Tuesday, April 12, 2016

hepatitis b

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 latar belakang                    
Hepatitis B adalah salah satu penyakit menular berbahaya yang dapat  menyebabkan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan termasuk masalah kesehatan  masyarakat di dunia termasuk Indonesia. Penyakit Hepatitis B juga merupakan penyakit infeksi virus yang dapat menyerang hati dan selanjutnya akan berkembang menjadi pengerasan hati maupun kanker hati hingga menyebabkan kematian. 
Penyakit Hepatitis B ini disebabkan oleh Virus Hepatitis B (VHB) yang  menyerang hati dan menyebabkan peradangan hati akut atau menahun (penyakit hati kronis). Keadaan ini sangat berbahaya karena penderita merasa tidak sakit tetapi terus-menerus menularkan VHB kepada orang lain sehingga dapat terjadi wabah Hepatitis B dan juga mengalami komplikasi penyakit yaitu pengerasan hati yang  disebut liver cirrhosis dan juga dapat berkembang menjadi kanker hati yang disebut  dengan carcinoma hepatocelluler (Gunawan, 2009).  
1.2 Rumusan masalah
1.      Membuat pertanyaan sebanyak  mungkin sesuai dengan kasus yang diberikan
2.      Menentukan Diagnosa Keperawatan
3.      Membuat Rencana Keperawatan
1.3 Tujuan penulisan
Memberikan ajaran kepada mahasiswa untuk lebih dalam mempelajari atau memahami kasus membuat diagnose keperawatan dengan memulai pengakajian kasus dan membuat Rencana keperawatan.
1.4 Manfaat penulisan
a.       Bagi penulis, makalah ini dapat dijadikan sebagai sarana untuk mendalami pemahaman tentang menganalisa kasus dan membuat rencana asuhan keperawatan.
b.      Bagi pembaca, khususnya mahasiswa keperawatan makalah ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk pembelajaran asuhan keperawatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Hepatitis B            
Adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh "Virus Hepatitis B" (VHB),  yang dapat menyebabkan peradangan hati akut atau menahun yang pada sebagian kecil kasus dapat berlanjut menjadi sirosi hati atau kanker hati. Penyebab Hepatitis ternyata tak semata-mata virus. Keracunan obat dan paparan berbagai macam zat kimia seperti karbon tetraklorida, chlorpromazine, chloroform, arsen,fosfor, dan zat-zat lain yang digunakan sebagai obat dalam industri modern, bisa juga menyebabkan Hepatitis. Zat-zat kimia ini mungkin saja tertelan, terhirup atau diserap melalui kulitpenderita. Menetralkan suatu racun yang beredar di dalam darah adalah pekerjaan hati. Jika banyak sekali zat kimia beracun yang masuk ke dalam tubuh, hati bisa saja rusak sehingga tidak dapat lagi menetralkan racun-racun lain
2.2 Gejala yang timbul
·        Nyeri pada area perut
·        Urin yang berwarna gelap
·        Nyeri sendi
·        Hilang nafsu makan
·        Mual dan muntah
·        Lemah dan kelelahan
·        Kulit dan area putih pada mata menjadi kuning
2.3 Pengobatan
Saat ini ada tujuh pengobatan untuk hepatitis B yang bisa memperlambat perkembangan virus dan mengurangi resiko penyakit hati yang lebih serius di kemudian hari :
·        Interferon Alpha yang diberikan dengan suntikan selama enam buolan sampai satu tahun, atau kadang-kadang lebih lama. Obat dapat menyebabkan efek samping seperti gejala mirip flu, depresi, dan sakit kepala.
·        Pegylated interferon yang diberikan dengan suntikan selama enam bulan sampai satu tahun. Obat dapat menyebabkan efek samping seperti gejala flu dan depresi.
·         Lamivudine (Epivir-HBV, Zeffix atau Heptodin) adalah pil dengan sedikit efek samping, untuk setidaknya satu tahunan.
·        Adefovir dipivoxil (hepsera) adalah pil dengan sedikit efek samping, untuk setidaknya satu tahun atau lebih.
·         Entecavir (baraclude) adalah pil dengan sedikit efek samping, untuk setidaknya satu tahun atau lebih.
·         Telbivudine (tyzeka, sebivo) , adalah pil dengan sedikit efek samping , untuk setidaknya satu tahun atau lebih.
·         Tenofovir, adalah pil dengan sedikit efek samping, untuk setidaknya satu tahun atau lebih.
2.4 Pencegahan
·        Jangan lakukan hubungan seksual tanpa alat pengaman kecuali jika anda yakin pasangan anda tidak memiliki hepatitis B atau penyakit kelamin menular lainnya.
·        Berhenti menggunakan obat-obatan terlarang dengan penggunaan jarum suntik.
·        Hati-hati terhadap tindik dan tato tubuh
·        Mintalah vaksin hepatitis B kepada dokter anda sebelum berpergian jauh




BAB III
ANALISA KASUS
Kasus 1
Tn.R 60 tahun, datang ke rumah sakit dengan keluhan utama mual dan muntah RPS. Tn. R adalah penderita Hepatitis B HBs Ag (+) sejak 5 tahun yang lalu.2 hari SMRS klien sesak nafas, nafsu makan menurun, mual (+), Muntah (+) merah kehitaman kurang lebih 2 gelas, BAB hitam, urin kuning pekat
RPD : Hepatistis B
K/U tampak sesak , lemah, gizi kurang, kesadaran kompos mentis, Konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (+/+) Leher JVP tak meningkat
Thorax : Ronchi (+/+), Rtg.effusi pleura bilateral
Abdomen : tampak cembung, ascites (+), Hepatomegali (+)
Genitalia : Scrotum edema(+)
Extermitas atas : edema (-/-)
Extermitas bawah : edema (+/+)
Tanda-tanda vital TD 110/70 mmHg, N 100 x/m, R 28 x/m, T 38 C
Pemeriksaan
Hasil pemeriksaan
Hb
6
Trombosit
360.000
Gula darah sewaktu
350
GOT                                    
135
GPT
130
Ureum
4,6
Kreatinin
5,2
Natrium
3,0
Kalium
4,0
Albumin
2,3
Bilirubin total
10,5
Bilirubin direk
20
Protein total
6,0
O2
2-31/m


Klien tidak mampu melakukan perawatan diri: hygiene, makan minum, BAB/BAK mandiri
Th/ Vitamin K 2 x 1 ampul
Lasik 2 x 2 ampul
Vitazim 3 x 1 tab
Vometa 3x 1 tab
Actrapid 6-6-4 unit
Infus RL : Comafusin Hepar : Martos = 2 : 1 : 1 = 2000 cc per 24 jam
Diit TKTP
Rencana tranfusi PRC 2 labu dan Albumin 1 x 1 labu untuk 3 hari, Rencana Bilas lambung

3.1 Pertanyaan yang timbul sesuai dengan kasus di atas
1.      Mengapa BAB pasien berwarna hitam?
2.      Mengapa tidak ada peningkatan JVP padahall pasien tampak sesak.
3.      Mengapa scrotum pasien dewasa?
4.      Mengapa ada suara ronchi padahal tidak ada keluhan secret yang menumpuk atau apakah karna adanya efusi pleura bilateral?
5.      Mengapa ada edema ekstremitas bawah, padahal pasien sedang kurang gizi, apa peyebab edema di ekstremitas bawah?
6.      Mengapa gula darah sewaktu pasien mengalami peningkatan sedangkan pasien mengalami kurang gizi.
7.      Mengapa dalam kasus ada rencana bilas lambung, bukankah rencana bilas lambung hanya untuk pasien yang mengalami keracunan?
3.2 Diagnosa keperawatan yang sesuai
Symptom
Etiologi
Problem
Do :
a.       Tampak sesak, lemah, gizi kurang, kesadaran kompos mentis, konjungtiva anemis, sclera ikterik, leher JVP tak meaningkat, ronchi, efusi plera bilateral, abdomen tampak cembung, ascites, hepatomegali, scrotum edema, ektremitas bawah edema.
b.      TD 110/70 mmHg, N : 100x/mnt, R : 28x/mnt S : 380C
c.       HB : 6, trombosit 360.000, GDS 350, GOT : 135, GPT: 130, Ureum: 46, kreatinin:52, natrium: 3,0, kaliaum: 4,0 albumin: 2,3 bilirubin total : 10,5 bilirubin direk : 20 protein total : 6,0 O2 : 2-31/m
Ds :
a.       Mual, muntah merah kehitaman kurang lebih 2 gelas, sesak nafas, nafsu makan menurun, BAB hitam, urine kuning pekat

Hepatomegali

Tekanan pada dinding perut

Mual

Muntah
 

Anoreksia
 

Perubahan status Nutrisi
Perubahan status nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia dan gangguan gastrointestinal.


3.3 Rencana keperawatan
Diagnosa
keperawatan
NOC
(Tujuan)
NIC
(Intervensi)
Aktivitas
Perubahan status nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia dan gangguan gastrointestinal.
Nutrition: Imbalanced, Less Than Body Requirements
Setelah dilakukan askep selama 2x24 jam diharapkan  :
-         Pasien dapat makan makanan dan suplemen makanan
-         Mengurangi frekuensi mual dan muntah
-         Nafsu makan bertambah
-         Mengurangi gejala gastrointestinal dan perasaan tidak enak pada perut yang mengurangi selera makan dan keinginan terhadap makanan.
-         Meningkatkan pola defekasi yang normal dan mengurangi rasa tidakenak serta distensi pada abdomen.
Nutrition management
1. Pastikan pemilihan makanan pada pasien.
2. kolaborasi dengan ahli gizi, sesuai jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.
3. mendorong peningkatan asupan makanan zat besi yang sesuai.
4. mendorong peningkatan asupan protein, zat besi dan vitamin C.
5. ajarkan pasien bagaiamana membuat buku harian asupan gizi sesuai kebutuhan.




BAB IV
KESIMPULAN

Umum penyakit :
Hepatitib B adalah penyakit hati yang disebabkan oleh "Virus Hepatitis B" (VHB),  yang dapat menyebabkan peradangan hati akut atau menahun, yang pada sebagian kecil kasus dapat berlanjut menjadi sirosi hati atau kanker hati.
Kasus :
Tn.R didiagnosa mempunyai riwayat penyakit Hepatitis b HbsAg (+) sejak 5 tahun yang lalu, riwayat penyakit sekarang pasien mengalami nafsu makan menurun, mual dan muntah sehingga menyebabkan penurunan status gizi pasien. Maka sesuai dengan pengkajian kami menentukan diagnose keperawatan dengan perubahan status nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia dan gangguan gastrointestinal.



BAB V
DAFTAR PUSTAKA

Nanda international “Diagnosa Keperawatan :  definisi dan klasifikasi 2009-2014” 2010 penerbit buku kedokteran EGC
diakses pada tanggal 30-03-2014 pada jam 16.20 WIB
diakses pada tanggal 01-04-2014 pada jam 20.54 WIB
diakses pada tanggal 01-04-2014 pada jam 01.01 WIB
diakses pada tanggal 03-04-2014 pada jam 12.54 WIB



0 komentar:

Post a Comment