Tuesday, April 12, 2016

resume sistem kardiovaskuler



RESUME SISTEM KARDIOVASKULER
PRAKTIK KEPERAWATAN DEWASA

RINA NINGSIH
1013031081



PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
STIKes FALETEHAN SERANG-BANTEN
 2015-2016

A.    ANATOMI FISIOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER
1.    DARAH
Darah memiliki fungsi diantaranya adalah sebagai berikut : darah sebagai alat transfort gas dalam  proses respirasi, membawa keseimbangan asam basa, transfor nutrisi, hormon dan enzim, membantu pembuangan zat sisa, mempertahankan pengaturan suhu tubuh, membantu proses pembekuan, membantu pengaturan cairan tubuh sebagai pertahanan terhadap mikroorganisme dan toksin. Pada orang dewasa darah ± 7-9 % dari total BB ± 79 ml/kg ± 4-5 L. viscositas 3,5 – 5,5/1000 air, berat jenis = 1.045-1.065 dan Ph 7,35 dan 7,45.
Darah terdiri atas komponen-komponen darah diantaranya : plasma (55%) dan elements (45%). Plasma merupakan  bagian cairan tubuh yang terdiri atas 90% Air, 7%, 3% Elektrolit, asam amino, glukosa dan nutrisi.
a.    Protein Plasma
Protein plasma terdiri dari atas albumin (60%) yang berperan meningkatkan tekanan osmotik sehingga meningkatkan tekanan retensi air, globulin 36% dan fibronogen 4%.  Globulin , alpa dan Beta, diproduksi diliver, untuk transport lemak. Globulin gamma : merupakan Immunoglobulin, antibodi yang membantu pertahanan terhadap penyakit (satu-satunya protein plasma yang tidak diproduksi di liver). Immunoglobulin : IgG, IgA, IgM, IgD, IgE.
b.    Elektrolit Plasma
c.    Nutrien Dan Produk Buangan
Nutrien yang ada dalam darah yaitu glukosa, Asam amino, lemak dalam bentuk fosfolipid, trigliserida, asam lemak bebas, kolestrol.
d.   Sel Darah
Sel darah terdiri atas sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan trombosit(platelet). Lebih jelasnya yaitu
1.      Eritrosit
Setiap milimeter kubik darah mengandung sekitar 4-6 juta sel darah merah atau eritrosit. Porsi terbesar dari berat eritrosit adalah hemoglobin yang merupakan protein yang membawa oksigen. Setiap Hb mengandung 5% heme (pigmen yang mengandung zat besi) dan 95% globin (protein polipeptida). Laki-laki biasanya memiliki lebih banyak  Hb 14-18 g/100 mL. pada wanita 12-16 g/Ml.
                                                                                 
Fungsi Hb :
Hb atau hemoglobin berfungsi mengambil oksigen dari paru-paru, mentransportasikan oksigen ke jaringan didalam pembuluh darah. Melepaskan oksigen pada jaringan  yang membutuhkan, membawa CO2 sebagai sisa metabolisme dari jaringan ke paru-paru dan  mempertahankan keseimbangan asam basa dengan menjalankan fungsi pengikatan oksigen dan karbondioksida tersebut. Hb memiliki warna ungu kebiruan saat saat tidak mengandung oksigen. Tetapi akan menjadi merah saat dipenuhi oksigen disebut dengan Oxyhemoglobin.

Transport O2 dalam darah :
Hb akan mengikat O2 dari kantung-kantung udara dialveolus paru-paru sehingga membentuk oxyhemoglobin dengan berikatan dengan  atom besi. Oksihemoglobin kemudian  kemudian  ikut sirkulasi darah dalam eritrtrosit dan akan  memindahkan oksigen ke sel yang  membutuhkan. Kemampuan ikatan antara O2  dengan Hb lebih rendah dibandingkan dengan zat-zat racun tertentu seperti insektisida, sulfur dioksida, CO menyebabkan  Hb tidak mampu mengikat O2. CO dihasilkan dari asap knalpot dan  rokok.

Transport CO2 Dalam Darah :
CO2 lebih mudah larut dalam air dibandingkan dengan O2 dan lebih mudah melewati dinding kapiler dari jaringan.

Membran Eritrosit
Eritrosit memiliki membran yang tipis, kuat dan fleksibel sehingga eritrosit dapat bergerak dengan mudah  melewati pembuluh darah yang kecil sekalipun. Membran permeabel terhadap air, O2, CO2, glukosa, urea dan beberapa senyawa lainya, tetapi impermeabel terhadap Hb dan protein besar yang lain. Dalam kondisi normal cairan dalam  sel dengan diluar sel sama. Jika konsentrasi salut dalam plsma meningkat maka air diluar eritrosit lebih rendah daripada didalam eritrosit dan plasma menjadi hipertonik. Sehingga air meninggalkan sel lebih cepat daripada yang memasukan  sel sehingga sel menjadi menyusut. Sebaliknya jika konsentrasi solut dalam plasma menurun, maka air dalam  plasma lebih dibandingkan dengan didalam  sel dan plasma menjadi hipotonik sehingga air lebih cepat memasuki sel daripada yang keluar dan sel menjadi bengkak dan  mudah mengalami pecah. Pecahnya eritrosit disebut juga dengan hemolisis.

Eritropoiesis :
Setiap keadaan yang menyebabkan penurunan transportsi jumlah oksigen kejaringan akan meningkatkan kecepatan pembentukan sel darah merah/eritropoisis. Faktor utama yang dapat merangsang pembentukan sel darah adalah eritropoietin. Keadaan hipoksia akan meningkatkan produksi eritropoietin yang diproduksi oleh ginjal, selanjutnya eritropoetien akan meningkatkan proses pembentukan sel darah merah sampai keadaan  hipoksia tertanggulangi. Pengeluaran eritropoietin dari ginjal dipicu karena darah yang anemis dari kapiler peritubular tidak dapat mengirim oksigen ke sel epitel tubulus ginjal dimana epitel tubulus ginjal memakai banyak sekali oksigen.
1.    Leukosit
Leukosit berfungsi untuk menghancurkan mikroorganisme di daerah infeksi dan membantu menghancurkan  bahan-bahan kimia. Pada orang dewasa ± 1000 eritrosit untuk setiap satu leukosit. Jumlah normal leukosit sekitar 4000-12.000  mm3.
Produksi leukosit disebut dengan leukopoiesis. Leukopoiesis terjadi dijaringan limphoid seperti kelenjar limfe, limpa dan tosil.
a.         Granulosit (polymorphonuclear leukosit)
Tiga jenis granulosit yaitu neutropil (sekitar  60%), Eosinopil dan Basopil
b.        Agranulosit (Mononuclear Leukosit)
Dua jenis agranulis yaitu monosit dan limfosit.



Pemeriksaan Darah
Hb  : laki-laki 14-18 g/Ml pada wanita 12-16 g/Ml.
Hct (hematokrit :volume sel darah merah dalam darah : dengan cara sentrifuse, hct 46% : 46 ml sel darah merah dalam 100 ml
Hct laki-laki : 45-52%, wanita 37-48%
Sel darah merah dan platelet : 2 ml dan plasma 52 ml

B.     PENYAKIT / GANGGUAN YANG MUNCUL PADA SISTEM KARDIOVASKULER
1.      Penyakit katup jantung
·         Gagal jantung progresif
·         Edema paru akut
2.      Penyakit jantung Aterokrotik Koroner
·         Angina Pektoris
·         Infrark Miokardium
3.      Gangguan vaskuler jantung
·         Hipertensi
·         Penyakit arteri oklusif
·         Aneurisma
·         Varises
·         Thrombosis vena profunda
4.      Gangguan hematologis
·         Polisitemia vera
·         Trombositpenia
·         Anemia





PATOFISIOLOGI

Faktor pencetus : Usia, merokok, hipertensi, gaya hidup

Antigen >< antibodi                           Antigen >< antibodi
   Kardiomiopati                                       kardiomiopati
Suplai darah jaringan                          gangguan diventrikel kiri
Metabolisme anaerob                          gagal jantung kognisif
Asidosis metabolik                                  curah jantung
Penurunan curah jantung
 
ATP    
Intoleransi aktivitas
 
                       










C.     PEMERIKSAAN  DIAGNOSTIK
1.      Pemeriksaan laboratorium
2.      hemodinamika
3.      radiografik
4.      pemeriksaan yang menggunakan prosedur grafik
5.      Sinar-X Dada dan Fluoroskopi
6.      Tes Toleransi latihan
7.      Elektrogardiografi
8.      Ekokardiografi
9.      Kateterisasi Jantung
10.  Tes Elektrokardiografi


D.    PENGKAJIAN UMUM SISTEM KARDIOVASKULER
Pengkajian keperawatan pada sistem kardiovaskuler adalah salah satu komponen proses keperawatan yang dilakukan oleh perawat dalam menggali masalah klien. Pengkajian keperawatan dilakukan dengan mengumpulkan data tentang status klien secara sistematis, menyeluruh akurat, singkat, dan berkesinambungan.
Pengkajian keperawatan yang komperehnsif secara umum meliputi anamnesa pada klien, keluarga, dan perawat lainya.
Anamnesa :                                      
Anamnesa atau wawancara dalam pengkajian keperawatan pada sistem kardiovaskuler merupakan hal utama yang harus dilaksanakan perawat karena 80% diagnosa masalah klien dapat ditegakan dari anamnesa.

1.         Biodata
Nama, Umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, status marital, alamat, penanggung jawab, hubungan dengan klien.
2.         Keluhan Utama
Keluhan utama dengan menanyakan tentang gangguan yang paling dirasakan klien hingga klien memerlukan pertolongan. Keluhan utama pada klien dengan gangguan sistem kardiovaskuler secara umum : sesak napas, batuk, nyeri dada, pingsan, berdebar-debar, cepat lelah, edema ektremitas.
Nyeri dada :
Nyeri dada kardiovaskuler merupakan salah satu keluhan utama yang sering dikemukakan klien. Rasa nyeri yang dirasakan berbeda dari satu klien ke klien yang lain, bergantung pada ambang nyeri dan toleransi nyeri masing-masing klien.

3.         Riwayat penyakit sekarang
Keadaan dan keluhan-keluhan klien saat timbulnya serangan, waktu dan frekuensi timbulnya serangan, waktu dan frekuensi timbulnya serangan,
Pengkajian lainya yang dilakukan dengan anamnesis adalah mengkaji riwayat penyakit klien. Pada anamnesis awal, memperoleh data subjektif dari klien mengenai awitan masalahnya dan bagaimana penanganan yang sudah dilakukan.
.  Sifat-sifat nyeri yang perlu diketahui dapat dikaji dengan PQRS :
P : peristiwa yang menjadi faktor penyebab nyeri, apakah nyeri berkurang dengan beristirahat, apakah nyeri bertambah berat bila beraktivitas.
Q : nyeri yang dirasakan atau digambarkan, sifat nyeri (karakter nyeri), nyeri perut, kembung, atau perubahan kebiasaan buang air besar, jika terdapat nyeri , apakah sifat nyerinya tajam, tumpul, seperti ditusuk-tusuk.
R : lokasi nyeri harus ditunjukan dengan tepat, nyeri yang dirasakan pada suatu area akibat adanya gangguan pada area lain.
S : berat ringanya suatu keluhan nyeri bersifat subjektif, untuk menilai berat ringanya adalah menanyakan gejala atau keluhan tersebut mempengaruhi kegiatan normal atau tidur. Dengan menggunakan rentang 0-4 atau rentang 0-10 skala analogi visual.
T : kapan dan berapa lama nyeri berlangsung apakah nyeri bertambah buruk pada malam hari atau siang hari. Dan tentukan juga sifat mulai timbulnya nyeri, apakah gejalanya timbul mendadak, perlahan-lahan, atau seketika itu juga, dan apakah nyerinya juga timbul secara terus menerus atau hilang timbul, dan tentukan juga lama timbulnya.


Sesak Napas :
Keluhan utama lain yang bisa muncul adalah sesak napas, napas pendek dapat disebabkan oleh penyakit jantung.
Dispnea kardiak terjadi secara khas pada kegiatan yang memerlukan energi dan disebabkan oleh kenaikan tekanan akhir diastolik ventrikel kiri yang meningkatkan tekanan vena pulmonis. Hal ini terjadi karena ventrikel kiri gagal meningkatkan curah jantung saat melakukan kegiatan fisik. Pada penyaki, lalt jantung kronis, dispne kardiak dapat timbul pada saat istirahat. Sesak napas sering juga berkaitan dengan ortopnea, yaitu dispnea yang terjadi pada waktu berbaring terlentang. Ortopnea terjadi karena darah terkumpul pada kedua paru pada posisi terlentang, menyebabkan pembuluh darah pulmonal mengalami kongesti secara kronis dan aliran balik vena yang meningkat tidak diejekan oleh ventrikel kiri.
Dispnea nokturnal paroksismal merupakan dispne yang berat. Klien sering terbangun dari tidurnya atau bangun, duduk, lalu berjalan menuju jendela kamar yang terbuka sambil terengah-engah. Hal ini terjadi karena ventrikel kiri secara mendadak gagal mengeluarkan curah jantung, sehingga tekanan vena dan kapiler pulmonalis meningkat menyebabkan transudasi cairan kedalam jaringan interstisial yang meningkatkan kerja pernapasan.
4.         Riwayat penyakit masa lalu
Riwayat penyakit yang pernah diderita klien terutama penyakit yang dapat mendukung munculnya penyakit saat ini (faktor predisposisi maupun presipitasi), misalnya hipertensi, DM, gangguan fungsi tyroid, penyakit jantung, penyakit darah dan dll.
5.         Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat penyakit yang pernah diderita keluarga terutama yang berhubungan dengan gangguan pada sistem kardiovaskuler atau pada sistem lain yang mempunyai sifat herediter dan berpengaruh terhadap fungsi sistem kardiovaskuler.




Pemeriksaan  Fisik
Tanda  Vital : pemeriksaan tanda vital secara umum terdiri atas nadi, frekuensi pernapasan, tekanan darah, dan suhu tubuh.
Frekuensi nadi normal bervariasi dari frekuensi minimal 50 pada orang dewasa yang sehat dan atletis sampai maksimal melebihi 100 setelah latihan atau saat kegirangan. Ansietas sering juga meningkatkan kecepatan nadi selama pemeriksaan fisik. Bila kecepatanya lebih dari yang diharapkan, maka perlu dikaji ulang pada akhir pemeriksaan fisik.

1.         Inspeksi
Menilai kesimetrisan dan bentuk thorax (cekung :perikarditis, kronis, fibrosis paru. Cembung pada intercosta menunjukan tanda efusi perikard/pleura.
2.         Palpasi
Penilaian palpasi meliputi frekuensi, irama ciri denyutan, isi nadi, dan keadaan pembuluh darah. Untuk pemeriksaan jantung awal atau bila irama nadi tidak teratur, maka frekuensi jantung harus dihitung dengan melakukan auskultasi denyut apikal selama satu menit penuh sambil meraba denyut nadi.
Cara Palpasi :
-          Hanya untuk mengukur tekanan sistolik
-          Manset spigmomanometer yang digunakan harus sesuai dengan usia (manset anak-anak lebih kecil dibandingkan dengan manset dewasa)
-          Kenakan manset pada lengan lalau pompa dengan udara secara perlahan sampai denyut nadi pergelangan tangantak teraba lagi. Kemudian tekanan didalam manset diturunkan dengan membuka pemompa secara perlahan.
-          Amati tekanan pada skal spigmomanometer.
-          Saat denyut nadi teraba kembali, baca tekanan pada skala spigmomanometer, tekanan ini adalah sistolik.
3.         Perkusi
Menilai batas-batas paru dan jantung, serta kondisi paru (normal resonan/sonor)
4.         Auskultasi
Suara nafas dan suaranafas tambahan seperti ronchi, rales, wheezing, friction rub pleura

Cara :
-          Untuk mengukur tekanan sistolik dan diastolic
-          Manset spigmomanometer diikatkan pada lengan atas, stetoskop ditempatkan pada arteri brakialis pada permukaan ventral siku agak bawah manset spigmomanometer.
-          Sambil mendengarkan denyut nadi, tekanan dalam spigmomanometer dinaikan dengan memompa udara kedalam manset sampai nadi tidak terdengar lagi, kemudian tekanan didalam spigmomanometer diturunkan secara perlahan.
-          Pada saat denyut nadi mulai terdengar kembali, baca tekanan yang tercantum pada skla spigmomanometer, tekanan ini adalah tekanan sistolik.
-          Suara denyutan nadi menjadi agak keras dan tetap terdengar sekeras itu sampai suatu saat denyutanya melemah atau menghilang sama sekali. Pada saat denyutan yang keras itu berubah menjadi lemah.
Pengukuran Suhu Tubuh
Suhu tubuh yang normal berkisar dari 36,6-37,2ºC (98-99ºF). Pada cuaca yang sangat panas suhu tubuh meningkat sampai 0,5 ºC lebih tinggi. Suhu tubuh yang diukur per oral dalam temperatur normal lebih rendah daripada suhu tubuhyang diukur per rektal yaitu sebesar 0,2-0,5 ºC. suhu tubuh yang diukur per aksila dapat lebih rendah 0,5 ºC daripada suhu tubuh, yang diukur per oral.
Hipertermia :
Suhu tubuh yang sangat tinggi (hiperpireksia didefinisikan sebagai suhu tubuh diatas 41,6ºC) adalah sangat serius dan dapat menimbulkan kematian. Beberapa penyebab hiperpireksia adalah akibat paparan atau pengerahan tenaga yang berlebihan misalnya pada pelari maraton, hipertermia maligna (sekelompok kelainan autosomal dominan atau resesif).



Hipotermia
Hipotermia jarang terjadi dan didefinisakan sebagai suhu tubuh kurang dari 35 ºC. termometer biasa tidak dapat mengukur suhu tubuh dibawah 35ºC. oleh karena itu, termometer khusus dengan skala rendah harus dipakai bila mencurigai adanya hipotermia. Penyebab hipotermia meliputi paparan yang lama terhadap udara dingin dan hipotiroidisme.
Pengkajian Tangan
Pada klien dengan gangguan jantung, berikut ini merupakan temuan yang paling .penting saat mengkaji ektremitas atas.
-          Sianosis perifer, kulit tampak kebiruan, menunjukan penurunan kecepatan aliran darah ke perifer, sehingga perlu waktu yang lebih lama bagi hemoglobin mengalami desaturasi. Normal terjadi pada vasokontriksi perifer akibat udara dingin atau pada penurunan aliran darah patologis misalnya syok kardiogenik.
-          Pucat dapat menandakan anemia atau peningkatan tahanan vaskular sistemik.
-          Waktu pengisian kapiler merupakan dasar untuk memperkirakan kecepatan aliran darah perifer. Pengkajian pengisian kapiler dilakukan dengan menekan kuat ujung jari, dan kemudian dilepaskan dengan cepat, secara normal.
-          Suhu tubuh dan kelembapan tngan dikontrol oleh sistem saraf otonom. Pada keadaan normal, tangan terasa hangat dan kering, pada keadaan stres tangan akan terasa dingin dan lembap. Pada syok kardiogenik tangan terasa sangat dingin dan basah akibat stimulasi sistem saraf simpatis dan mengakibatkan vasokontriksi.
-          Edema meregangkan kulit dan mempersulit bagian tubuh yang mengalami edema melakukan gerakan ekstensi.
-          Penurunan turgor kulit terjadi pada dehidrasi dan proses penuaan normal.
-          Jari gada (clubbing finger) adalah suatu penambahan jaringan lunak pada bagian distal jari-jari tangan atau jari-jari kaki, penyebab clubbing finger salah satu teorinya adalah clubbing terjadi karena suatu zat humoral dikeluarkan sebagai respon terhadap hipoksemia arteri.

E.     RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN PADA SISTEM KARDIOVASKULER
1.      ANALISA DATA
NO
DATA
ETIOLOGI
MASALAH
1
Ds :
Do :
-          Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
-          Kelemahan umum
-          Gaya hidup yang menonton
Pencetus : usia, merokok, gaya hidup

Antigen ><antibodi

kardiomiopati

 suplai darah jaringan menurun

metabolisme anaerob

Asidosis metabolik

ATP

Intoleransi aktivitas
Intoleransi aktivitas
2
Ds :
Do :
-          Perubahan frekuensi jantung
-          Perubahan irama
-          Perubahan afterload

Pencetus : Usia, merokok, gaya hidup

Antigen >< antibodi

Kardiomiopati
 

Gangguan diventrikel kiri

Gagal jantung kognesif

Curah jantung

Penurunan curah jantung
Penurunan curah jantung

2.      DIAGNOSA
a.       Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan suplai oksigen miokard dengan kebutuhan tubuh.
b.       penurunan curah jantung b/d perubahan frekuensi jantung
                                             
INTERVENSI KEPERAWATAN

NO
Dx
Tujuan (NOC)
Intervensi (NIC)
1
Intoleransi aktivitas
Batasan karakteristik :
-          Respon tekanan darah abnormal terhadap aktivitas
-          Respon frekuensi jantung abnormal terhadap aktivitas
-          Perubahan EKG yang mencerminkan aritmia
-          Ketidaknyamanan setelah beraktivitas
-          Dispneu setelah beraktivitas
faktor yang berhubungan :
-          Tirah baring atau imobilisasi
-          Kelemahan umum
-          Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
-          Imobilisasi
-          Gaya hidup menonton

Setelah dilakukan tindakan 3x24 jam dapat kembali normal Energy conservation
Activity tolerance
Self care
Kriteria hasil :
-          Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi RR
-          Mampu melakukan aktivitas sehari-hari (ADLs secara mandiri)
-          Tanda-tanda vital normal
-          Mampu berpindah dengan atu tanpa bantuan alat
-          Status respirasi pertukaran gas dan ventilasi adekuat
Activity Therapy
-          Kolaborasi dengan tenaga rehabilitasi medik dalam merencanakan program terapi yang tepat
-          Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan
-          Bantu utk memilih aktivitas konsisten yang sesuai dengan kemampuan fisik, psikologi dan sosial.
-          Bantu untuk mendapatkan alat bantuan aktivitas seperti kursi roda
-          Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas
-          Bantu pasien utk mengembangkn motivasi diri dan penguatan
-          Monitor respon fisik, emosi sosial dan spiritual.
2
Penurunan curah jantung
Definisi : Ketidakadekuatan darah yang dipompa oleh jantung untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
Batasan karakteristik :
Perubahan frekuensi / irama jantung
-          Aritmia
-          Bradikardi , takikardi
-          Perubahan EKG
-          Palpitasi
Perubahan preload
-          Penurunan tekanan vena central
-          Penurunan tekanan arteri paru
-          Edema, keletihan
-          Peningkatan CVP
Perubahan afterload
-          Kulit lembab
-          Penurunan nadi perifer
-          Penurunan resistanci vascular paru
-          Penurunan resistansivaskular sistemik
Perubahan kontraktilitas
-          Batuk, crackle
-          Penurunan indeks jantung
-          Penurunan fraksi ejeksi
Faktor yang berhubungan :
-          Perubahan afterload
-          Perubahan kontraktilitas
-          Perubahan frekuensi jantung
-          Perubahan preload
-          Perubahan irama


Setelah tindakan keperawatan selama 1x24 jam dapat berkurang/tidak meluas cardiac pump effectiveness, circulation status, vital sign selama tindakan perawatan.
Kriteria hasil :
-          Tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah, nadi, respirasi)
-          Dapat mentoleransi aktivitas, tidak ada kelelahan
-          Tidak ada edema paru, perifer, dan tidak ada asites
-          Tidak ada penurunan kesadaran
Cardiac care
-          Evaluasi adanya nyeri dada (intensitas, lokasi, durasi)
-          Catat adanya disritmia jantung
-          Catat adanya tanda dan gejala penurunan kardiac putput
-          Monitor status kardiovaskuler
-          Monitor status pernapasan yang menandakan gagal jantung
-          Monitor abdomen sebagai indikator penurunan perfusi
-          Monitor adanya perubahan tekanan darah
-          Monitor respon pasien terhadap efek pengobatan antiaritma
Vital sign monitoring :
-          Monitor TD, nadi, suhu dan RR
-          Catat adanya fluktuasi tekanan darah
-          Monitor jumlah dan irama jantung
-          Monitor bunyi jantung
-          Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign






















DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, Suzanne C.
Buku ajar keperawatan medikal-bedah Brunner & Sudarth / editor, Suzanne C. Smeltzer, Brenda G Bare ; alih bahasa, Agung Waluyu ; editor edisi bahasa indonesia, Monica Ester- Ed.8, - Jakarta : EGC, 2001
Ani Haryani Skep Ners dkk. Anatomi Fisiologi Manusia. Bandung CV.Cakra, 2009.
Amin Huda Nuralif dan Hardhi Kusuma, Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa medis Dan NANDA NIC –NOC, Jogjakarta : Medication Jogja, 2015


0 komentar:

Post a Comment