Tuesday, April 12, 2016

tbc

 








Ditujukan untuk memenuhi tugas Keperawatan Dewasa

Kelompok 8 / PSIK II B
·        Aniatunissa
·        Diah Rahmayanti
·        Irwan Firdaus
·        Muhammad Fahrudin
·        Nova Dwi Putra


TUGAS ANALISA KASUS PASIEN DENGAN TBC (2)




PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN FALETEHAN
SERANG
2013-2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Penyakit TBC adalah salah satu jenis penyakit yang menginfeksi pada saluran pernafasan yang di sebabkan oleh bakteri. Penyakit TBC ini bersifat menular yang biasa menyerang saluran pernafasan atau paru-paru. Di negara-negara berkembang, penyakit TBC ini merupakan salah satu ancaman kematian kedua setelah HIV/AIDS. Di Indonesia sendiri, tingkat penderita TBC diperkirakan sebesar 289 per 100 ribu penduduk dan insidensi sebesar 189 per 100 ribu penduduk. TBC paru kadang sering kali dibilang flek paru. Karena jika dilihat dari foto dada atau foto Rontgen terlihat flek-flek yang berwarna putih berkabut.
1.2 Rumusan Masalah
a.       Menyebutkan definisi
b.      Menyebutkan etiologi dan faktor resiko
c.       Menjelaskan patofisiologi
d.      Menjelaskan patomekanisme timbulnya gejala
e.       Menjelaskan deskripsi riwayat kesehatan
f.        Mendiskusikan pemeriksaan diagnostik
g.       Mendiskusikan penatalaksanaan obat dan tindakan medis yang dilakukan
h.       Mengidentifikasi penatalaksanaan diet
i.         Menentukan diagnosa keperawatan yang  muncul pada kasus menurut NANDA
j.        Menentukan tujuan perawatan (NOC) setiap diagnosa keperawatan yang muncul
k.      Merancang intervensi keperawatan yang sesuai (NIC)
l.         menjelaskan rasional intervensi yang dirancang
1.3 Tujuan penulisan
            Mengetahui lebih dalam pembelajaran dan pemberian Asuhan Keperawatan pada pasien penderita TBC.
1.4 Manfaat Penulisan
a.       Bagi penulis, makalah ini dapat dijadikan sebagai sarana untuk mendalami pemahaman tentang menganalisa kasus dan mebuat rencana asuhan keperawatan pada pasien penderita TBC.
b.      Bagi pembaca, khususnya mahasiswa keperawatan makalah ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk pembelajaran asuhan keperawatan.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Tuberkulosis paru-paru merupakan penyakit infeksi yang menyerang parenkim paru-paru yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat juga menyebar ke bagian tubuh lainseperti meningen, ginjal, tulang, dan nodus limfe.
2.2 ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO
Mycobacterium tuberculosis merupakan jenis kuman berbentuk batang berukuran panjang 1-4 mm dengan tebal 0,3-0,6 mm. sebagian besar komponen M. Tuberculosis adalah berupa lemak/lipid sehingga kuman mampu tahan terhadap asam serta sangat tahan terhadap zat kimia dan faktor fisik. Mikroorganisme ini adalah bersifat aerob yakni  menyukai daerah yang banyak oksigen. Oleh karena itu, M.Tuberculosis senang tinggal didaerah apeks paru-paru yang kandungan oksigennya tinggi. Daerah tersebut menjadi tempat yang kondusif untuk penyakit tuberculosis.
Faktor Resiko
1.      Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh terhadap pengetahuan seseorang. Diantaranya mengenai rumah yang memenuhi syarat kesehatan dan pengetahuan penyakit TB paru ehingga dengan pengetahuan yang cukup, maka seseorang akan mencoba untuk mempunyai pola perilaku hidup bersih dan sehat .
2.      Pencahayaan
untuk memperoleh cahaya cukup pada siang hari, cahaya sangat penting karena dapat membunuh bakteri-bakteri pathogen didalam rumah, misalnya basil TB. Penularan kuman TB paru relative tidak tahan pada sinar matahari. Bila sinar matahari dapat masuk dalam rumah serta sirkulasi udara diatur, risiko penularan antar penghuni kan sangat berkurang.
3.      Ventilasi
Ventilasi mempunya banyak fungsi, yaitu yang pertama adalah untuk menjaga agar aliran udara didalam rumah tersebut tetap segar. Yang kedua adalah kurangnya ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara di dalam ruangan, kelembaban ini akan menjadi media yang baik untuk pertumbuhan bakteri-bakteri pathogen/ bakteri penyebab penyakit.
4.      Kondisi rumah
Kondisi rumah dapat menjadi salah satu faktor resiko penularan penyakit TB. Atap, dinding dan lantai dapat menjadi tempat perkembangbiakan kuman.
5.      Status Gizi
Hasil penelitian menunjukan bahwa orang dengan status gizi kurang mempunyai resiko untuk menderita TB paru. Kekurangan gizi pada seseorang akan berpengaruh terhadap kekuatan daya  tahan tubuh dan respons imunologik terhadap penyakit.
2.3 PATOFISIOLOGI
Port de’entri kuman microbakterium tuberculosis adalah saluran pernapasan, saluran pencernaan, dan luka terbuka pada kulit. Kebanyakan infeksi tuberculosis terjadi melalui udara (air borne), yaitu melalui inhalasi droplet yang mengandung kuman-kuman basil tuberkel yang berasal dari orang yang terinfeksi.
Basil tuberkel yang mencapai permukaan alveolus biasanya di inhalasi terdiri dari satu sampai tiga gumpalan basil yang lebih besar cenderung tertahan disaluran hidung dan cabang besar bronkus dan tidak menyebabkan penyakit. Setelah berada dalam ruang alveolus biasanya dibagian bawah lobus  atau paru-paru atau dibagian atas lobus bawah atau paru-paru tau dibagian bawah atas lobus bawah. Basil tuberkel ini membangkitkan reaksi peradangan. Leukosit polimorfonuklear tampak pada tempat tersebut dan memfagosit bacteria namun tidak membunuh organisme tersebut. Sesudah hari-hari pertama maka leukosit diganti oleh makrofag. Alveoli yang terserang akan mengalami konsolidasi dan timbul gejala pneumonia akut. Pneumonia seluler ini dapat sembuh denagn sendirinya sehingga tidak ada sisa yang tertinggal, atau proses dapat juga berjalan terus dan bakteri terus difagosit atau berkembang biak di dalam sel. Basil juga menyebar melalui getah bening regional. Makrofag yang mengadakan infiltrasi menjadi lebih panjang dan sebagian bersatu membentuk sel tuberkel epitolit yang dikelilingi leh fosit. Reaksi ini biasanya membutuhkan waktu 1 sampai 10 hari.
2.4 PATOMEKANISME
Infeksi Mycobacterium Tuberculosis menyebabkan terjadinya TB paru lalu terjadi Inflamasi pada jaringan paru dimana dapat menyebabkan Demam kara laju endap darah yang meningkat, terjadinya penurunan ekspansi paru yang mengakibatkan sesak karna peningkatan respirasi yang melebihi batas normal dan terjadi Dispneu.
BAB III
ANALISA KASUS
Tanggal 19-03-2012 :
Tn S. Datang ke UGD dengan keluhan batuk berdarah disertai sesak nafas, klien mengatakan batuk-batuk dirasakan semakin bertambah berat dan disertai keluar darah kurang lebih sudah 1 tahun.
Tanggal 21-03-2012:
Pada saat dikaji klien masih mengeluh sesak yang disertai batuk berdarah RR: 30x/mnt,terpasang oksigen 3lt/mnt
N: 100X/mnt, S: 38,5°C,tubuh klien lembab penuh keringat, saat diinsfeksi dada: bentuk dada tidak simetris,dada sebelah kanan lebih tinggi,pergerakan dada tidak simetris dispnoe(+),vokal premitus kanan menurun, ronchi (+),BB: 48 Kg dari 52 Kg dengan Tb:160cm, mual - muntah (-)
Pemeriksaan laboratorium tanggal 19-03-2012
Hematologi :
Leukosit : 9.820/Ml
Hemoglobin : 10,3 gr/dl
Hematokrit : 32,9 %
Laju endap darah: 95 mm
Pemeriksaan radiologi tanggal 19-03-2012
Rontgen thorak : ditemukan KP aktif
BTA (+)
Therapi :
IUFD Nacl 0,9 %/8 jam
Rifampicin , Etambitol , INH, Pirazinamid
3.1 DESKRIPSI RIWAYAT KESEHATAN
Tn.S mengalami batuk berdarah disertai sesak nafas, batuk-batuk dirasakan semakin bertambah parah atau berat serta mengeluarkan darah selama 1 tahun.
3.2 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan laboratorium tanggal 19-03-2012


Pemeriksaan
Hasil pemeriksaan
Nilai normal
Ket. hasil
Hematologi :
·        leukosit
·        hemoglobin
·        hematocrit
·        laju endap darah

·        9.820/Ml
·        10,3 gr/dl
·        32,9%
·        95 mm/jam

·        5000-10.000/Ml
·        13-15 gr/dl
·        40-54%
·        0-10 mm/jam

N
TN
TN
TN

Pemeriksaan radiologi tanggal 19-03-2012
Rontgen thorak : ditemukan KP aktif
BTA (+)
Pemeriksan BTA (Basil Tahan Asam) ditemukan positif berarti ada M.tuberculosis yang aktif dalam sputum pasien.
3.4 PENATALAKSANAAN OBAT DAN TINDAKAN MEDIS
Therapi :
IUFD Nacl 0,9 %/8 jam
Rifampicin , Etambitol , INH, Pirazinamid
3.5 PENATALAKSANAAN DIET
Gizi seimbang mencakup makanan adekuat (cukup) yang harus di konsumsi tubuh  yaitu makanan yang mengandung unsur karbohidrat (nasi, umbi-umbian, tepung, roti), protein (protein hewani: telur, ikan, daging, susu. Protein Nabati : tahu, tempe, kacang-kacangan), lemak (minyak, mentega/margarin) , vitamin dan mineral (sayuran dan buah) serta air.
3.6 DIAGNOSA NANDA
Symtoms
Etiologi
Problem
Do :
•   RR 30x/mnt
•   Terpasang oksigen 3ltr/mnt
•   S : 38,5°C
•   N : 100x/mnt
•   Tubuh klien lembab penuh keringat
•   Saat di inspeksi dada : bentuk dada tidak simetris
•   Dada sebelah kanan lebih tinggi
•   Pergerakan dada tidak simetris dispnea (+)
•   Vocal premitus kanan menurun
•   Ronchi (+)
•   BB : 48 kg dari 52 kg
•   Tb : 160 cm
•   Mual-muntah (-)
Ds :
•   Keluhan batuk berdarah disertai sesak nafas
•   Klien mengatakan batuk dirasakan semakin bertambah dan disertai keluar darah kurang lebih sudah 1 tahun
•   Pada saat dikaji klien mengeluh sesak yang disertai batuk berdarah

Pertama :
Infeksi Mycobacterium tuberculosis

TB paru
Inflamasi pada jaringan paru
(menyebabkan demam)
Penurunan ekspansi paru
Sesak
Peningkatan RR: 30X/mnt
Dyspnoe (+)
Ketidak efektifan pola nafas

Kedua :
Infeksi Mycobacterium Tubelcolosis
TB paru
Peningkatan produksi secret
Ronchi (+)
 
Sesak dan batuk berdarah
Ketidak aefektifan jalan nafas
Ketiga :
Infeksi Mycobacterium Tubelcolosis
Peningkatan metabolism sel
Repair sel meningkat
Peningkatan butuh ATP
KURUS


Ketidak efektifan pola nafas











Ketidak efektifan jalan nafas







Kurangnya nutrisi kebutuhan tubuh

a.       Rencana keperawatan

Diagnose keperawatan
NOC (tujuan)
NIC (intervensi)
aktifitas
Ketidak efektifan pola nafas
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 hari, di harapkan respiratory status dengan kriteria hasil :
a.    RR pasien 25x/mnt
b.    Ronchie (-)
c.    Dyspnoe (-)
d.    Akumulasi secret
e.    Demam (-)
36-37 derajat C
f.      Batuk (-)
1.  Airway management

2. Medication oral inhalasi
1.    Pantau TTV pada pagi, siang dan malam
2.    Atur jalan nafas dengan membuka jalan nafas menggunakan tekhnik (chin lift) atau tekhnik (jaw thrust)
3.    Posisikan pasien semi fowler
4.    Lakukan terapi dada
5.    Ajarkan pasin batuk efektif
6.    Monitoring respirasi pasien dan auskultasi peernafasan dada
7.    Ajarkan pasien bagaiman menggunakan inhaler

Ketidak efektifan jalan nafas
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 hari, diharpakan respiratory status dengan kriteria hasil :
a. ronchi (-)
b. batuk berdarah (-)
Cough enhancement
1.    Ajarkan klien batuk efektif
2.    Ajarkan klien pengontrolan batuk
3.    Ajarkan pasien nafas dalam dan perlahan saat duduk setegak mungkin
4.    Ajarkan pasien pernafasan diafragma
5.    Auskultasi suara paru sebelum dan sesudah batuk
6.    Ajarkan klien tindakan untuk menurunkan viskositas sekresi
7.    Kolaborasi dengan tim medis lainnya dalam pemberian obat.
Kuarangnya kebutuhan nutrisi tubuh
Indeks masa tubuh dibawah normal
IMT
BB/TB(m x m)
=48/91,6 x 1,6)
=48/2,56
=18,75(rendah)

Setelah dilakukan asuhan keeperawatan selam 7 hari, diharapkan nutrisi oral status dengan kriteria hasil:
a.     Intake brtambah
b.    Berat badan bertambah
Management nutrisi
1.    Dorong asupan kalori yang tepat untuk tubuh dan gaya hidup
2.    Dorong asupan makanan atau zat besi
3.    Sediakan makanan pilihan klien
4.    Ajarkan klien bagaiman meenjaga asupan makanan.
5.    Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi dan bagimana menambah nafsu makan.
6.    Bantu pasien dalam meenerima bantuan dari program gizi yang tepat
7.    Kolaborasi tim medis dalam pemberian obat atau vitamin.


3.7 RASIONAL INTERVENSI
Kaji patologi penyakit dan potensial penyebaran infeksi,  Identifikasi orang lain yang beresiko, Anjurkan pasien untuk batuk /bersin dan mengeluarkan pada tissue dan menghindari meludah, Kaji tindakan kontrol infeksi sementara, Tekankan pentingnya tidak menghentikan terapi obat,  Kaji pentingnya mengikuti dan kultur ulang secara perodik terhadap sputum, Kolaborasi pemberian antibiotic





BAB IV
KESIMPULAN

Tuberkulosis paru-paru merupakan penyakit infeksi yang menyerang parenkim paru-paru yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat juga menyebar ke bagian tubuh lainseperti meningen, ginjal, tulang, dan nodus limfe.
Kesimpulan analisa kasus
Pasien Tn.S memiliki masalah ketidakefektifan pola nafas, ketidak efektifan jalan nafas dan gangguang nutrisi. Maka asuhan keperawatan pada Tn.s meliputi pembebasan jalan nafas (airway management), pembebasan pola nafas ( pembebasan secret yang bertumpuk di jalan nafas) dan pemenuhan kebutuhan nutrisi yang hilang.
















BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Bararah Taqiyyah,M.Kep. 2013. Asuhan Keperawatan “Panduan Lengkap menjadi Perawat Profesional”. Cetakan pertama. Jakarta. Penerbit Prestasi Pustaka
Herdman T. Heather. 2012. Nanda International “Diagnosis Keperawaatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014” Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC


1 comment:

  1. The Most Famous Slots of 2021 - Wooricasinos.info
    The most famous slots of 스포츠 스코어 2021. The most famous slots of 2021. The most famous 먹튀 랭크 slots of 2021. The most famous slots of 2021. The 토토 배당률 most famous slots of 2021. 슬롯커뮤니티 Top Jackpot Party 여캠 노출 사고

    ReplyDelete