Tuesday, April 12, 2016

resume sistem perkemihan


RESUME SISTEM PERKEMIHAN
PRAKTIK KEPERAWATAN DEWASA

RINA NINGSIH
1013031081


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
STIKes FALETEHAN SERANG-BANTEN
 2015-2016




A.  ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PERKEMIHAN
Sistem perkemihan disebut juga urinary sistem atau  renal system. Terdiri dari :
1.    Dua buah ginjal yang membuang zat-zat sisa metabolisme atau  zat yang berlebihan dalam tubuh serta membentuk urin.
2.    Dua buah ureter yang mentransport urin ke kandung kencing/bladder.
3.    Kandung kencing/bladder sebagai tempat penampungan urin
4.    Uretra merupakan saluran yang mengalirkan urine dari bladder/kandung kencing keluar tubuh.
Ginjal memfiltrasi ± 1700 liter darah/ 24 jam. Satu ginjal memiliki ± 1 juta nefron.
Ukuran ginjal memiliki panjang sekitar 11, 25 cm, lebar 5 cm, tebal sekitar 2,5 cm.
Lapisan –lapisan  pembungkus ginjal :
a.    Bagian dalam disebut capsula renalis yang  berlanjut dengan lapisan permukaan ureter.
b.   Bagian tengah disebut capsula adiposa yang  merupakan  jaringan lemak untuk melindungi ginjal dari trauma.
c.    Bagian luar disebut fascia renalis (jaringan ikat) yang membungkus ginjal dan menghubungkanya dengan dinding abdomen posterior. Jaringan flexsibel sehingga memungkinkan ginjal bergerak dengan lembut saat diafragma bergerak waktu  bernafas, mencegah penyebaran infeksi ginjal yang berasal dari fascia renalis terdiri atas fascia renalis anterior dan fascia renalis posterior.
Anatomi Internal                                            
Dari dalam keluar, anatomi internal ginjal adalah renal pelvis, medulla dan korteks
a.    Renal pelvis merupakan ruang penampung yang besar yang menghubungkan medulla dengan ureter. Renal pelvis memiliki percabangan yaitu kaliks mayor dan kaliks minor. Masing-masing ginjal memiliki sekitar 2-3 kaliks mayor dan 8-18 kaliks minor.
b.   Medulla renalis merupakan  bagian tengah ginjal, terdiri dari 8-18 piramida. Bagian apeks dari piramida adalah papilla. Piramida terdiri dari tubulus dan duktus kolektifus dari nefron. Tubulus pada piramida berperan dalam  reabsorbsi zat-zat yang terfiltrasi. Urin berjalan dari medulla ke kaliks minor, kalik mayor dan renal pelvis. Dari renal pelvis urin ke ureter dan masuk kandung kencing.
c.    Cortex renalis : paling luar dari ginjal terdiri dari area kortikel dan area juxtamedullari. Mempunyai kapiler-kapiler menebus medula melalui piramid membentuk renal kolum. Kolum terdiri dari tubulus ginjal yang mengalirkan urin ke kaliks minor.
Nefron :
Nefron merupakan unit fungsional pada ginjal. Masing-masing ginjal memiliki sekitar 1 juta nefron, nefron terdiri dari lima komponen :
1.   Kapsula bowman dan glomelurus merupakan tempat terjadinya filtrasi
2.   Tubulus proxsimal : tempat reabsorpsi dan beberapa sekresi
3.   Lengkung henle : tempat pengeceran dan pemekatan urin terjadi.
4.   Tubulus distal : reabsopsi dan lebih banyak sekresi.
5.   Duktus kolektifus : pemekatan urin dan menyalurkan  urin ke renal pelvis.

Sistem perkemihan terdiri atas beberapa organ yaitu ginjal, ureter, vesika urinari (kandung kemih), ureter.
Ginjal  : fungsi vital ginjal ialah sekresi air kemih dan pengeluaranya dari tubuh manusia. Ginjal juga merupakan salah satu dari mekanisme terpenting hemeostatis. Ginjal berperan penting dalam pengeluaran zat-zat toksin/racun, memperlakukan suasana keseimbangan air. Mempertahankan asam basa cairan  tubuh, dan mempertahankan kesimbangan  garam-garam dan zat-zat dalam darah.
Bentuk ginjal kiri lebih besar dari ginjal kanan. Ontogenesis, berasal dari mesoderm, terletak dalam rongga perut pada daerah retroperitoneal, disebelah kanan dan kiri dari kolumna vetebralis dan melekat langsung  pada dinding belakang abdomen. Ginjal kanan terletak lebih rendah dari ginjal kiri, karena adanya hati disebelah kanan dan menekan kebawah. Bila ginjal dibelah 2, secara longitudinal (memanjang), dapat terlihat. Bagian luar yang bercak-bercak disebut korteks, serta bagian dalam yang bergaris-garis disebut medula.medula terdiri dari bangunan-bangunan yang berbentuk kerucut yang disebut renah piramid.
Proses pembentukan urin diawali dengan masuknya darah melalui vas aferen ke dalam glomerolus clan keluar melalui vas eferent. Bagian yang  menyerupai bentuk batang yang terdiri dari tubulus kontortus proksimal, hansa henle, tubulus kontartus distal, tubulus koligentes. Pada bagian-bagian batang ini terjadi proses filtrasi, reabsopsi dan sekresi.

Proses filtrasi :
Terjadi pada glomelurus karena permukaan aferen lebih began daripada permukaan eferen. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya penyaringan darah. Pada  proses ini yang tersaring adalah bagian cair dari daerah kecuali protein.selanjutnya cairan tersebut, yaitu air, glukosa, natrium, klorida, sulfat, dan bikarbonat. Ditampung oleh simpai bowman yang selanjutnya diteruskan ketubulus-tubulus ginjal.
Proses reabsorbsi :
Terjadi pada tubulus-tubulus ginjal. Terjadi penyerapan kembali dari sebagian air, glukosa, atrium, klorida, sulfat, bikarbonat dan beberapa ion bikarbonat. Pada tubulus bagian atas, terjadi proses pasif (reabsorbsi obligatori). Pada tubulus ginjal bawah terjadi proses aktif (fakultatif  reabsorbsi) yang menyerap kembali natrium dan ion bikarbonat.
Sekresi Tubulus
Banyak zat seperti hidrogen, kalium kratinin, amonia, dan asam organik berpindah dari daerah dikapiler pertibular kedalam tubulus sebgai filtrat. Zat lain yang disekresikan juga seperti obat-obatan dan zat-zat lain yang tidak dibutuhkan oleh tubuh. Proses sekresi ini juga penting dalam mengatur keseimbngan asam  basa.
Pelvis renalis ( piala ginjal ) merupakan bagian dari ginjal dengan duktus papilaris bellini bermuara pada renalis yang menyebabkan terbentuknya area kribiformis pada papila ginjal.
Ureter
Air kemih disekresi oleh ginjal, dialirkan ke vesika urinaria (kandung kemih) melalui ureter. Ureter berada pada kiri dan kanan kolumna vetebralis (tulang punggung) yang menghubungkan pelvis dengan kandung kemih. Panjang ureter kurang lebih 30 cm dan berdiameter  0,5 cm.
Vesika urinari
Aliran urine dari ginjal akan bermuara kedalam kandung kemih (vesika urinaria). Kandung kemih merupakan kantong yang dapat menggelembung seperti balon karet, terletak dibelakang simfisis pubis, didalam rongga panggul. Bila terisi penuh, kandung kemih dapat terlihat sebagian keluar dari rongga panggul. Kandung kemih berbentuk seperti  kerucut. Bagian-bagianya  ialah  verteks, fundus, dan korpus. Bagian verteks adalah bagian yang meruncing ke arah depan dan berhubungan dengan ligamentum vesiko umblikali medius. Bagian fundus merupakan bagian yang menghandap kearah belakang dan bawah. Bagian korpus berada diantara verteks dan fundus. Bagian fundus terpisah dari rektum oleh spasium rektovesikula yang terisi oleh jaringan ikat, duktus deferens, vesikula seminalis. Dinding kandung kemih terdiri dari tiga lapisan otot polos dan selapis mukosa yang berlipat-lipat. Pada dinding belakang lapisan mukosa, terlihat bagian yang  tidak berlipat, daerah ini disebut trigonum liestaudi.
Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang berfungsi menyalurkan air kemih ke luar dan juga untuk menyalurkan semen. Pada laki-laki, uretra berjalan berkelok-kelok, menembu  prostat, kemudian  melewati tulang pubis, selanjutnya menuju ke penis. Oleh karena itu, pada laki-laki, uretra terbagi menjadi 3 bagian, yaitu pars proetalika, pars membranosa, dan kavernosa. Muara uretra ke arah dunia luar disebut meatus. Pada perempuan, uretra terletak dibelakang simfiis pubis, berjalan miring,  sedikit keatas, panjangnya kurang lebih 3-4 cm. muara uretra pada perempuan berfungsi sebagai saluran ekskreti.

B.  PEMERIKSAAN PENUNJANG UMUM PADA SISTEM PERKEMIHAN
1.    Kidney, Ureter dan bladder
Pemeriksaan radiologi abdomen yang dikenal dengan istilah KUB dapat dilaksanakan untuk melihat ukuran, bentuk serta posisi ginjal yang mengidentifikasi semua kelainan seperti batu dalam ginjal atau traktus urinarius, hidronefrosis (distensi pelvis ginjal), kista, tumor, atau pergeseran ginjal akibat abnormalitas pada jaringan sekitarnya.
2.    Pemindaian CT  MRI
Merupakan tekhnik noninvasif yang akan memberikan gambar penampang ginjal serta saluran kemih yang sangat jelas. Kedua pemeriksaan ini akan memberikan informasi tantang luasnya lesi invasif pada ginjal.
3.    Urografi intravena
Pemeriksaan urografi intavena yang juga dikenal dengan nama intravenous pylorgam (IVP) me mungkinkan visualisasi ginjal, ureter, kandung kemih.
4.    Sistogram
Sebuah kateter dimasukan kedalam kandung kemih, dan kemudian media kontras disemprotkan untuk melihat garis besar dinding kandung kemih serta membantu dalm mengevaluasi refluks vesikouretral (aliran balik urin dari kandung kemih kedalam salah satu atau kedua ureter ). Sitogram juga dilakukan bersama dengan perekaman tekanan yang dikerjakan bersamaan dengan didalam kandung kemih
5.    Sistouretrogram
Menghasilkan visualisasi uretra dari kandung kemih yang bisa dilakukan melalui penyuntikan retrograd media kontras kedalam uretra serta kandung serata kandung kemih atau pemeriksaan dengan sinar X sementara pasien mengekskresikan media kontras.
6.    Ultrasound
Adalah pemeriksaan USG menggunakan gelombang suara yang dipancarkan  kedalam tubuh untuk mendeteksi abnormalitas. Organ-organ dalam sistem perkemihan akan menghasilkan gambar-gambar ultrasound yang khas. Abnormalitas seperti akumulasi cairan, massa malforasi, perubahan ukuran organ maupun obstruksi dapat diidentifikasi. Pemeriksaan USG merupakan tekhnik noninfasif yang tidak memerlukan persiapan khusus kecuali menjelasakan prosedur dan tujuan kepada pasien.

C.     PENGKAJIAN PADA SISTEM PERKEMIHAN
1.      Pengkajian umum pada sistem pencernaan
Pengkajian keperawatan merupakan  langkah pertama yang dilakukan oleh perawat untuk mendapatkan data subjektif dan objektif yang dilakukan secara sistematis.
a.       Wawancara
Adalah mendapatkan informasi yang diperlukan dalam mengidentifikasi dan merencanakan tindakan keperawatan, dan  memberi kesempatan pada perawat untuk mulai mengembangkan hubungan saling percya dengan pasien.
Adapun data-data yang dikumpulkan selama fase wawancara terkait pengkajian keperawatan system perkemihan adalah sebagai berikut :
b.   Identitas
Nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, status marital, alamat, penanggung jawab, hubungan dengan klien.
c.    Keluhan utama : alesan utama  mengapa  ia datang kerumah sakit. Adanya rasa nyeri , kaji  lokasi, karakter faktor-faktor  yang  memicu rasa nyeri  dan
d.   Riwayat kesehatan sekarang
Penyakit yang dirasakan saat ini, bagaimana frekuensi miksinya apakah terdapat poliun, oligun, nokturi, urin keluar secara menetes atau impotinentia.
e.    Riwayat dahulu
Terapi atau perawatan rumah sakit yang pernah dialami untuk menangani infeksi traktus urinarius, dan berapa lama pernah dirawat.
Kaji juga riwayat merokok dapat mengakibatkan risiko kanker kandung kemih. Angka kejadian tumor kandung kemih empat kali lebih tinggi pada perokok daripada bukan perokok.
f.    Riwayat   keluarga
Kaji adanya riwayat penyakit ginjal atau kandung kemih dalam keluarga (polisistikrenal), abnormalitas kongenital saluran kemih.
Kaji adanya masalah eliminasi yang dikaitkan dengan kebiasaan keluarga
g.   Riwayat kesehatan sosial
Kaji riwayat pekerjaan, apakah terpapar oleh bahan-bahan kimia seperti phenol dan ethylene glycol. Bau ammonia dan kimia organic dapat meningkatkan resiko kanker kandung kemih. Pekerja tekstil, pelukis penata rambut dan pekerja industri mengalami resiko tinggi terkena tumor kandung kemih. Seseorang yang lebih sering duduk cenderung mengalami statis urin sehingga dapat menimbulkan infeksi dan batu ginjal.
Kaji juga tempat tinggal pasien , dataran tinggi lebih berisiko terjadi batu saluran kemih karena kandungan mineral meningkat dalam tanah dan air didaerah.
2.      Pemeriksaan fisik
a.    Inspeksi
Kaji kulit dan membran mukosa, catat warna, turgor, tekstur, dan pengeluaran keringat.
Kaji mulut, wajah dan abdomenya, pasien posisi terlentang, catat ukuran, kesimetrisan, adanya massa atau pembengkakan, kembung. Kulit dan membran mukosa yang pucat, indikasi gangguan ginjal yang menyebabkan anemia. Tampak ekskoriasi, memar, tekstur kulit kasar atau kering. Penurunan turgor kulit merupakan indikasi dehidrasi. Edema indikasi retensi dan penumpukan cairan, stomatis, napas bau amonia.
b.   Palpasi
-  Kaji ginjal kiri biasanya jarang teraba, meskipun demikian harus palpasi ginjal untuk mengetahui ukuran dan sensasi.
-  Jangan lakukan palpasi bila ragu karena dapat menimbulkan kerusakan jaringan.
-  Posisi pasien supinasi, palpasi dilakukan dari sebelah kanan
-  Letakan tangan kiri dibawah abdomen diantara tulang iga dan lengkung iliaka, tangan kanan dibagian atas, mengkilap dan tegang, indikasi retensi cairan atau ascites. Distensi kandung kemih, pembesaran ginjal, kemerahan, ulserasi, bengkak atau adanya cairan, indikasi insfeksi. Pada laki-laki biasanya terdapat devisiasi meatus urinari seperti defek kongenital
-  Jika terjadi pembesaran ginjal, maka dapat mengarah ke neoplasma atau patologis renal yang serius
c.    Perkusi
-  Atur posisi klien duduk membelakangi pemeriksa
-  Letakan telapak tangan  tidak dominan diatas susut kostovetebral (CVA), lakukan perkusi atau tumbukan diatas telapak tangan dengan menggunakan kepalan tangan dominan.
-  Ulangi prosedur untuk ginjal kanan, jika kandung kemih penuh maka akan teraba lembut, bulat, tegas, dan sensitif. Tenderness dan nyeri pada perkusi CVA merupakan indikasi glomerulonefritis atau glomerulnefrosis.
-  Secara normal kandung kemih tidak dapat diperkusi, kecuali volume urin diatas 150 ml. jika terjadi distensi maka kandung kemih dapat diperkusi sampai setinggi umbilicius.
-  Sebelum melakukan perkusi kandung kemih, lakukan palpasi untuk mengetahuifundus kandung kemih, setelah itu lakukan perkusi diatas region suprapubic.
-  Jika kandung kemih penuh atau sedikitnya volume urin 500 ml, maka akan terdengar bunyi dullnes (redup) diatas simpysis pubis.


d.   Auskultasi
-  Gunakan diafragma stetoskop untuk mengauskultasi bagian atas sudut kostovetebral dan kuadran atas.
-  Abdomen jika terdengar bunyi bruit (bising) pada aorta abdomen dan arteri renalis, maka indikasi adanya gangguan aliran darah  keginjal ( stenosis arteri ginjal).

D.  GANGGUAN PADA SISTEM PERKEMIHAN
Gagal ginjal kehilangan kemampuan untuk mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh dalam keadaan asupan makanan normal. Gagal ginjal biasanya dibagi menjadi dua kategori yaitu kronik dan akut. Gagal ginjal kronik merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif dan lambat pada setiap nefron (biasanya berlangsung beberapa beberapa tahun dan tidak reversible ), gagal ginjal akut seringkali berkaitan dengan penyakit kritis, berkembang sepat dalam  hitungan beberapa hari hingga minggu, dan biasanya reversible bila pasien dapat bertahan dengan penyakit kritisnya.
















E.     PATOFISIOLOGI

Vaskular

Arteri skerosis

Suplay darah ginjal turun
 


GFR turun

GGK

Sekresi protein terganggu

Sindrom uremia

Gangguan keseimbangan
asam basa

Prod asam lambung naik

Nausea vomitus                                   iritasi lambung

                                                      ketidakseimbangan nutrisi               Resiko infeksi
             kurang dari kebutuhan tubuh




F.      ANALISA DATA
No
Data
Etiologi
Masalah
1
Data :
- Nyeri abdomen
- Kram abdomen
- Bising usus hiperaktif
- Membrane mukosa pucat
Vaskular

Arteri skerosis

Suplay darah ginjal turun

GFR turun

GGK

Sekresi protein terganggu

Sindrom uremia

Gangguan keseimbangan
asam basa

prod asam lambung naik

nausea vomitus

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2
Data :
-   Pertahan tubuh yang tidak adekuat
-   Penurunan hemoglobin
Vaskular

Arteri skerosis

Suplay darah ginjal turun

GFR turun

GGK


Sekresi protein terganggu

Sindrom uremia

Gangguan keseimbangan
asam basa

prod asam lambung naik

iritasi lambung

Resiko infeksi

Resiko infeksi











G.    INTERVENSI
No
Diagnosa keperawatan
Perencanaan
Tujuan  (NOC)
( NIC)
1
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berdasarkan dengan mual dan muntah
·   Nutritional status : food and fluid and intake
·   Weight control
Kriteria hasil :
-  Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
-  Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
-  Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
-  Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
-  Menunjukan peningkatan fungsi pengecapan dan menelan
-  Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti

Nutrition Management
-  Kaji adanya alergi makanan
-  Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C
-  Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi
-  Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
Nutrition Monitoring
-  BB pasien dalam batas normal
-  Monitor adanya penurunan berat badan
-  Monitor mual dan muntah
2
Resiko infeksi berdasarkan dengan kerusakan integritas kulit
·      Immune status
·      Knowledge infection control and risk control
Kriteria hasil :
-  Klien bebas dari tanda dan gejala
-  Menunjukan  kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
-  Jumlah leukosit dalam batas normal
-  Menunjukan perilaku hidup sehat
Infection control
-  Bersihkan lingkungan setelah dipakai oleh pasien lain
-  Instrusikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung dan setelah berkunjung
-  Monitor kerentanan terhadap infeksi
-  Ajarkan cara menghindari infeksi















DAFTAR PUSTAKA
Ani Haryani Skep Ners dkk. Anatomi Fisiologi Manusia. Bandung CV.Cakra, 2009.
Www. Academia.edu/7377342/pengkajian-sistem-perkemihan        
Syafuddin. 2006. Anatomi fisiologi untuk mahasiswa perawat edisi 3 – Jakarta : EGC
Amin Huda Nuralif dan Hardhi Kusuma, Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa medis Dan NANDA NIC –NOC, Jogjakarta : Medication Jogja, 2015


0 komentar:

Post a Comment