Tuesday, April 12, 2016

sistem limfatik


 


Ditujukan untuk memenuhi tugas Keperawatan Dewasa

Kelompok 8 / PSIK II B
·         Aniatunissa
·         DiahRahmayanti
·         IrwanFirdaus
·         Muhammad Fahrudin
·         Nova Dwi Putra


TUGAS ANALISA KASUS PASIEN DENGAN LIMFATIK (1)




PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN FALETEHAN
SERANG
2013-2014

SISTEM LIMFATIK
ANATOMI FISIOLOGIS SISTEM LIMFATIK
System limfatik atau system getah bening membawa cairan atau protein yang hilang kembali ke darah. Cairan memasuki system ini dengan cara berdifusi kedalam kapiler limfa kecil yang terjalin diantara kapiler kapiler system kardiofaskuler. Apabila sudah berada dalam system limfatik, cairan itu disebut limfa atau getah bening, komposisinya kira kira sama dengan komposisi cairan intersisial. System limfatik mengalirkan isinya kedalam system sirkulasi didekat persambungan vena cava dengan atrium kanan.
Sistem limfatik memiliki fungsi:
1.      Mengumpulkan kelebihan cairan dan protein dari cairan tubuh dan mengembalikan nya kedalam darah.
2.      Transportasi lemak dari jaringan sekitar usus halus kedarah
3.      Menyaring dan menghancurkan mikroorgnisme
4.      Perlindungan jangka panjang terhadap mikroorganisme dan benda-benda asing lain nya
Komponen struktur utama system limfatik terdiri atas :
1.      Kapiler limfatik yang berfungsi mengumpulkan kelebihan cairan interstisial dijaringan.
2.      Pembuluh limfatik yang berfungsi membawa cairan limfe dari kapiler limfatik ke vena dileher yang akan dikemblikan ke pembulh darah.
3.      Nodus limfatik yang terdapat sepanjang pembuluh limfatik yang berfungsi untuk menyaring material dari limfe sebelum masuk ke pembuluh darah.
4.      Tonsils berfungsi untuk menghancurkan benda-benda asing yang memasuki saluran nafas bagian atas dan system pencernaan.
5.      Limfa berfungsi menyaring benda-benda asing dari darah, menghasilkan limfosit, menyimpan sel darah merah, melepaskan darah kedalam tubuh pada kasus kehilangan darah hebat.
6.      Kelenjar Timus membentuk antibody pada bayi baru lahir, memproduksi timosin, tempat differensiasi  limfosit menjadi limfosit T
Tekanan Hidrostatik Darah Dalam Pembuluh darah dari adanya kontraksi fentrikal menyebabkan air dan protein kecil terdorong keluar dari pembuluh darah dan masuk ke interstisial. Kelebihan cairan di interstisial ini dapat menyebabkan edema. Dalam keadaan normal kelebihan cairan diinterstisial akan  masuk kedalam sirkulasi limfasik dan akan dikebalikan kedalam pembuludarah. Cairan ini disebut dengan cairan limfe.


MEKANISME KERJA SISTEM LIMFATIK
Sistem limfatik atau system getah bening membawa cairan dan protein yang hilang kembali ke darah. Cairan memasuki system ini dengan cara berdifusi kedalam kafiler limfa kecil yang terjalin diantara kafiler-kafiler system kardifaskuler.
Apabila sudah berada dalam system limfatik, cairan itu disebut linfa atau getah bening, komfosisinya kira-kira sama dengan komposisi cairan interstisial. System limfatik mengalirkan isinya ke dalam system sirkulasi di dekat persambungan fena cava dengan antrium kanan.
Pembuluh limfa, seperti fena, mempunyai katup yang mencegah aliran balik cairan menuju kafiler. Kontraksi ritmik (berirama) dinding pembuluh tersebut membantu mengalirkan cairan kedalam cairan limfatik. Seperti fena, pembuluh limfa juga sangat bergantung pada pergerakan otot rangka untuk memeras cairan kea rah jantung.
Disepanjang pembuluh limpa terdapat organ yang disebut nodus (simpul) limfa atau nodus getah bening yang menyaring limfa. Didalam nodus linfa terdapat jaringan ikat yang terbentuk seperti sarang lebah dengan ruang-ruang yang penuh dengan sel darah putih. Sel-sel darah putih tersebut berfungsi untuk menyerang pirus dan bakteri
Organ-organ linfa diantaranya kelenjar getah bening (linfo nodus), tonsil, tymus, linfa (spleen atau lien) , linfo nodulus. System linfetediri dari pembuluh nodus limfatik organ limfatik nodul limfatik, sel linfatik.
PEMERIKSAAN PENUNJANG SISTEM LIMFATIK
Pemeriksaan penunjang terkait masalah system limfatik
·         Pemeriksaan laboratorium  : perhitungan sel darah lengkap, laju endap darah, fungsi ginjal dan hati.
·         Radiologi : rontgen toraks, CT scan, MRI, dan Limfoangiogram.
·         Biopsy dan aspirasi sumsum tulang bilateral.
·         Biopsy hati perkutan.
·         Laparotomi eksploratif dan splenektomi.
KASUS LIMFOMA
LIMFOMA NON-HODGKIN
Pendahuluan
Limfoma Non-Hodgkin (LNH) adalah kelompok keganasan primer limfosit yang dapat berasal dari limfosit B, limfosit T dan kadang (amat jarang) berasal dari sel NK (Natural Killer) yang berada dalam system limfe yang sangat heterogen, baik tipe histologist,gejala, perjalanan klinis, respon terhadap pengobatan, maupun prognosis. Pada LNH sebuah sel limfosit , sehingga semua sel dalam tumor pasien LNH sel B memiliki imounoglobin yang sama pada permukaan selnya.
Pada tahun 2000 di amerika serikat di perkirakan terdapat  54.900 kasus baru dan 26.100orang meninggal karena LNH. Di amerika serikat 5%  kasus LNH baru terjadi pad pria, dan 4% pada wanita pertahunnya.
Pada tahun 1997, LNH di laporkan sebagai penyebab kematian karena kangker utama pada pria usia 20-39 tahun. Insidensi LNH di amerika mserikat menurun national cancer instate tahun 1996 adalah 15.5- 100.000 LNH secara umum sering terjadi pada peria . Insiden LNH  meningkat seiring dengan bertamabahnya usia dan mencapai puncak pada kelompok usia 80-84 tahun saat ini angka pasien LNH di amerika serikat meningkat dengan pertambahan 5-10% pertahunnya, menjaddikannya urutan ke lima tersering dengan angka kejadian  12-15 per 100.000 penduduk. Sampai saat ini belum diketahui sepenuhnya mengapa angka kejadian LNH terus meningkat.
Etiologi dan factor resiko
Etiologi sebagian besar LNH tidak diketahui. Namun terdapat factor risiko terjadinya LNH, antara lain :
·         Imuno defisiensi : 25% kelainan herediter langka yang berhubungan dengan terjadinya LNH antara lain adalah : severe combined immunodeficiency, hypogammaglobulinemia, common variable immunodeficiency dan ataxia-telangiectasia. Limfoma yang berhubungan dengan kelainan –kelainan tersebut seringkali dihubungkan pula dengan Epstein-Barr virus (EBV) dan jenisnya beragam, mulai dari hyperplasia poliklonal sel B hingga limfoma monoclonal.
·         Paparan Lingkungan dan Pekerjaan : beberapa pekerjaan yang sering dhubungkan dengan resiko tinggi adalah peternak serta pekerja hutan dan pertanian. Hal ini disebabkan adanya paparan herbisida dan pelarut organic.
·         Diet dan paparan lainnya : risiko LNH meningkat pada orang yang mengkonsumsi makanan tinggi lemak hewani, merokok, dan yang terkena paparan ultraviolet.
Pendekatan diagnostic
Anamnesis
Umum:
·         Pembesaran kelenjar getah bening dan malaise umum
-          Berat badan menurun 10% dalam waktu 6 bulan
-          Demam tinggi 38oC 1 minggu tanpa sebab
-          Keringat malam
·         Keluhan anemia
·         Keluhan organ (misalnya lambung, nasofaring)
·         Penggunaan obat (Diphantoine)
Khusus :
·         Penyakit autoimun (SLE, Reuma)
·         Kelainan darah
·         Penyakit Infeksi  (toksoplasma, mononucleosis, tuberculosis lues, penyakit cakar kucing)
Pemeriksaan Fisik
·         Pembesaran KGB
·         Kelainan/pembesaran organ
Pemeriksaan Diagnostik
a.       Laboratorium
·         Rutin
Hematologi :
-          Darah perifer lengkap (DPL)
-          Gambaran darah tepi (GDT)

·         Urinalisis :
-          Urin lengkap
·         Kimia klinik:
-          SGOT, SGPT,LDH, protein total, albumin, asam urat
-          Alkali fosfatase
-          Gula darah puasa
-          Elektrolit: Na, K, Cl, Ca, P
·         Khusus
-          Gamma GT
-          Cholinesterase (CHE)
-          LDH/Fraksi
-          Serum Protein Elektroforesis (SPE)
-          Imuno Elektroforese  (IEP)
-          Tes Coombs
-          B2 Mikroglobulin

b.      Biopsi
·         Biopsi KGB dilakukan hanya 1 kelenjar yang paling representatif  superficial   dan perifer. Jika terdapat kelenjar perifer/superficial yang representative,maka tidak perlubiopsi intra abdominal atau intra torakal. Spesimen kelenjar diperiksa :
-          Rutin
-          Histopatologi : REAL-WHO dan Working Formulation                         
Khusus
Immunoglobulin permukaan <histo/Sitokimia
c.       Radiologi :
-          CT Scan toraks
-          USG Abdomen


d.      Cairan tubuh lain : Cairan pleura asites dan cairan serebrospinal.


























DAFTAR PUSTAKA

E. Otto, Shirley. 2005. Buku Saku ‘Keperawatan Onkologi’. Cetakan Pertama. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Haryani, S.Kep, Ners. Ani dkk. 2009. Anatomi Fisiologis Manusia. Cetakan Pertama. Bandung : CV. Cakra.
Setiyohadi, Bambang dkk. 2009. Ilmu Penyakit Dalam. Edisi empat, Cetakan kedua. Jakarta : Penerbit InternaPublishing.
Solomon Pear Eldar 1990. Human anatomy and physiology. Penerbit Sauders College Publisher


0 komentar:

Post a Comment