This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Monday, April 18, 2016

promosi kesehatan

Pengajar: Ns. Delly Arfa Syukrowardi, MNS
Diktat, Keperawatan Komunitas 2 
(Pokok Bahasan Promosi Kesehatan).
A.  LATAR BELAKANG PROM-KES
Promosi Kesehatan atau sering disingkat dengan Promkes merupakan  salah satu upaya 
dalam pembangunan dibidang kesehatan  masyarakat Indonesia (Depkes RI, 2011). 
Promkes dilatarbelakangi oleh keinginan global untuk mewujudkan masyarakat diseluruh 
pelosok dunia mendapatkan akses untuk kehidupan yang lebih layak melalui layanan 
khususnya bidang kesehatan. 
Berikut merupakan  pertemuan-pertemuan internasional yang melatarbelakangi Promkes 
diseluruh dunia.  
1.  Alma Ata Declaration
Alma Ata Declaration diadakan dalam rangka kebutuhan yang mendesak akan aksi 
nyata dari seluruh pemerintah, pekerja pelayanan kesehatan, dan masyarakat dunia 
untuk melindungi dan mempromosikan kesehatan kepada seluruh masyarakat 
diseluruh dunia. Salah satu action-nya dengan mendeklarasikan; Perawatan kesehatan 
primer (Primary Health Care):
a)  mencerminkan dan berkembang dari kondisi ekonomi dan sosial budaya  dan
karakteristik politik negara dan masyarakat dan didasarkan pada  penerapan 
hasil yang relevan dari sosial,  penelitian-penelitian  bio-medis dan pelayanan 
kesehatan, serta pengalaman kesehatan masyarakat;
b)  menekankan  pada  masalah kesehatan utama di masyarakat, menyediakan 
layanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif;
c)  termasuk  setidaknya: pendidikan mengenai berlaku masalah kesehatan dan
metode pencegahan dan pengontrolan mereka; promosi pasokan makanan dan
nutrisi yang tepat; cukup pasokan air  bersih dan sanitasi dasar;  kesehatan ibu 
dan kesehatan anak, termasuk keluarga berencana; imunisasi  terhadap 
penyakit menular yang utama; pencegahan dan pengendalian lokal  penyakit 
endemik; perawatan yang tepat dari penyakit umum dan luka-luka;  dan 
penyediaan obat esensial;
d)  melibatkan, selain sektor kesehatan, semua sektor dan aspek terkait
pembangunan nasional dan masyarakat, di bidang pertanian khususnya, hewan
peternakan, makanan, industri, pendidikan, perumahan, pekerjaan umum, 
komunikasi dan menuntut upaya terkoordinasi dari semua orang sektor;
e)  membutuhkan dan mempromosikan komunitas maksimum dan individu 
kemandirian dan  partisipasi dalam perencanaan, organisasi,  pelaksanaan  dan 
pengendalian kesehatan  primer, memanfaatkan sepenuhnya sumber daya 
lokal, nasional dan lainnya;  dan  tujuan akhir yaitu pengembangan  melalui 
pendidikan yang sesuai kemampuan masyarakat;
f)  harus ditopang oleh  sistem yang  terpadu, fungsional dan  rujukan yang  saling 
mendukung, yang mengarah ke peningkatan progresif kesehatan yang 
komprehensif  untuk semua, dan memberikan prioritas kepada mereka yang 
membutuhkan;
g)  bergantung  pada tingkat lokal dan rujukan, pada petugas kesehatan, termasuk 
dokter,  perawat, bidan, pembantu dan  petugas di  masyarakat yang  ada, serta
praktisi tradisional yang  diperlukan, sesuai dilatih secara sosial dan teknis 
untuk bekerja sebagai tim kesehatan dan untuk merespon kebutuhan kesehatan 
yang ada dari masyarakat.
2.  Ottawa Charter (1986)
Konferensi pertama dalam skala internasional yang diadakan di Ottawa, Kanada pada 
Tahun 1986. Kesepakatan dalam pertemuan ini bertujuan untuk mencapai “sehat 
global” pada Tahun 2000. Dalam konferensi Promkes di Ottawa, disepakati bahwa 
definisi promkes adalah suatu proses yang memungkinkan masyarakat untuk 
meningkatkan pengendalian  dan pengawasan dalam rangka peningkatan kesehatan. 
Untuk mencapai status sehat secara fisik, mental dan sosial, seseorang / masyarakat 
harus  dapat mengidentifikasi dan memberikan aspirasi, dapat memenuhi kebutuhan 
hidup, dan dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitar. 
Kesehatan dapat dipandang sebagai sumber daya dalam kehidupan sehari-hari, bukan 
tujuan dari kehidupan. Kesehatan adalah konsep positif yang menekankan pada 
sumber daya sosial dan individu, seperti kemampuan fisik. Oleh karena itu, Promkes 
bukan hanya tanggung jawab dari institusi pelayanan kesehatan saja, akan tetapi 
merupakan tangung jawab semua pihak termasuk individu dan masyarakat dalam 
menuju kehidupan yang sehat sehingga dapat menjadi masyarakat yang sejahtera 
(WHO, The Ottawa Charter 1986). 
Dalam rangka terus meningkatkan dan sharing pengalaman dan pengetahuan dibidang 
promkes, berikut konferensi-konferensi internasional yang diadakan setelahnya;
3.  Adelaide, Australia (1988)
4.   Sundsvall, Sweden (1991)
5.   Jakarta, Indonesia (1997)
a)  Mempromosikan tanggungjawab sosial untuk kesehatan
b)  Meningkatkan investasi pengembangan kesehatan
c)  Pengembangan partnerships dibidang kesehatan
d)  Meningkatkan kemampuan individu dan masyarakat 
e)  Meningkatkan infrastruktur yang aman 
6.   Mexico city (2000)
7.   Bangkok, Thailand (2005)
8.   Rio de Janeiro, Brazil (2012) 
B.  DEFINISI
1.  Promkes adalah suatu proses yang memungkinkan masyarakat untuk meningkatkan 
pengendalian dan pengawasan dalam rangka peningkatan kesehatan (Ottawa Charter, 
1986 dalam WHO).
2.  Primary Health Care (PHC)  merupakan esensi kesehatan yang didasarkan pada 
praktik, keilmuan, sosial dan teknologi secara universal dapat diakses oleh semua 
individu dan keluarga serta masyarakat melalui partisipasi dan dengan biaya yang 
terjangkau sehingga  dapat menjaga status kesehatan mereka  (Alma Ata Declaration, 
1978 dalam WHO). 
C.  TUJUAN PROM-KES OTTAWA CHARTER 1986
D.  KONSEP PROMOSI KESEHATAN
Konsep Promosi kesehatan dapat dilakukan melalui pendekatan beberapa pendekatan 
yang optimal. Beberapa pendekatan tersebut dengan:
1.  Issue
Masalah yang berhubungan dengan kesehatan yang sedang terjadi disuatu daerah 
yang melibatkan masyarakat baik secara langsung ataupun tidak langsung. Dengan 
melakukan promosi kesehatan yang tepat dengan masalah  yang dihadapi, efektifitas 
promosi kesehatan dapat terlaksana dengan baik.
2.  Setting
Kehadiran audien atau masyarakat  penting dalam  promosi kesehatan. Akses menuju 
tempat promosi kesehatan dan sarana/prasarana akan sangat menentukan motivasi 
masyarakat dalam menghadiri promosi kesehatan. 
3.  Life course
Materi yang diberikan dalam promosi kesehatan akan sangat mudah dicerna oleh 
masyarakat sebagai audien apabila yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. 
Permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan lingkungan, penyakit, sosial-ekonomi, dll. akan mudah diberikan sebagai tema promosi kesehatan, dan dapat 
dimodifikasi dengan adaptasi budaya setempat.
4.  Best practice
Action  merupakan komponen terakhir dalam  menentukan promosi kesehatan 
menghasilkan perubahan kearah yang lebih baik atau tidak. Tanpa adanya  action, 
promosi kesehatan akan menjadi sia-sia. Akan tetapi,  action  yang baik harus 
didukung dengan perencanaan yang baik. Oleh karena itu, sebelum melaksanakan 
kegiatan nyata dari promosi kesehatan, perencanaan harus dibuat dan dikoordinasikan 
dengan pihak-pihak terkait agar tujuan  action  dari promosi kesehatan dapat sesuai 
dengan tujuan.    
Seiring dengan berkembangnya kemajuan jaman, konsep  Health Promotion  dapat 
dilakukan dengan pendekatan yang innovative: 
1.  Menyediakan sarana dan prasarana yang mobile atau dapat diakses dan digunakan 
kapan saja.
2.  Pelaksanaan promosi kesehatan diupayakan terfokus pada perubahan sosio-ekonomi dan budaya pada tingkat keluarga dan masyarakat
3.  Melibatkan dan aktif  melibatkan seluruh sektor pemerintah khususnya untuk 
menyelesaikan masalah sosial dan ekonomi
4.  Temuan-temuan ilmiah dapat menjadi bahan referensi yang kuat dalam 
menjalankan promosi kesehatan (evidence-based practices),  sehingga keilmuan 
yang terkini dapat diketahui oleh audien/masyarakat.
E.  STRATEGI PROMOSI KESEHATAN
Strategi Promosi kesehatan di Asia Tenggara meliputi:
1.  Infrastructure, 
2.  Membangun kapasitas, 
3.  Regulasi dan legalisasi, 
4.  Partisipasi dan kerjasama, 
5.  Kebijakan policy and advocacy,  
6.  Mobilisasi sosial, 
7.  Managemen perubahan.
8.  Promosi finansial
Strategi promosi kesehatan di Indonesia (Depkes RI, 2011).
Menyadari rumitnya hakikat dari perilaku, maka perlu dilaksanakan strategi promosi 
kesehatan paripurna yang terdiri dari (1) pemberdayaan, yang didukung oleh (2) bina suasana 
dan (3) advokasi, serta dilandasi oleh semangat (4) kemitraan.
Pemberdayaan adalah pemberian informasi dan pendampingan dalam mencegah dan
menanggulangi masalah kesehatan, guna membantu individu, keluarga atau kelompok-kelompok masyarakat menjalani tahap-tahap tahu, mau dan mampu mempraktikkan PHBS.
Bina suasana adalah pembentukan suasana lingkungan sosial yang kondusif dan mendorong 
dipraktikkannya PHBS serta penciptaan panutan-panutan dalam mengadopsi PHBS dan 
melestarikannya.
Advokasi adalah pendekatan dan motivasi terhadap pihak-pihak tertentu yang diperhitungkan 
dapat
mendukung keberhasilan pembinaan PHBS baik dari segi materi maupun non materi.
Kemitraan harus digalang baik dalam rangka pemberdayaan maupun bina suasana dan 
advokasi guna membangun kerjasama dan mendapatkan dukungan.
F.  SASARAN PROMOSI KESEHATAN
SASARAN PROMOSI KESEHATAN ASIA TENGGARA
  Tobacco Cessation 
  Emotional & Mental Health
  Prenatal Care
  Access to Care & Providers
  Health Literacy
  Obesity
  Dental 
  Screening & Prevention-Diabetes, Hypertension, Cancer
  Substance Abuse (alcohol & drugs)
  Immunization 
  Heart disease & Stroke
  Cancer
  Chronic Respiratory Disease
Di Indonesia, pelaksanaan promosi kesehatan dikenal adanya 3 (tiga) jenis sasaran, yaitu (1) 
sasaran primer, (2) sasaran sekunder dan (3) sasaran tersier (Depkes RI, 2011).
Sasaran Primer
Sasaran primer (utama) upaya promosi kesehatan sesungguhnya adalah pasien, individu sehat 
dan keluarga (rumah tangga) sebagai komponen dari masyarakat. Mereka ini diharapkan 
mengubah perilaku hidup mereka yang tidak bersih dan tidak sehat menjadi perilaku hidup 
bersih dan sehat (PHBS). Akan tetapi disadari bahwa mengubah perilaku bukanlah sesuatu 
yang mudah. Perubahan perilaku pasien, individu sehat dan keluarga (rumah tangga) akan
sulit dicapai jika tidak didukung oleh: Sistem nilai dan norma-norma sosial serta norma-norma hukum yang dapat diciptakan/dikembangkan oleh para pemuka masyarakat, baik
pemuka informal maupun pemuka formal.
Keteladanan dari para pemuka masyarakat, baik pemuka informal maupun pemuka formal, 
dalam mempraktikkan PHBS. Suasana lingkungan sosial yang kondusif (social pressure) dari
kelompok-kelompok masyarakat dan pendapat umum (public opinion).
Sumber daya dan atau sarana yang diperlukan bagi terciptanya PHBS, yang dapat diupayakan 
atau dibantu penyediaannya oleh mereka yang bertanggung jawab dan berkepentingan 
(stakeholders), khususnya perangkat pemerintahan dan dunia usaha.
Sasaran Sekunder
Sasaran sekunder adalah para pemuka masyarakat, baik pemuka informal (misalnya pemuka 
adat, pemuka agama dan lain-lain) maupun pemuka formal (misalnya petugas kesehatan, 
pejabat pemerintahan dan lain-lain), organisasi kemasyarakatan dan media massa. Mereka 
diharapkan
dapat turut serta dalam upaya meningkatkan PHBS pasien, individu sehat dan keluarga 
(rumah tangga) dengan cara:
a)  Berperan sebagai panutan dalam mempraktikkan PHBS. 
b)  Turut menyebarluaskan informasi tentang PHBS dan menciptakan suasana yang kondusif 
bagi PHBS.
c)  Berperan sebagai kelompok penekan (pressure group) guna mempercepat terbentuknya 
PHBS. 
Sasaran Tersier
Sasaran tersier adalah para pembuat kebijakan publik yang berupa peraturan perundang-undangan di bidang kesehatan dan bidang-bidang lain yang berkaitan serta mereka yang
dapat memfasilitasi atau menyediakan sumber daya. Mereka diharapkan turut serta dalam 
upaya meningkatkan PHBS pasien, individu sehat dan keluarga (rumah tangga) dengan cara:
Memberlakukan kebijakan/peraturan perundang-undangan yang tidak merugikan kesehatan 
masyarakat dan bahkan mendukung terciptanya PHBS dan kesehatan masyarakat. Membantu 
menyediakan sumber daya (dana, sarana dan lain-lain) yang dapat mempercepat terciptanya 
PHBS di kalangan pasien, individu sehat dan keluarga (rumah tangga) pada khususnya serta 
masyarakat luas pada umumnya.

G.  DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI, 2011. PROMOSI KESEHATAN DI DAERAH BERMASALAH KESEHATAN. 
Panduan bagi Petugas Kesehatan di Puskesmas. Accessed from: 
http://www.depkes.go.id/resources/download/promosi-kesehatan/panduan-promkes-dbk.pdf
WHO Regional Office for Europe. Declaration of Alma-Ata. Accessed from: 
http://www.who.int/publications/almaata_declaration_en.pdf
WHO, The Ottawa Charter for Health Promotion. International Health Promotion 
Conference. Accessed from: 
http://www.who.int/healthpromotion/conferences/previous/ottawa/en/
WHO Indonesia. The Implementation of Health Promotion in Indonesia. 2001. Accessed 
from: 
http://whoindonesia.healthrepository.org/bitstream/123456789/563/1/Batunahal%20G
ultom%20-%20The%20Implementation%20of%20Health%20Promotion%20in%20Indonesia%2
0%28INO%20HPR%20001-TSS%29.PDF

Wednesday, April 13, 2016

kangker saluran kemih





BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Ca Kandung Kemih lebih sering mengenai laki-laki dengan perbandingan 2,7 : 1. Biasanya dijumpai sebagai tumor superficial dan pada umumnya belum disertai metastasis, namun rekurensinya tinggi.Ca Kandung Kemih merupakan tumor maligna kedua pada system genitourinary.
Tumor renal karsinoma maligna terutama adenocarcinoma menduduki 2% dari semua kanker. Tumor renal maligna yang kecil (adenoma) bisa timbultanpa membawa kerusakan yang jelas atau menimbulkan berbagai gejala.Hematuria merupakan gejala yang paling lumrah pada carcinoma sel-sel renal.Setiap orang yang mengalami hematuria harus menjalani pemeriksaan urologiyang lengkap, karena lebih dini diketahui maka peluang sembuh akan lebih bersih

B.     Rumusan Masalah
1.              Menjelaskan Pengertian ca saluran kemih Untuk !
2.              Menjelaskan mengetahui etiologi, tanda dan gejala !
3.              Menjelaskan mengetahui patofisiologi dan manifestasi klinis !
4.              Menjelaskan mengetahui Pemeriksaan penunjang serta penatalaksanaan !
5.              Menjelaskan askep ca saluran kemih !

C.     Tujuan
1.              Untuk mengetahui pengertian ca saluran kemih.
2.              Untuk mengetahui etiologi, tanda dan gejala.
3.              Untuk mengetahui patofisiologi dan manifestasi klinis.
4.              Untuk mengetahui Pemeriksaan penunjang serta penatalaksanaan.
5.              Untuk mempermudah pembuatan askep ca saluran kemih.




BAB II
TINJAUAN TEORI

A.    Definisi
Kanker saluran kemih (karsinoma buli-buli) adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan pertumbuhan abnormal sel kanker atau tumor pada kandung kemih.
Kanker buli-buli adalah kanker yang mengenai organ buli-buli (kandung kemih). Buli-buli adalah organ yang berfungi untuk menampung air kemih yang berasala dari ginjal. Jika buli-buli telah penuh, maka air kemih akan dikeluarkan.
Karcinomabuli adalah tumor yang didapatkan dari buli-buli atau kandung kemih yang akan terjadi grosshematuria tanpa rasa sakit yaitu air kencing berwarna merah terus-menerus. Kanker yang mengenai kandung kemih dan biasanya menyerang laki-laki berusia diatas 50 tahun.

B.     Klasifikasi
1.  Tahap 0
Sel-sel kanker ditemukan hanya diatas laisan dari kandung kemih.
2.  Tahap 1
Sel-sel kanker telah mengembang untuk lapisan luar lapisan kandung kemih tetapi tidak untuk otot-otot kandung kemih.
3.    Tahap 2
Sel-sel telah mengembang untuk otot-otot didinding kandung kemih tetapi tidak untuk jaringan emak yang mengelilingi kandung kemih
4.    Tahap 3
Sel-sel kanker telah mengembang untuk jaringan lemak sekitar kandung kemih dan kelenjar prostat,vagina, atau Rahim, tetapi tidak untuk kelenjar getah bening atau organ lainnya.
5.  Tahap 4
Sel-sel kanker telah mengembang pada nodus limfa, didinding panggul/perut atau organ lainnya.
6.      Berulang
Kanker telah terulang dikandung kemih atau didekat organ lain yang telah diobati.

C.     Etilogi dan Faktor Resiko
Para pekerja dipabrik kimia (terutama cat), laboratorium, pabrik korek api, tekstil, pabrik kulit, dan pekerja salon karena sering terpapar karsinogen (senyawa ain aromatic, 2 nafstilamin, besidin, dan 4 aminobifamil ) Perokok aktif karena rokok mengandung bahan karsinogen berupa amin aromatic dan nitrosamine. Infeksi saluran kemih seperti E.Coli dan proteus spp yang menghasilkan nitrosamine sebagai zat karsinogen. Sering mengonsumsi kopi, pemanis buatan, yang mengandung akarin dan siklamat, serta pemakaian obat-obatan siklofosfamid melalui intravesika, fanasetin, opium, dan antituberkulosi dalam jangka waktu yang lama.

D.    Gambaran Klinis
Perlu diwaspadai jika seorang pasien datang dengan mengeluh hemturi yang bersifat :
1.      Tanpa disertai rasa nyeri (pain less)
2.      Kambuhan (intermitten)
3.      Terjadi pada proses miksi (totol)

Meskipun sering kali karsinoma kandung kemih tanpa disertai gejala disuria, pada karsinoma in situ/ karsinoma yang sudah mengadakan infiltrasi luas, tidak jarang terjadi gejala iritasi kandung kemih yaitu :
1.      Disuria
2.      Pola kisuria
3.      Frekuensi
4.      Urgensi

E.     Penyebab
1.      Merokok
2.      Kegemukan
3.      Tekanan darah tinggi (hipertensi)
4.      Lingkungan Kerja (pekerja perapi arang dipabrik baja memiliki resiko tinggi, juga pekerja yang terpapar asbes)
5.      Dialisa (penderita gagal ginjal kronis yang menjalani dialisa menahun memiliki resiko tinggi )
6.      Penyinaran

F.      Tanda dan Gejala
1.    Hematuria
Hematuria intermiten/penuh dan dapat dinyatakan sebagai hemturia awal/ terminal hematuria, sebagian dari pasien kanker kandung kemih aka ada pembuangan gumpalan-gumpalan darah dan bangkai-bangkai busuk.
2.    Iritasi kandung kemih
Tumor terbentuk ditrigonom kandung kemih, lingkup patologi meluas/ saat terjadi infeksii dapat menstimulasi sampai ke kandung kemih sehingga menyebabkan fenomena sering buang air kecil dan urgen.
3.    Gejala Obstruktif melalui nyeri pada sisi ginjal yang terkena
4.    Penurunan berat badan
5.    Kelelahan
6.    Demam yang hilang-timbul

G.    Manifestasi Klinis
1.      Hematuria (adanya darah diurine)
2.      Rasa terbakar atau nyeri ketika berkemih
3.      Desakan untuk berkemih
4.      Sering berkemih terutama malam hari dan pada fase selanjutnya suka berkemih
5.      Badan terasa panas dan lemah
6.      Nyeri pinggang karena tekanan saraf
7.      Nyeri pada satu sisi karena hydronefrosis

H.      Komplikasi
Komlikasi pembedahan meliputi perdarahan dan infeksi, efek samping dari radiasi dapat menimbulkan striktur padaureter,uretra, dan kolon. Komplikasi lain dikaitkan dengan daerah metastase penyakit.

I.       Pemeriksaan Penunjang
1.      Pemeriksaan Laboratorium rutin
2.      Radiologi
3.      Biopsi dan Sitoskopi

J.         Pengobatan
1.    Operasi
2.    Radioterapi
3.    Kemoterapi total
















BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KANKER  INFEKSI SALURAN KEMIH

A.    PENGKAJIAN
1.  Identitas Pasien
2.  Riwayat Kesehatan
a.    Keluhan Utama
Pasien nyeri saat BAK, dan agak mengedan, ada benjolan disebelah bawah, sulit BAB, dan nyeri diseluruh tubuh terutama pinggang.

b.    Riwayat Kesehatan Sekarang
Darah keluar sedikit-sedikit saat BAK dan terasa nyeri serta sulit BAB

c.    Riwayat Kesehatan Dahulu
Riwayat penyakit yang sama/ penyakit lain yang diderita oleh pasien

d.   Riwayat Kesehatan Keluarga
Penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang menjadi factor resiko

e.    Faktor Lain
Merokok, kegemukan, tekanan darah tinggi (hipertensi), Lingkungan Kerja (pekerja perapi arang dipabrik baja memiliki resiko tinggi, juga pekerja yang
terpapar asbes), Dialisa (penderita gagal ginjal kronis yang menjalani dialisa menahun memiliki resiko tinggi ).

3.      Pemeriksaan Fisik
Nyeri / ketidaknyamanan : Nyeri tekan abdomen, nyeri tekan pada area ginjal paada saat dipalpasi  nyeri dapat digambarkan sebagai akut, hebat, tidak hilang dengan posisi/tindakan lain.
a.    Keadaan umum : Klien tampak pucat, melakukan aktivitas seperlunya, tidur kurang, sering terbangun ditengah malam,
b.    Tanda-tanda Vital :
-          Suhu                      : 36 oC
-          Nadi                      : 80x/ menit (Kuat dan teratur)
-          Tekanan Darah      : 130/80 mmHg
-          Respirasi                : 18x/ menit

c.       Sistem tubuh
-          Pernafasan (B1-Breathing)
Hidung tidak terdapat kelainan, trachea letaknya normal, Bentuk dada simetris
-          Kardiovaskuler (B2-Bleeding)
Tidak terdapat nyeri dada, suara jantung normal, edema pada ekstremitas bawah.
-          Pernafasan (B3-Brain)
Kepala dan wajah tidak terdapat kelainan, pucat, mata : slera icterus, konjungtiva pucat, pupil isokor, Leher kanan tekanan vena jugularis normal, persepsi sensori tidak terdapat kelainan.
-          Perkemihan/ Eliminasi (B4-Bladder)
Produksi urine : dalam 24 jm 600-700ml, keluar sedikit-sedikit, menetes, sering terasa nyeri,kadang ada retensi urine. Warna merah, bau agak amis. Lainnya teraba massa suprasintisis diameter 10x10 cm keras, fxed.
-          Pencernaan Eliminasi alvi (B5-Bowl)
Mulut dan tenggorokan kering, agak merah (iritasi). Abdomen distensi. Rektum tidak terdapat kelainan. BAB 1x/hari, kadang-kadang 2-3hari baru BAB konsistensi keras.
-          Tulang-Otot Integumen (B6-Bone)
Kemampuan pergerakan sendi bebas, tidak terdapat parase, paralise, maupun hemiparese, ekstremitas atas tidak terdapat kelainan, ekstremitas bawah terdapat edema pada tungkai kaki kiri, tulang belakang tidak terdapat kelainan. Warna kulit pucat, akral dingin, kering, tugor cukup.
-          System endokrin
Terapi hormone tidak ada


B.  PATWAY
 






 







                                         









Penatalaksanaan


Rounded Rectangle: • Operasi
• Kecemasan
• Kurang Pengetahuan
Rounded Rectangle: • Radiologi
• Defisit Ekonomi
• Tidak Adekuatnya Terapi
Rounded Rectangle: Kemoterapi
Tidak Adekuatnya Terapi
Efek samping Kemoterapi
- Panas tubuh dan lemah
- Nafsu makan menurun
- Intoleransi aktivitas
- Depresi Harga diri









C.  DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.      Cemas b.d situasi krisis (kanker) dan social ekonomi
2.      Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) b.d hipermetabolik yang berhubungan dengan kanker
3.      Kurang pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan pengobatan b.d kurangnya informasi keterbatasan kognitif
4.      Gangguan eliminasi urine (retensi) b.d blood clothing akibat adanya kanker

D.  PERENCANAAN KEPERAWATAN
No
Diagosa
Tujuan (NOC)
Intervensi (NIC)
Rasional
1.       
Cemas b.d situasi krisis (kanker) dan social ekonomi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 Jam cemas berkurang.
-       Klien dapat mengurangi rasa cemasnya
-       Klien rileks dan dapat melihat dirinya secara objektif
Dengan kriteria hasil :
1.    Klien melaporkan perasaan cemasnya berkurang
2.    Klien mengatakan pemahamannya tentang penyakit.

1.    Klien melaporkan perasaan cemasnya berkurang
2.    Klien mengatakan paham mengenai penyakitnya
1.      Pemberian informasi dapat membantu klien dalam memahami proses penyakitnya
2.      Membantu klien dalam memahami kebutuhan untuk pengobatan dan efek sampingnya
1.       
Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) b.d hipermetabolik yang berhubungan dengan kanker

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 Jam
1.      Klien menunjukkan BB stabil, hasil LAB normal, dan tidak ada tanda-tanda malnutrisi
2.      Klien mengatakan pengertian terhadap perlunya intake yang adekuat. Dengan kriteria hasil :
1.       
Peningkatan masukan makanan, nutrisi yang cocok,dan adekuat serta kalori yang cukup
-          Monitor intake makanan setiap hari.
-          Anjurkan pasien untuk mengonsumsi makanan tinggi kalori.
-          Hindari makanan yang manis,berlemak, dan pedas

1.    Memberikan informasi mengenai status gizi klien
2.    Memberikan informasi tentang penambahan dan pengurangan BB
3.    Memberikan informasi bahwa kalori adalah sumber energy
4.    Mencegah terjadinya mual dan muntah
3.       
Kurang pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan pengobatan b.d kurangnya informasi keterbatasan kognitif

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 Jam
-          Klien dapat mengatakan secara akurat tentang diagnose dan pengobatan pada tingktan siap.
-          Memiliki inisiatif dalamperubahan gaya hidup dan partisipasi dalam pengobatan
Dengan Kriteria Hasil :
1.      Klien siap dioperasi baik secara fisik maupun mental.
2.      Klien mau berpartisipasi dalam perubahan gaya hidup.

1.      Riview pengertian klien dan keluarga tentang diagnose pengobatan dan akibatnya.
2.      Tentukan persepsi klien tentang kanker dan pengobatannya
3.      Berikan bimbingan kepada klien sebelum mengikuti prosedur pengobatan
1.      Menghindari duplikasi dan pengulangan terhadap pengetahuan
2.      klien mengetahui sampai sejauh mana pemahaman klien dan keluarga
4.       
Gangguan eliminasi urine (retensi) b.d blood clothing akibat adanya kanker

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 Jam
-          Retensi urine tidak terjadi

Dengan kriteria hasil :
1.      Klien berkemih Volunteer
2.      Residu urine kurang dari 50%
3.      Urine tidak lagi berwarna merah dan menetes
1.    Anjurkan klien untuk banyk minum air putih
2.    Mengembangkan kembali problem latihan kandung kemih
3.    Anjurkan klien untuk merenggangkan abdomen dan melakukan monufer
1.      Agar tidak sempat terbentuk bekuan darah
2.      Agar kandung kemih dapat berfungsi kembali secara normal
3.      Untuk melatih mengosongkan kandung kemih secara bertahap.




























BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Pada pasien penderita kanker kandung kemih memiliki masalah Cemas, Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh), Kurang pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan pengobatan, Gangguan eliminasi urine (retensi) dan didiagnosa Cemas b.d situasi krisis (kanker) dan social ekonomi, Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) b.d hipermetabolik yang berhubungan dengan kanker, Kurang pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan pengobatan b.d kurangnya informasi keterbatasan kognitif, gangguan eliminasi urine (retensi) b.d blood clothing akibat adanya kanker dan diberikan tindakan keperawatan Klien dapat mengatakan bahwa perasaan cemasnya berkurang, klien mengatakan paham mengenai penyakitnya, memonitoring intake makanan setiap hari, menganjurkan pasien untuk mengonsumsi makanan tinggi kalori, memberikan informasi untuk menghindari makanan yang manis,berlemak, dan pedas, menjelaskan kepada klien dan keluarga tentang diagnose pengobatan dan akibatnya. Klien dapat memberikan persepsi tentang kanker dan pengobatannya, memberikan bimbingan kepada klien sebelum mengikuti prosedur pengobatan, menganjurkan klien untuk banyak minum air putih, memberikan latihan kandung kemih, menganjurkan klien untuk merenggangkan abdomen dan melakukan monufer.

B.     Saran
Diharapkan memahami proses penyakitnya, klien memahami kebutuhan pengobatan dan efek samping dari pengobatan, klien dapat mengetahui status gizi, klien memahami bertambah dan berkurangnya BB klien memahami informasi mengenai kalori adalah sumber energy, mencegah terjadinya mual dan muntah dapat menghindari duplikasi dan pengulangan terhadap pengetahuan klien mengetahui sampai sejauh mana pemahaman klien dan keluarga tidak terjadi pembekuan darah, kandung kemih dapat berfungsi kembali secara normal, klien mengosongkan kandung kemih secara bertahap.






























DAFTAR PUSTAKA

Black, Joyce M & Esther Matassarin-Jacobs. 1997.
Medical Surgical Nursing : Clinical Management for Continuity of Care
Edisi 5, W.B. Saunders Company,PhiladelphiaCarpenito, Lynda Juall. 2001.
Buku Saku Diagnosa Keperawatan
EGC. Jakarta.Doenges, Marilyn E, et all. 1993
Nursing Care Plans : Guidelines for Planning and  Documenting Patient Care,
Edition 3, F.A. Davis Company, Philadelphia