Tuesday, April 12, 2016

gagal jantung

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan kelompok penyakit jantung yang terutama disebabkan penyempitan arteri koronaria akibat proses aterosklerosis atau spasme koroner, atau kombinasi dari keduanya. Secara statistik, angka kejadian penyakit jantung koroner di dunia terus meningkat dari tahun ke tahun, baik di negara berkembang maupun negara maju. Di Amerika misalnya, sekitar 500.000 orang meninggal akibat penyakit ini tiap tahunnya. Di Eropa, 40.000 dari 1 juta orang juga menderita penyakit jantung koroner.
Di Indonesia, penyebab kematian mulai bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit kardiovaskular. Secara keseluruhan, jumlah kematian akibat PJK di seluruh dunia adalah sekitar 15 juta per tahun atau 30% dari seluruh kematian dengan berbagai sebab.
1.2 Rumusan masalah
a.       Mengidentifikasi istilah yang tidak dimengerti.
b.      Mengidentifikasi mekanisme penyakit sesuai dengan kasus.
c.       Mencari pengobatan dan terapi yang diberikan secara rasional sesuai dengan kasus.
1.3 Tujuan penulisan
Mengetahui lebih dalam pembelajaran dan pemberian Asuhan Keperawatan pada pasien penderita Angina pectoris.
1.4 Manfaat penulisan
a.       Bagi penulis, makalah ini dapat dijadikan sebagai sarana untuk mendalami pemahaman tentang menganalisa kasus dan membuat rencana asuhan keperawatan pada pasien penderita Gagal Jantung.
b.      Bagi pembaca, khususnya mahasiswa keperawatan makalah ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk pembelajaran asuhan keperawatan.



ISTILAH YANG TIDAK DIMENGERTI

a.       Compos mentis           = Tingkat kesadaran Normal
b.      Sputum                        = Lendir/ Dahak
c.       Akral                           = Ujung eksteremitas atas dan bawah
d.      Crackles                      = Bunyi abnormal pada paru yang terdengar saat klien inspirasi.
e.       Bunyi Gallop               = Kelainan bunyi jantung.
f.       Binasal Canul              = Pemberian oksigen melalui tabung tipis ke 2 lubang hidung.
g.      Takhikardi                   = Denyut jantung yang tidak normal dengan irama cepat
h.      Disritmia                     = Gangguan irama jantung.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
            Gagal jantung adalah keadaan patofisiologis dimana jantung gagal mempertahankan sirkulasi adekuat untuk kebutuhan tubuh meskipun tekanan pengisian cukup (Paul Wood, 1958).
Gagal jantung bias di kondisikan ketika jaringan tidak menerima cukup oksigen untuk sementara waktu. Pemompaan jantung melemah akibat akibat berbagai penyebab dan menyebabkan pencadangandarah dan meningkatkan tekanan dalam pembuluh darah, peningkatan tekanan ini kemudian memaksa cairan dari pembuluh darah ke dalam jaringan tubuh.
2.2 Patofisiologi
Sindrom gagal jantung disebabkan oleh beberapa komponen:
1.      Ketidak mampuan miokard untuk berkontraksi dengan sempurna mengakibatkan stroke volum dan cardiac output menurun.
2.      Beban sistolik yang berlebihan diluar kemampuan ventrikel(systolic overload) menyebabkan hambatan pada pengosongan ventrikel sehingga menurunkan curah ventrikel.
3.      Preload yang berlebihan dan melampaui kapasitas ventrikel(diastolic overload) akan menyebabkan volume dan tekanan pada akhir diastolic dalam ventrikel meninggi.
4.      Beban kebutuhan metabolic meningkat melebihi kemampuan daya kerja jantung dimana jantung sudah bekerja maksimal, maka akan terjadi keadaan gagal jantung walaupun curah jantung sudah cukup tinggi tetapi tidak mamu untuk memenuhi kebuthuna sirkulasi tubuh.
5.      Hambatan pada pengisian ventrikel karena gangguan aliran masuk kedalam ventrikel atau pada aliran balik venous return akan menyebabkan pengeluaran atau output ventrikel berkurang dan curah jantung menurun.
Gagal jantung kanan maupun kiri dapat disebabkan oleh beban kerja(tekanan atau volume) yang berlebihan dan atau gangguan otot jantung itu sendiri. Beban volume atau preload disebabkan karena kelainan ventrikel memompa darah lebih banyak semenit sedangkan beban tekanan atau afterload disebabkan oleh kealinan yang meningkatkan tahanan terhadap pengaliran darah ke luar jantung. Kelainan atau gangguan fungsi miokard dapat disebabkan oleh menurunnya kontraktilitas dan oleh hilangnya jaringan kontraktil ( infark miokard ).Dalam menghadapi beban lebih, jantung menjawab ( berkompensasi ) seperti bila jantung menghadapi latihan fisik. Akan tetapi bila beban lebih yang dihadapi berkelanjutan maka mekanisme kompensasi akan melampaui batas dan ini menimbulkan keadaan yang merugikan. Manifestasi klinis gagal jantung adalah manifestasi mekanisme kompensasi.

2.3 Etiologi
Faktor predisposisi gagal jantung adalah penyakit yang menimbulkan penurunan fungsi ventrikel dan keadaan yang membatasi pengisian ventrikel. Faktor pencetus termasuk meningkatnya asupan garam, ketidakpatuhan menjalani pengobatan anti gagal jantung, IMA(mungkin yang tersembunyi), serangan hipertensi, aritmia akut, infeksi atau demam, emboli paru, anemia, tirotoksikosis, kehamilan dan endokarditis infektif.
2.4 Patomekanisme
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8cVU_u370Y63E_ElhcEqouD0gSjWLcGEdjcCpemffsxwe4MMw56CbmyKvY4TXlH-S3oa62yCGo76m72sDo4dN47_KJvgp_LYbSVZCiTxcXVEU9X9LILWmhLjLR9kp5NfUJpOmY_U75aDu/s1600/Untitled2.jpg
2.5 Manifestasi klinik
·         Peningkatan volume intravaskular (gambaran dominan)
·         Ortopnue yaitu sesak saat berbaring
·         Dipsneu on effort (DOE) yaitu sesak bila melakukan aktifitas
·         Paroxymal noctural dipsneu (PND) yaitu sesak nafas tiba-tiba pada malam hari disertai batuk
·          Berdebar-debar
·         Lekas lelah
·         Batuk-batuk
·         Peningkatan desakan vena pulmonal (edema pulmonal) ditandai oleh batuk dan sesak nafas.
·         Peningkatan desakan vena sistemik seperti yang terlihat pada edema perifer umum dan penambahan berat badan.
2.6 Pemeriksaan penunjang
1.      EKG : Hipertrofi atrial atau ventrikuler, penyimpangan aksis, iskemia kerusakan pola mungkin terlihat. Disritmia mis : takhikardi, fibrilasi atrial. Kenaikan segmen ST/T persisten 6 minggu atau lebih setelah imfark miokard menunjukkan adanya aneurime ventricular.
2.      Sonogram : Dapat menunjukkan dimensi pembesaran bilik, perubahan dalam fungsi/struktur katub atau are penurunan kontraktilitas ventricular.
3.      Scan jantung : Tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan pergerakan dinding.
4.      Kateterisasi jantung : Tekanan abnormal merupakan indikasi dan membantu membedakan gagal jantung sisi kanan dan sisi kiri, dan stenosi katup atau insufisiensi. Juga mengkaji potensi arteri koroner. Zat kontras disuntikkan kedalam ventrikel menunjukkan ukuran bnormal dan ejeksi fraksi/perubahan kontrktilitas.
5.      Rontgen dada : untuk mengetahui adanya pembesaran jantung, penimbunan cairan di paru-paru atau penyakit paru lainnya.
2.7 Terapi dan pengobatan
Gagal jantung biasanya diobati dengan perubahan gaya hidup dan minum obat-obatan. Perubahan pola makan untuk menjaga berat ideal dan menurunkan asupan garam mungkin diperlukan. Menurunkan asupan garam membantu mengurangi kaki bengkak. Perubahan gaya hidup lain yang mengurangi gejala gagal jantung termasuk berhenti merokok atau penggunaan tembakau lainnya, menghilangkan atau mengurangi konsumsi alkohol dan menggunakan obat-obatan berbahaya.
Satu atau lebih jenis obat-obatan di bawah ini diberikan untuk gagal jantung:
·         Diuretic
·         Digoxin
·         Vasodilator
·         Beta bloker
·         inhibitor enzim pengubah angiotensin (inhibitor ACE)
·         angiotensin reseptor bloker (ARB)
Terapi Pembedahan
Angioplasty dan operasi bypass arteri jantung.
BAB III
ANALISA KASUS
Tn. R (64 tahun) masuk ICU dengan kesadaran compos mentis, tampak gelisah, napas klien tampak cepat dan dangkal disertai batuk – batuk, setiap batuk mengeluarkan sputum encer agak berbusa dan kadang-kadang disertai percikan kemerahan, keringat dingin banyak sekali, akral teraba dingin dan tampak kebiruan disekitar mukosa mulut dan kuku-kuku jari tangan dan kaki klien. Tanda – tanda vital klien ; TD 80 / 60 mmHg, Nadi 120 x/menit, Respirasi 32 x/menit. Pada pemeriksaan auskultasi terdengar crackles paru, bunyi gallop di atrial dan ventrikel (S4 & S3). Klien kemudian dipasang infuse Dextrose 10 % + Dobujek 1 ampul 7 Mikro gr via infusion pump, O2 5 liter/menit binasal canule, Folley catheter urine dem/Kg BB dengan produksi urine 50 cc. Posisi tidur klien yaitu fowler dan kadang-kadang bagian depan bersandar pada tumpukan bantal yang disusun di depan dada klien. Terapi yang diberikan yaitu furosemid ampul 4 x 2 ampul, lanoxin 1 ampul selanjutnya tablet 3 x 1 dan morfin 3 mikrogram/kg BB via syringe pump. EKG monitor menunjukkan takhikardi dan disritmia, sementara dari hasil ronsen dada tampak adanya gambaran kongesti vaskuler pulmonal. Diet Jantung Cair 2500 Kcal dan intake cairan maksimal 1000 cc / 24 jam (dari makanan, minuman, infuse dan obat-obatan)

3.1 Diagnosa Keperawatan
Symptom
Etiologi
Problem
Do :
kesadaran compos mentis, tampak gelisah, napas klien tampak cepat dan dangkal disertai batuk – batuk, setiap batuk mengeluarkan sputum encer agak berbusa dan kadang-kadang disertai percikan kemerahan, keringat dingin banyak sekali, akral teraba dingin dan tampak kebiruan disekitar mukosa mulut dan kuku-kuku jari tangan dan kaki klien.

TTV :
TD 80 / 60 mmHg, Nadi 120 x/menit, Respirasi 32 x/menit
Perfis dada :
Pada pemeriksaan auskultasi terdengar crackles paru, bunyi gallop di atrial dan ventrikel (S4 & S3).
Gagal Jantung
 

Daya pompa jantung menurun

SV menurun

Penurunan curah jantung
Penurunan curah jantung

3.2 Rencana keperawatan
Diagnose keperawatan
NOC (Tujuan)
NIC (Intervensi)
Aktivitas
Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas
Setalah dilakukan asuhan keperawatan selama 2x24 jam pasien dapat :
·         Menunjukan bahwa tanda vital dalam batas normal
·         Dyspneu berkurang
·         Keringat berkurang
·         Cyanosis berkurang
·         Tidak terlalu lelah/lemas
·         Hilang suara abnormalitas paru
Cardiac care : Acute
·         Memantau irama dan laju jantung
·         Auskultasi suara jantung
·         Auskultasi suara paru untuk crackles atau suara abnormalitas paru lainnya
·         Pilih sadapan EKG yang terbaik untuk pemantauan yang berlanjut.
·         Memantau tekanan darah.
·         Memantau efeketivitas pemberian terapi oksigen.




BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Umum penyakit :
Gagal jantung bias di kondisikan ketika jaringan tidak menerima cukup oksigen untuk sementara waktu. Pemompaan jantung melemah akibat akibat berbagai penyebab dan menyebabkan pencadangandarah dan meningkatkan tekanan dalam pembuluh darah, peningkatan tekanan ini kemudian memaksa cairan dari pembuluh darah ke dalam jaringan tubuh
Faktor predisposisi gagal jantung adalah penyakit yang menimbulkan penurunan fungsi ventrikel dan keadaan yang membatasi pengisian ventrikel. Faktor pencetus termasuk meningkatnya asupan garam, ketidakpatuhan menjalani pengobatan anti gagal jantung, IMA(mungkin yang tersembunyi), serangan hipertensi, aritmia akut, infeksi atau demam, emboli paru, anemia, tirotoksikosis, kehamilan dan endokarditis infektif.
Kasus :
Tn. R masuk ICU dengan kesadaran compos mentis, tampak gelisah, napas klien tampak cepat dan dangkal disertai batuk – batuk, setiap batuk mengeluarkan sputum encer agak berbusa dan kadang-kadang disertai percikan kemerahan, keringat dingin banyak sekali, akral teraba dingin dan tampak kebiruan disekitar mukosa mulut dan kuku-kuku jari tangan dan kaki klien. Maka sesuai dengan pengkajian kami menentukan diagnose keperawatan dengan penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas dengan rencana keperawatan cardiac Care: Acute.





DAFTAR PUSTAKA

Huon H.Gray,Keith D. Dawkins., et al. Lecture Notes: Kardiologi. 2002. Penerbit Erlangga
Diakses pada tanggal 08 April 2014
Diakses pada tanggal 08 April 2014
Diakses pada tanggal 08 April 2014
Ariesti Agung,. 2011. Asuhan Keperawatan Gagal Jantung (Heart Failure). http://learntogether-aries.blogspot.com/2011/09/askep-gagal-jantung-heart-failure.html
Diakses pada tanggal 08 April 2014



0 komentar:

Post a Comment