberapa hal, pertama paru-paru mempunyai 2 suplai darah, dari arteria bronkialis dan arteria pulmonalis. Arteria pulmonalis yang berasal dari ventrikel kanan mengalirkan darah vena campuran ke paru-paru dimana darah tersebut mengambil bagian dalam pertukaran gas.sistem lain dari sirkulasi paru-paru adalah bahwa sirkulasi paru-paru ini adalah suatu sistem tekanan rendah atau resistensi rendah di hubungkan dengan sirkulasi sistemik. Tekanan darah sistemik 120/80 mmHg sedangkan tekanan darah pulmonary (PAP) sekitar 25/10 mmHg dengan tekanan rata-rata sekitar 15 mmHg.
FISIOLOGI
1.      Pernafasan paru-paru (Pernafasan Pulmoner)merupakan pertukaran oksigen dan karbondioksida yang terjadi pada paru-paru. Pernafasan melalui paru-paru atau pernafasan eksterna, oksigen diambil melalui mulut dan hidung pada waktu bernafas dimana oksigen masuk melaluyi trakea sampai alveoli berhubungan dengan darah dalm kapiler pulmonary,alveoli memisahkan oksigen dari darah,O2 menembus membrane, diambil oleh sel darah merah bawa ke jantung di pompakan keseluruh tubuh.
          Fungsi utama pernafasan adalah untuk memperoleh O2 agar dapat digunakan oleh sel-sel tubuh dan mengeliminasi CO2 yang di hasilkan oleh sel.
2.      Ventilasi
Udara bergerak masuk dan keluar paru-paru karena ada selisih tekanan yang terdapat antara atmosfer dan alveolus akibat mekanik dari otot-otot. Selama inspirasi, volume toraks bertambah besar karena diafragma turun dan iga terangkat akibat kontyraksi beberapa otot yaitu otot sternocleudomastoideus mengangkat seternum keatas dan otot serratus,skaienes dan intercostalis eksternus mengangkat iga-iga. Dibawah ini adalah mekanisme inspirasi , yaitu :
a.       Beberapa otot-otot pernafasasn berkontraksi . salah satunya adalah diafragmadan otot intracosta eksternal.
b.      Rongga dada akan mengembang ketika otot-otot pernafasan berkontaksi dan diafragma mengerut.
c.       Otot abnomen harus dalam keadaan relaksasi ketika diafragma menurut/berkontaksi.
d.      Meningkatnya ukuran rongga dada menyebabkan penurunan tekanan di dalam rongga sampai 4 mmHg.
Ekspirasi (exhalasi) atau menghembuskan udara dari paru-paru, terjadi dengfan mekanisme sebagai berikut:
a.       Otot intraskosta eksterna dan diaphragm sekresi, diikiuti rongga dada kembali dalam posisi semula
b.      Otot abnomen kontraksi, mendorong abnomen kea rah diaphragma, dan menyebabkan peninggkatan tekanan dalam rongga dada.
c.       Paru-paru berkontraksi sehingga udara akan keluar.
3.      Difusi
Transper oksigen dan karbondioksida melintasi membran alveolus-kapiler yang yang tipis. Tekaanan parsial oksigen dalam atmosfer pada permukaan laut besarnya sekitar 149 mmHg (21% dari 760 mmHg).pada waktu oksigen di inspirasi dan sampai di alveolus makan tekanan parsial ini akan mengalami penurunan sampai sekitar 103 mmHg. Dalam keadaan beristirahat normal , difusi dan kesimbangan oksigen di kapiler darah paru-paru dan alveolus berlangsung kira-kira 0,25 detik dari total waktu kontak selama 0.75 detik.
4.      Trasfortasi Gas
Adalah perubahan gas antara alveoli dan kapiler dalam paru-paru , dan antara sel dan kapiler di dalam jaringan tubuh . pertama perubahan yang dinamakan external respirasi dan kedua internal respirasi.
          Eksternal respirasi adalah paru-paru lebih kaya CO2 dan miskin O2 dari pada udara diluar. Sedangkan internal respirasi adalah ketika darah yang mengandungO2  mencapai aktif sel yaitu didalam sel dan metabolisme respirasi dinamakan internal respiration.
5.      Reflex Bersin 
Rangsangan yang menimbulkan reflex bersin adalah iritasi dalam saluran hidung, implus eferen berjalan dalam nervus kelima menuju medulla, dimana reflex dicetuskan.


B.     PENGKAJIAN UMUM SISTEM PERNAPASAN
Perawat yang memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem pernapasan melakukan dan menginterprestasi berbagai prosedur pengkajian. Proses pengkajian keperawatan harus dilakukan dengan sangat individual (sesuai masalah dan kebutuhan klien saat ini). Karena tubuh bergantung pada sistem pernapasan untuk dapat hidup. Pengkajian pernapasan mengandung aspek penting mengevaluasi kesehatan klien.sistem pernapasan terutama berfungsi untuk mempertahankan oksigen dan karbondioksida dalam paru-paru dan jaringan serta untuk mengatur keseimbangan asam basa.

Riwayat Kesehatan
Diawali dengan mengumpulkan informasi tentang data biografi yang mencakup nana,usia,jenis kelamin,dan situasi kesehatan klien. Data demografi biasanya di catat pada folmulir pengkajian rumah sakit atau klinik.
     Riwayat pernafasan mengandung informasi tentang kondisi klien saat ini dan masalah-masalah pernapasan sebelumnya. Wawancarai keluarga dan fokuskan pada manifestasi klinik tentang keluhan utama,peristiwa yang mengarah pada kondisi saat ini, riwayat kesehatan dahulu,riwayat kesehatan keluarga dan riwayat psikososial. Ajukan pertanyaan yang mengarah pada aktivitas sehari-hari klien , (misalnya : apakah anadda mampu membawa belanjaan sendiri? Apakah anda  mampu memrapihkan tempat tidur anda sendiri? ). Kumpulkan riwayat pernapasan ytang lengkap sesuai dengan kondisi klien. Mengajukan pertanyaan secara detail akan memberikan petunjuk yang bermanfaat tentang (1) manifestasi ganguan pernapasan ,(2) tingkat disfungsi pernafasan, (3) pengertian klien dan keluarga tentang kondisi dan penatalaksanaanya , dan (4) sistem pendukung dan kemampuan keluarga untuk mengatasi kondisi.




Gejala Saat Ini
Keluhan Utama
Untuk menetapkan prioritas intervensi keperawatan untuk mengkaji tingkat pemahaman klien tentang kondisi kesehatanya saat ini. Keluhan umum penyakit pernapasan mencakup dipnea,batuk, pembentukan sputum,hemoptisis,mengi, dan nyeri dada. Fokuskan pada manifestasi dan prioritaskan pertanyaan untuk mendapatkan suatu analisa gejala.
Analisis Gejala
Untuk mendapatkan riwayat sistem pernafasan yang sempurna , penting sekali mengkaji karakteristik setiap manifestasi klinis yang tampak.jika klien mengambarkan gejala pernapasan tertentu, kaji setting,waktu,persepsi kilen,kualitas dan kuantitas sputum, lokasinya, faktor-faktor yang memperburuk dan yang meredakan, serta manifestasi yang berkaitan.
Riwayat Kesehatan Masa Lalu
     Memberikan informasi tentang riwayat kesehatan klien dan anggota kluarganya. Kaji klien terhadap kondisi kronis manifestasi pernapasan, misalnya batuk,dipnea,pembentukan sputum,atau mengi karena kondisi ini memberikan petunjuk tentang penyebab masalah baru. Tanyakan klien tentang kejadian TBC, bronchitis, influenza, asma, pneumonia, dan frekuensi infeksi saluran pernapasan bawah setelah terjadi infeksi saluran pernapasan atas. Tanyakan klien tentang perawatan di rumah sakit atau pengobatan pernapasan sebelumnya, tanyakan apakah klien pernah menjalani pemeriksaan rotgen dan kapan , apakah pemeriksaan diagnostik pulmonal dilakukan. Tanyakan klien adakah riwayat keluarga tentang penyakit pernapasan . misalnya : asma,emfisema atau penyakit paru obstruksi kronis (PPOK),kanker paru,TBC,infeksi pernafasan atau alergi sebutkan usia dan penyebab kematian anggota keluarga. Tanyakan apakah ada anggota yang perokok.



Riwayat Psikososial
     Dapatkan informasi tentang aspek-aspek psikososial klien yang mencakup lingkungan,pekerjaan, letak geografi, kebiasaan, pola olahraga, dan nutrisi. Identifikasi semua agens lingkungan yang mungkin mempengaruhi kondisi kilen, lingkungan kerja,dan hobi.

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksan fisik dilakukan setelah  pengumpulan riwayat kesehatan. Gunakan teknik inspeksi,palpasi,dan auskultasi.
INSPEKSI
Perhatikan distress pernapasan saat ini : posisi yang nyaman, takipnea, mengap-mengap, sianosis, mulut terbuka, cuping hidung mengembang, dipsnea, warna kulit wajah dan bibir, dan penggunaan otot-otot sistem pernapasan. Perhatikan resiko inspirasi dan ekspirasi, karena lamanya ekspirasi normaldua kali dari lamanya inspirasi normal, maka resiko normal ekspirasi:ekspirasi 2:1. Amati pola berbicara.
     Amati penampilan umum klien, frekuensi serta pola pernapasan, dan konfigurasi toraks.

PALPASI
Dada di palpasi untuk mengevaluasi kulit dan dinding dad. Palpasi dada dan medulla spinalis adalah teknik skrining umum untuk mengidentifikasi adanya abnormalitas seperti inflamasi.palpasi dinding dada, kaji adanya krepitus (udara dalam jaringan subkutan), defek atau nyeri tekan dinding dada, tonus otot,edema dan fremitus taktil atau vibrasi gerakan udara melalui dada ketika klien sedang berbicara.



PERKUSI
     Pengetukan dinding dada antara iga menghjasilkan berbagai bunyi yang digambarkan sesuai dengan sifat akustiknya-resonan, hiperesonan, pekak, datar,atau timpani. Bunyi resonan terdengar dia tatas jaringan paru normal. Bunyi hiperesonan terdengar pada adanya peningkatan udara dalam paru-paru atau spesium pleural , biasa di temukan pada pasien emfisema dan pneumotoraks. Bunyi pekak terjadi diatas jaringan paru yang padat, seperti pada tumor atau konsolidasi jaringan paru biasanya terdengar dia tas jantung dan hepar .bunyi datar akan terdengar saat perkusi dilakukan pada jaringan yang tidak mengandung udara. Bunyi timpani biasanya terdengar di atas lambung, usus besar. Perkusi juga dilakukan untuk mengkaji ekskurasi diafragma.

AUSKULTASI
Mampu mengkaji karakter bunyi nafas melalui mulut adanya bunyi napas tambahan, dan karakter suara yang diucapkan atau dibisikan. Bunyi napas normal disebut vaskuler,bronchial,dan bronkhovasikular.
     Perubahan dalam bunyi napas yang mungkin menandakan keadaan patologi. Termasuk penurunan atau tidak terdengar bunyi napas, peningkatan bunyi napas, dan bunyi napas saling mendahului atau yang dikenal dengan bunyi adventiosa. Peningkatan bunyi napas akan terdengar bila kondisi seperti atelektasis dan pneumonia peningkatan desistas(kekebalan) jaringan paru. Penurunan atau tidak terdengarnya bunyi napas terjadi bila transmisi gelombang bunyi yang melewati jaringan paru atau dinding dada berkurang.

C.     PENYAKIT / GANGGUAN YANG MUNCUL PADA SISTEM PERNAPASAN
Karsinoma bonkhogenik atau kanker paru dapat berupa matastasis atau lesi primer. Tumor ganas dapat di temukan di bagian tubuh mana saja . matastasis pada kolon dan ginjal merupakan tumor ganas yang paling sering di temukan di klinik, keduanya, dapat menyebabkan kanker paru. Matastesis pada sering di temukan lebih dulu sebelum lesi primernya diketahui. Hal yang berbahaya adalah pada keadaan klinis lokasi lesi primer sering tidak di ketahui selama hidup klien.

a.       Faktor resiko
1.      Merokok
2.      Polusi udara
3.      Polusi lingkungan kerja
4.      Rendahnya asupan vitamin A
5.      Faktor herediter

b.      Patologi
Karsinoma pada sel skumosa merupakan karsinoma bronkhogenik histologi yang paling sering di temukan . kanker ini di temukan pada permukaan sel epitel bronchus. Perubahan epitel-termasuk metaplasia terjadi akibat keganasan merokok jangka panjang-secara khas mendahului timbulnya tumor. Karsinoma sel skuamosa biasanya terletak sentral di sekitar hilus dan menonjol kedalam bronchi besar. Diameter tumor jarang melampui beberapa sentimeter dan cenderung menyebar secara langsung ke kelenjar getah bening hilus, dinding dada,dan mediastinum. Karsinoma  sel skuamosa sering kali disertai batuk hemoptisis akibat iritasi atau ulserasi ,pneumonia dan pembentukan abses akibat obstruksi dan infeksi sekunder. Karena tumor ini cenderung agak lamban dalam bermetastasis, maka pengobatan dini dapat mengobati prognosis.
Rata-rata lama hidup pasien dengan kanker paru mulai dari diagnosis awal 2-5 tahun. Alas an untuk lanjut hidup yang lambat ini adalah pada saat kanker paru terdiagnosia, sudah metastase ke daerah limfatik ddan lainnya. Pada pasien lansia dan pasien dengan penyakit lain, lama hidup mungkin lebih pendek . sistem pernapasan berubah sesuai bertambahnya usia dan menurunkan kemampuan individu tersebut untuk bertahan terhadap stress yang berhubungan dengan karsinoma matastase. Rerata lama perawatan (RLP) terhadap klasifikasi kelompok diagnostik yan berhubungan (KDB) dari karsinoma paru adalah 6,0 hari (Lorenz,1991).

c.       Macam-macam karsinoma
1.      Adenokarsinoma
2.      Karsinoma sel besar
3.      Karsinoma sel kecil

            PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.      Foto dada menunjukan sisi lesi
2.      Analisa sputum untuk sitologi untuk menyatakan sel kanker. Tiga specimen yang diambil saat bangun pagi biasanya diperlukan tes ini.
3.      Skan tomografi computer dan tomogram paru menunjukan lokasi tumor dan ukuran tumor.
4.      Bronkoskopi dapat dilakukan untuk memperoleh sampel untuk biopsy dan mengumpulkan hapusan bronchial tumor yang terjadi di cabang tumor.
5.      Aspirasi dengan jarum dan biopsy jaringan paru dapat dilakukan jika pemeriksaan radiologi menunjukan lesi di paru-paru perifer.
6.      Radionuklied scan  terhadap organ-organ lain menentukan luasnya metastase (otak,hepar,tulang dan limfe).
7.      Mediastinoskopi menentukan apakah tumor telah metastase ke nodus limfe mediastinum.






PATOFLOW
Faktor predisposisi inhalasi zat karsinogen dari : merokok,bahaya industry,dan polusi udara
Perubahan epitel termasuk metaplasia
Sel-sel ganas yang besar dan berdiferensiasi
Perubahan epitel silia dan mukosa/ulserasi bronchus

Kanker lumen bronchus pada bagian distal dan proksimal

Peningkatan produksi sekret dan penurunan kemampuan batuk efektif

Sumbatan parsial atau total

Ketidakefektifan bersihan jalan napas


Wheezing unilateral
Bronkiektosis/Atelektasis







Ketidakefektifan pola napas dan gangguan pertukaran gas

Keluhan sistemis,mual,intake nutrisi tidak adekuat,malaise,kelemahan dan keletihan fisisk,kecemasan,ketidaktahuan akan prognosis

Metastasis ke pleura,sirkulasi arterial,struktur mediastinum,dan dapat menimbulkan suara serak





·         Perubahan penemuan nutrisi kurang dari kebutuhan.
·         Gangguan pemenuhan ADL.
·         Kecemasaan
·         Ketidaktahuan/pemenuhan informasi

Nyeri pleuritis kerusakan komunikasi verbal.
Tinddakan invasive : kemotrapi dan radiotrapi








Nyeri gangguan komunikasi verbal koping individu tidak efektif












RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Analisa Data
DATA
ETIOLOGI
MASALAH
DS : klien mengatakan batuk menetap
DO :Hemoptoe,AGD Abnormal,ronki/rales,warna kulit abu-abu atau sianosis,dispnea,ortopnea,penggunaan otot-otot sensori untuk bernapas.
Faktor predisposisi inhalasi zat karsinogen dari : merokok,bahaya industry,dan polusi udara
Perubahan epitel termasuk metaplasia
Sel-sel ganas yang besar dan berdiferensiasi
Perubahan epitel silia dan mukosa/ulserasi bronchus
Kanker lumen bronchus pada bagian distal dan proksimal
Wheezing unilateral
Bronkiektosis/Atelektasis
gangguan pertukaran gas
Gangguan pertukaran gas






Intervensi
Rasional
1.      Pantau :
·         Status pernapasan tiap 8 jam
·         Hasil pemeriksaan fungsi paru-paru dan AGD
Untuk menidentifikasi indikasi perkembangan dan penyimpanagan dari hasil yang diharapkan.
2.      Ketika terjadi episode dispnea:
·         Berikan oksigen lembab tambahan
·         Implementasiakn tindakan untuk menurunkan tingkat ansietas denagn membantu pasien agar pasien merasa dalam keadaan terkontrol. Tetaplah melakukan pendekatan dengan tenang dan penuh percaya diri. Temani pasien dengan intruksikan untuk bernapas berlahan dan dalam
·         Pertahankan posisi tegak.
Pemberian oksien tambahan membantu menurunkan upaya untuk bernapas dengan meningkatkan jumlah oksigen yang tersedia kejaringan. Perasaan tercekik seringkali muncul, ketika terjadi periode dipsnea. Hal tersebut dapat mencetuskan ansietas dan ansietas dapat diturunkan jika pasien pasien merasa terkontrol dan berinteraksi dengan member perawaatan yang tenang dan meyakinkan. Posisi tegak memungkinkan ekspansi paru lebih penuh dengan menurunkan tekanan abnomen pada diafragma.
3.      Konsul dokter untuk rujuakan bagian terapi pernapasan untuk tindakan nebulizer atau pernapasan tekanan positif intermiten (PTPI) bila kogesti paru menetap.
Ahli terapi pernapasan adalah spesialis dalam  pemeriksaan fungsi paru dan modalitas terapi.
4.      Siapkan pasien untuk torasentesis jika dipesankan, sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang ada.
Torasentesis dilakukan oleh dokter. Torasentesis meliputi memasukan jarum denagn diameter besar ke ruang pleura, untuk mengelurkan kelebihan cairan di rongga pleura, sehingga memungkinkan pengembangan paru lebih baik.























BAB III
KESIMPULAN

Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien ISK (Infeksi Saluran Kemih) adalah :
1.      Gangguan rasa nyaman.
2.      Peningkatan suhu tubuh.
3.      Perubahan pola eliminasi urine dan,
4.      Kurang pengetahuan tentang penyakit.
Berdasarkan rasa nyeri, dengan memberikan tindakan agar rasa nyeri pasien berkurang, suhu tubuh pasien normal, pola eliminasi normal, dan meningkatnya pengatahuan pasien mengenai penyakit ISK ini.

















DAFTAR PUSTAKA

Niluh Gede Yasmin Asih, S.Kp dan Christantie Effendy, S.Kep. Keperawatan Medikal Bedah Dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta : EGC, 2003.
Ani Haryani,S.Kep.,Ners dkk. Anatomi Fisiologi Manusia. Bandung : CV.Cakra,2009.
Dra. Suharyati Samba, S.Kp., dkk. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Vol 1. Jakarta : EGC,1998.
Arif Muttaqin. Medikal Bedah Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gengguan Sistem Pernapasan. Jakarta : Salemba Medika,2007 
Irman Somantri. Medikal Bedah Asuhan Keperawatan Pda Pasien Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta : Salemba Media, 2007.





0 komentar:

Post a Comment