Tuesday, April 12, 2016

kebersihan lingkungan

KATA PENGANTAR


Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, serta atas izin dan ridoNya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah Transkultural mengenai kesehatan di sebuah desa maupun kampung. Dan dalam penelitiannya, kami memilih kampung Kubang kepuh, desa Karang kepuh, Bojonegara untuk survey penelitian kami.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan,  baik dari segi bahasa maupun materi yang masih jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat diharapkan penulis untuk kesempurnaan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini kiranya penulis tiada kata lain yang dapat disampaikan kecuali ucapan terima kasih kepada Ns. Herna Alifiani, S.Kep selaku dosen dan koordinator mata kuliah Transkultural yang telah memberikan bimbingan dalam pembuatan makalah ini.



Serang,  Juni 2012


Penulis










DAFTAR ISI


Kata Pengantar……..……………………………………………………………………….i
Daftar Isi…………………………………………………………………………………….ii
Daftar Tabel………………………………………………………………………………...iii
Bab I Pendahuluan
1.1  Latar Belakang…...……………………………………………………………….1
1.2  Rumusan masalah...……………………………………………………………….1
1.3  Tujuan Penulisan………………………………………………………………….2
1.4  Manfaat Penulisan..……………………………………………………………….2
1.5  Sistematika Penulisan…….……………………………………………………….2
Bab II Tinjauan Pustaka
            2.1.      Lingkungan…..……………………………………………………………….3
a.       Pengertian…………………………………………………………….3
b.      Kebersihan Lingkungan..……..………………………………...…….3
            2.2       Rumah Sehat.....…………………………………………………………...….4
a.       Pengertian....………………………………………………………....4
b.      Ciri-ciri Rumah sehat ..……………………………………………....4
2.3       Konsep Sehat...……………………………………………………………….5
a.       Menurt WHO....………………………………………………………5
b.      Menurut Depkes RI…..………………………………………….…...6
Bab III Pembahasan
            3.1       Lingkungan…...……………………………………………………………...7
            3.2       Kondisi Rumah...………………………………………………………..........9
            3.3       Kesehatan , Sarana Kesehatan dan Ramuan Tradisional……………………..9
3.4       Pola Komunikasi……...……………………………………………………..10
            3.5       Sumber Air…...……………………………………………………………...11
            3.6       Mata Pencaharian…….……………………………………………………...12
Bab IV Penutup
            4.1 Kesimpilan………..……………………………………………………………...13
            4.2 Saran……………………………………………………………………………..13
Daftar Pustaka
Daftar Tabel


Gambar 1 Area selokan air…………………………………………………………………....8
Gambar 2 Tempat penampungan sampah……………………………………………………8
Gambar 3 Dolbon…………………………………………………………………………….8
Gambar 4 Tempat pembuangan sampah……………………………………………………...8
Gambar 5 Genteng rumah warga…………………………………………………………….9
Gambar 6 Lantai bagian dalam………………………………………………………………9
Gambar 7 Kamar mandi warga………………………………………………………………9
Gambar 8 Daun kelor………………………………………………………………………..10
Gambar 9 Sumur numpang……………………………………………………………….....11

 BAB I
PENDAHULUAN


1.1              Latar Belakang Masalah
Ketika seorang perawat yang dihadapkan dengan klien yang berbeda budaya, maka perawat professional tetap memberikan asuhan keperawatan yang tinggi, demi terpenuhinya kebutuhan dasar klien tersebut. Perawat professional akan berfikir kritis dalam menangani hal tersebut. Seorang perawat professional Dr. Medeleine Leininger membuat konsep tentang “Transcultural Nursing” sebuah konsep yang berkembang dari ilmu antropologi.
Tuntutan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan pada abad ke-21, termasuk tuntutan terhadap asuhan keperawatan yang berkualitas akan semakin besar. Dengan adanya globalisasi, dimana perpindahan penduduk antar Negara (imigrasi) dimungkinkan, menyebabkan adaya pergeseran terhadap tuntutan asuhan keperawatan.
Leininger beranggapan bahwa sangatlah penting memperhatikan keanekaragaman budaya dan nilai-nilai dalam penerapan asuhan keperawatan kepada klien. Bila hal tersebut diabaikan oleh perawat, akan mengakibatkan terjadinya cultural shock.
Masih banyak wilayah perkampungan yang kurang menjaga kebersihan karena faktor tempat tinggal yang kumuh dan jauh dari pusat kota. Maka seorang perawat dengan kasus yang seperti itu, harus bisa mengkaji apa saja hal-hal yang menjadi pokok pembahasan dalam menjaga kebersihan dan kesehatan.
Kelompok kami mengkaji suatu kampung (Kp. Kubang Kepuh) di salah satu desa, kecamatan Bojonegara, kabupaten Serang. Dengan begini kami harap dapat mengkaji permasalahan-permasalahan yang ada dan dapat melihat kebudayaan atau kebiasaan yang berbeda dengan kampong yang lain.

1.2              Rumusan Masalah
Hal-hal yang perlu dirumuskan, Diantaranya :
1.      Bagaimana keadaan lingkungan dan kebersihan Kp. Kubang Kepuh ?
2.      Bagaimana keadaan kondisi rumah ?
3.      Bagaimana dengan kesehatan masyarakatnya ?
4.      Bagaimana ekonomi keluarga ?
5.      Apa pekerjaan kepala keluarga ?
6.      Bagaimana komunikasi dengan warga setempat ?
7.      Kebiasaan apasaja yang dimiliki oleh masyarakat ?
8.      Berasal darimana sumber air ?
9.      Apakah masih percaya mitos ?
10.  Apakah Kp. Kubang kepuh strategis dengan sarana kesehatan ?

1.3              Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai hasil laporan penelitian kami terhadap Lingkungan Kp. Kubang kepuh, Desa Karang kepuh, Kecamatan Bojonegara, Kabupaten Serang.
1.4              Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan ini adalah penulis maupun mahasiswa dapat mengetahui kondisi lingkungan rumah sekitar maupun kesehatan warga setempat.

1.5              Sistematika Penulisan

              Bab I .            Pendahuluan. Bab ini meliputi latar belakang masalah,  rumusan masalah, Tujuan penulisan, manfaat penulisan, dan sistematika penulisan.
           Bab II .            Tinjauan Pustaka. Bab ini merupakan kerangka konseptual berisi batasan/konsep/teori yang mendukung penulisan yang dapat diperoleh dari jurnal penelitian, buku,  Atau sumber lain. Dan berisikan pembahasan yang sudah dimuat.
        Bab III .            Pembahasan. Bab ini merupakan isi dari makalah yang dikaji.
        Bab IV .            Daftar Pustaka. Berisikan referensi atau acuan yang digunakan dalam karya Tulis ilmiah.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


2.1           Lingkungan
a.                Pengertian
Lingkungan adalah semua benda dan kondisi termasuk di dalamnya manusia dan aktivitasnya, yang terdapat dalam ruang di mana manusia berada dan mempengaruhi kelangsungan hidup serta kesejahteraan manusia dan jasad hidup lainnya. (Darsono, 1995).
Lingkungan Adalah suatu norma, harapan dan kepercayaan dari personil – personil yang terlibat dalam organisasi tempat belajar, yang dapat memberikan dorongan untuk bertindak dan mengarahkan pada prestasi siswa yang tinggi (Sulhan, 2006).
Lingkungan sendiri terbagi menjadi 3 area, yaitu:
1)      Lingkungan Fisik
2)      Lingkungan Psikologis
3)      Lingkungan Sosial dan Lingkungan nonsosial
Lingkungan sosial merupakan suatu hidup dalam kebersamaan dan saling membutuhkan antara satu dengan yang lainnya.

b.               Kebersihan Lingkungan
Kebersihan lingkungan merupakan keadaan bebas dari kotoran, termasuk di dalamnya, debu, sampah, dan bau. Problem tentang kebersihan lingkungan yang tidak kondusif dikarenakan masyarakat selalu tidak sadar akah hal kebersihan lingkungan. Tempat pembuangan kotoran tidak dipergunakan dan dirawat dengan baik. Akibatnya masalah diare, penyakit kulit, penyakit usus, penyakit pernafasan dan penyakit lain yang disebabkan air dan udara sering menyerang golongan keluarga ekonomi lemah.
c.       Cara menjaga Lingkungan
Dimulai dari diri sendiri dengan cara memberi contoh kepada masyarakat bagaimana menjaga kebersihan lingkungan, selalu Libatkan tokoh masyarakat yang berpengaruh untuk memberikan pengarahan kepada masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.Sertakan para pemuda untuk ikut aktif menjaga kebersihan lingkungan.

2.2              Rumah Sehat (kondisi)
a.                   Pengertian
Rumah sehat secara sederhana adalah yang rumah memiliki ruangan terpisah untuk keperluan hidup sehari-hari denagn ukuran yang memadai, antara lain :
a. Kamar mandi
b. Ruang makan / keluarga
c. Dapur
d. Jamban / WC
e. Tempat cuci pakaian 

b.                  Ciri-Ciri Rumah sehat
Rumah sehat memiliki cirri-ciri, diantaranya:
1.      Alokasi tidak terletak pada daerah rawan bencana
2.      Udara jauh dari pencernaan 
3.      Kualitas air tanah dan air minum harus baik dan memenuhi persyaratan kesehatan. Kualitas tanah lokasi perumahan harus baik dan memenuhi persyratan kesehatan.
4.      Sarana dan prasarana lingkungan harus bagus
5.      Pengelolaan pembuangan kotoran manusia dan pembuangan sampah tidak mencemari air tanah, tidak berbau, tidak dipakai untuk sarang penyakit dan lain-lain
6.      Penghijauan

Selain itu, terdapat cirri-ciri lain diantaranya :
1.      Segi konstruksi bangunan, yaitu memiliki pondasi dan konstruksi yang cukup kuat dan aman untuk penghuni di dalamnya serta dibuat dari bahan bangunan yang tahan lama, mudah untuk dipelihara, terdapat jaringan listrik dan bersifat tahan api.
2.      Segi kesehatan yaitu mampu menunjang kondisi kesehatan tiap penghuninya. Contoh di tiap ruangan tersedia penerangan dan tidak lembab, terpenuhinya jaringan air bersih dan air minum, terdapat pembuangan sampah, saluran air pembuangan air kotor/limbah rumah tangga dan sebagainya.
3.      Segi kenyamanan, yaitu bertujuan agar penghuni nyaman bertempat tinggal dan mudah melaksanakan kegiatannya.
4.      Segi keterjangkauan biaya yaitu pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana rumah disesuaikan dengan dana dan kemampuan pemilik rumah.
5.      Segi keserasian lingkungan, yaitu untuk memberikan keindahan dan keasrian lingkungan rumah. Contoh; menanam tanaman di perkarangan, memberi lampu penerangan dan sebagainya.

2.3           Konsep Sehat
a.                Menurut WHO
Definisi WHO tentang sehat mempunyai karakteristik berikut yang dapat meningkatkan konsep sehat yang positif (Edelman dan Mandle. 1994) :
1. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.
2. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal.
3. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.
Kesehatan menurut World Health Organization (WHO), yaitu “Kesehatan Adalah suatu kondisi Sejahtera Jasmani Rohani serta Sosial Ekonomi”. Saat ini ada perusahaan internasional yang berasal dari Malaysia yang sudah sukses menjalankan konsep kesehatan pada produk yang mereka pasarkan. Perusahaan itu bernama K-Link International Sdn.Bhd yang sudah berdiri sekitar 8 tahun dan memiliki jaringan global di lebih dari 62 negara di dunia, dan yang lebih hebatnya lagi K-Link Indonesia , sudah memiliki cabang di 27 propinsi di Indonesia, hampir di seluruh kabupaten dan juga kecamatan.
Perkembangan K-Link sangat pesat dikarenakan konsep kesehatan “CBA” , dimana konsep kesehatan ini telah diakui oleh dunia kesehatan. yaitu :
C – Cleansing, proses membersihkan toksin yang telah menumpuk di dalam tubuh selama bertahun-tahun.
B – Balancing, mensuplai nutrisi yang seimbang dalam tubuh.
A – Activating, mengaktifkan sel tubuh untuk mengoptimalkan penyerapan nutrisi dalam tubuh.
Kita mengetahui bahwa banyak sekali faktor yang mempengaruhi kesehatan manusia , bahkan ada sebuah statistik dari WHO yang menggambarkan bahwa di dunia hanya 15% orang yang benar-benar sakit dan harus dirawat di rumah sakit, 15% lagi adalah orang yang benar-benar sehat, dan 60% selebihnya adalah orang yang sehat tetapi gampang terserang penyakit, yaitu contohnya terkena flu, masuk angin, pusing dan lain sebagainya.
Kesehatan manusia dipengaruhi oleh 6 faktor yaitu :
1. Udara
2. Air
3. Makanan dan Minuman
4. Keseimbangan Emosi
5. Olahraga Teratur
6. Istirahat Cukup
Apabila ke enam faktor tersebut terganggu atau bermasalah maka otomatis kesehatan kita juga akan terganggu , mau atau tidak mau, sadar atau tidak kita hidup dizaman penuh polusi dari zat kimia baik itu air, udara maupun makanan dan minuman yang kita konsumsi sehari-hari.

b.                  Menurut DepKes RI
Menurut kamus lengkap bahasa Indonesia, sehat artinya tidak sakit, normal dan wajar. Banyak ahli filsafat, biologi, antropologi, sosiologi, kedokteran, dan lain-lain bidang ilmu pengetahuan telah mencoba memberikan pengertian tentang konsep sehat dan sakit ditinjau dari masing-masing disiplin ilmu. Masalah sehat dan sakit merupakan proses yang berkaitan dengan kemampuan atau ketidakmampuan manusia beradaptasi dengan lingkungan baik secara biologis, psikologis maupun sosio budaya.
UU No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur –unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan. Definisi sakit: seseorang dikatakan sakit apabila ia menderita penyakit menahun (kronis), atau gangguan kesehatan lain yang menyebabkan aktivitas kerja/kegiatannya terganggu. Walaupun seseorang sakit (istilah sehari -hari) seperti masuk angin, pilek, tetapi bila ia tidak terganggu untuk melaksanakan kegiatannya, maka ia di anggap tidak sakit.








BAB III
PEMBAHASAN


            Survei adalah teknik penelitian data yang dikumpulkan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan dari sekelompok individu yang disebut responden. Ini adalah metode yang digunakan secara luas dalam penelitian sociology, bisnis, ilmu politik, dan pemerintahan, serta dalam pendidikan.
Pada hari kamis (21/06), kami kelompok 7 Transkultural mengadakan survey lapangan atau penelitian ke Kampung Kubang Kepuh Rt:15/06, Desa Karang Kepuh, Kecamatan Bojonegara, kabupaten Serang.
            Secara umum keadaan desa Karang kepuh merupakan daerah dataran rendah, dengan ketinggian kurang lebih 12 meter diatas permukaan laut. Dengan luas wilayah kurang lebih 250,07 Ha. Desa karang kepuh mempunyai iklim tropis sehingga mempunyai pengaruh langsung terhadap aktivitas pertanian dan pola tanam didesa ini.
Secara demografis, desa Karang kepuh berbatasan dengan :
§  Sebelah utara               : Desa Ukirsari & Desa Bojonegara
§  Sebelah Selatan           : Desa Mangkunegara
§  Sebalah Timur             : Desa Bojonegara
§  Sebelah Barat              : Desa lambangsari

3.1       Lingkungan
            Salah seorang ahli ilmu lingkungan, yaitu Otto Soemarwoto mengemukakan bahwa dalam bahasa Inggris istilah lingkungan adalah environment. Selanjutnya dikatakan, lingkungan atau lingkungan hidup merupakan segala sesuatu yang ada pada setiap makhluk hidup atau organisme dan berpengaruh pada kehidupannya. Contoh, pada hewan seperti kucing, segala sesuatu di sekeliling kucing dan berpengaruh pada keberlangsungan hidup kucing tersebut maka itulah lingkungan hidupnya. Demikian pula pada suatu jenis tumbuhan tertentu, misalnya pohon mangga atau padi di sawah, segala sesuatu yang mempengaruhi pertumbuhan atau kehidupan tanaman tersebut itulah ling kungan hidupnya.
            Lingkungan kampung Kubang kepuh, tidak terlalu baik. Masih banyak masyarakat yang membuang sampah sembarangan dan berceceran dimana-mana. Tidak seperti perumahan komplek, yang mempunyai tempat pembuangan sampah didepan rumah. Di kampung kubang kepuh, hanya terdapat 1 penampungan sampah, tepatnya di jalan masuk kampung. Dan sampah-sampah yang ada dipenampungan tersebutpun menumpuk dan selalu berserakan mengotori jalan, karena lambatnya tim kebersihan membersihkan penampungann tersebut dan kurangnya inisiatif warga untuk membersihkannya.
            Selokan air tepat berada didepan teras rumah warga, sehingga membuat lingkungan terasa tidak indah dan terkadang bisa menimbulkan bintik nyamuk.
            Warga kampung kubang kepuh mengadakan gotong-royong 1 bulan sekali tepatnya dihari jumat. Gambaran kami, itulah sebabnya lingkungan dikampung tersebut kurang bersih dan kurang terjaga. Karena warga pun kurang berinisiatif untuk mengadakan gotongroyong seminggu sekali.
            Selain masalah sampah, selokan air dan kurangnya inisiatif masyarakat, terdapat 1 masalah yang mengkhawatirkan, yaitu masih adanya masyarakat yang BAB di kebun maupun sawah kering. Hal ini disebabkan karena 20 % masyarakat yang tak mempunyai WC di rumah. Tapi tidak jarang dari mereka yang masih peduli dengan polusi udara. Mereka yang merasa ingin BAB menumpang di mushola, namun harus bergegas karena letak mushola cukup jauh dari rumah.
    
   Gambar.1. area selokan air                           Gambar.2.Tempat penampungan sampah
        
Gambar.3.dolbon                                  Gambar.4.tempat pembuangan sampah

3.2       Kondisi Rumah
            Kondisi rumah yang sehat adalah rumah yang mempunyai ventilasi untuk udara dan tidak lembab, tersedia penerangan dan mempunyai tempat pembuangan limbah keluarga.
            Di kampung Kubang kepuh, keadaan kondisi rumah cukup baik walaupun lantai rumah tidak dikeramik (hanya disemen). Hal ini dibuktikan dengan adanya ventilasi rumah, ruangan yang terpisah, sudah menggunakan genteng, terdapat jendela, dan air yang cukup bersih. Namun kondisi ini belum bisa dikatakan rumah sehat, karena masih terdapat warga yang tidak mempunyai jamban/WC.

  
       Gambar.5.Genteng rumah warga                             Gambar.6.Lantai bagian dalam
Gambar.7.Kamar mandi warga

3.3       Kesehatan , Sarana Kesehatan dan Ramuan Tradisional (Etnhofarmakologi)
Kesehatan menurut World Health Organization (WHO), yaitu kesehatan adalah suatu kondisi sejahtera jasmani rohani serta sosial ekonomi.
Kampung kubang kepuh merupakan sebuah kampung yang masih terjaga kesehatannya. Walau kondisi rumah dan lingkungan tidak cukup baik, namun warga masih dapat  menjaga kesehatannya. Sejauh ini tidak ada masalah kesehatan yang memprihatinkan. Hanya saja masyarakat masih mengharapkan kepedulian dari pemerintah agar masyarakat bisa lebih menjaga kesehatan dan tidak mudah terserang penyakit yang berbahaya dan mematikan.
Ketika musim pancaroba, tidak jarang dari masyarakat tersebut terserang flu, batuk, pilek dan demam. Sarana kesehatan terletak 5km dari perkampungan, hal ini membuat masyarakat lebih memilih berobat ke mantri yang jaraknya hanya 700 meter dari kampung.
Ekonomi kepala keluarga tidak cukup untuk membeli obat ketika terserang penyakit. Akhirnya warga memanfaatkan ramuan-ramuan tradisional yang berasal dari hewan, seperti :
§  Cicak bakar/panggang untuk penyakit gatal
§  Keong darat/bekicot untuk penyakit kulit (bintik2,dll)
§  Cacing tanah (cacing kalung) untuk penyakit tipes
Selain dari hewan, ramuan tradisional pun bisa berasal dari tumbuhan (etnhofarmakologi), yaitu daun kelor yang direbus untuk ibu yang melahirkan.
Masyarakat bojonegara terkenal akan dukunnya. Namun masyarakat kampung kubang kepuh tetap berobat ke tenaga medis dan percaya terhadap tenaga medis daripada ke dukun.
Gambar.8.daun kelor.

3.4       Pola Komunikasi
Menurut Sutardjo Kartodikusuma desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan tersendiri. Sedangkan menurut Bintaro,  desa merupakan perwujudan atau kesatuan goegrafi ,sosial, ekonomi, politik dan kultur yang terdapat ditempat itu (suatu daerah), dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain. Di desa sistem kekerabatannya masih sangatlah kental, maksudnya bahwa setiap orang memeiliki rasa saling peduli yang relatif lebih tinggi dibandingkan masyarakat perkotaan. Begitu pula yang terjadi di daerah pedesaan suku karang kepuh, kampung kubang kepuh, yang terkenal dengan prinsip hidup “makan tidak makan yang penting kumpul”. Prinsip tersebut seoalah-olah menggambarkan bahwa masyarakat sangat menyayangi satu sama lain sehingga tidak rela bila terpisah jauh.
Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa jawa. Mereka saling menjaga keharmonisan dan tidak pernah terjadi pertengkaran antara warga setempat dengan warga setempat maupun warga setempat dengan warga dari kampung lain. Komunikasi yang baik dan kental inilah yang membuat masyarakat kampung berbeda dengan masyarakat kota.

3.5       sumber air
            Sumber air di kampung kubang kepuh berasal dari sumur. Karena belum adanya pemberian PAM dari pemerintah. Ketika kemarau, warga kesulitan mendapatkan air. Air disumur mereka kering dan kotor. Tetapi ada 4 sumur yang selalu subur dan tidak kering, diantaranya :
1.      Sumur numpang, seajarah sumur ini adalah, pada dulu kala banyak warga dari desa lain yang kesulitan mendpatkan air, akhirnya mereka menumpang mengambil air ke sumur tersebut yang ada di kampung kubang kepuh. Hingga sekarang bernama sumur numpang.
2.      Sumur cepit, dinamakan sumur cepit karena sumut ini diapit oleh dua pohon.
3.      Sumur pandan, mempunyai lebar 3 meter persegi, dan
4.      Sumur waringin, terletak diperbatasan kampung.
Gambar.9.Sumur numpang.



3.6       Mata Pencaharian
            Desa karang kepuh mempunyai jumlah penduduk menurut mata pencaharian sebagai berikut :
a.       Karyawan/ABRI/PNS                        : 109 orang
b.      Wiraswasta/pedagang             : 164 orang
c.       Tani                                         : 272 orang
d.      Pertukangan                            : 28 orang
e.       Buruh tani                               : 320 orang
f.       Pensiunan                                : 6 orang
g.      Nelayan                                   : 680 orang
h.      Jasa                                          : 110 orang
Di kampung kubang kepuh, mata pencaharian kepala keluarga 70% nelayan dan petani, serta 30 % bekerja di pabrik Samudra yang terletak di Bojonegara. 30% yang bekerja di pabrik adalah mereka yang berjenis kelamin perempuan.
Gambaran dari data diatas adalah, adanya keterkaitan dengan kesehatan masyarakat. Dengan mata pencaharian sebagai seorang petani/nelayan, hasil yang didapat belum cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, baik kebutuhan rumah, kebutuhan istri untuk memasak, kebutuhan anak untuk sekolah dan lainnya.
Kurangnya pendapatan ekonomi, membuat mereka merasa terbebani untuk menyekolahkan anaknya ke jenjang yang lebih tinggi. Rata-rata dari mereka adalah lulusan SD, sehingga mengakibatkan kurangnya pengetahuan, terutama dalam pengetahuan kesehatan.










BAB IV
PENUTUP


4.1       kesimpulan
Dari hasil penelitian atau survey lapangan kelompok kami, dapat disimpulkan bahwa :
a.       Kampung kubang kepuh mempunyai lingkungan yang kotor , kebersihan yang kurang terjaga, sampah yang beserakan serta tempat penampungan sampah yangh tidak terurus.
b.      Kampung kubang kepuh mempunyai kesehatan yang cukup baik, walau masyarakat memelihara ayam, namun sampai saat ini tidak terdeteksi adanya virus flu burung.
c.       Sarana kesehatan seperti puskesmas terletak sejauh 5 km dari perkampungan, sehingga membuat masyarakat lebih memilih berobat ke mantra yang jauhnya hanya 700 meter.
d.       Kampung kubang kepuh bermata pencaharian sebagai petani dan nelayan (70%) serta bekerja di pabrik 30 (%) serta keadaan ekonomi keluarga yang cukup namun kurang memuaskan.
e.       Bahasa yang digunakan dalam percakapan sehari-hari adalah bahasa jawa. Masyarakat kampung kubang kepuh saling menjaga keharmonisan dengan tetangga.
f.       Sumber air di kampung kubang kepuh berasal dari sumur dan sama sekali tidak tersedia PAM.
g.      Masyarakat kampung kubang kepuh selalu memanfaatkan ramuan-ramuan tradisional yang berasal dari hewan untuk menyembuhkan berbagai penyakit, seperti :
§  Cicak bakar/panggang untuk penyakit gatal
§  Keong darat/bekicot untuk penyakit kulit (bintik2,dll)
§  Cacing tanah (cacing kalung) untuk penyakit tipes

4.2       Saran
            Berdasarkan hasil penelitian, penulis mengharapkan agar mahasiswa PSIK sebagai generasi selanjutnya dalam kesehatan, dapat membantu memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga kesehatan dan kebersihan. Serta masyarakat dapat bekerjasama dengan tenaga medis lainnya agar penyuluhan yang diberikan dapat terealisasi dan dapat dipraktekkan oleh masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA


Drs. Bambang Marhijanto,1995. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Populer. Surabaya:Bintang timur
Datakelurahandesa kecamapatan bojonegara.

0 komentar:

Post a Comment