Ditujukan
untuk memenuhi tugas Keperawatan Dewasa
Kelompok
8 / PSIK II B
·
Aniatunissa
·
Diah Rahmayanti
·
Irwan Firdaus
·
Muhammad Fahrudin
·
Nova Dwi Putra
TUGAS
ANALISA KASUS PASIEN DENGAN TBC (2)
PROGRAM
STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN FALETEHAN
SERANG
2013-2014
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Penyakit
TBC adalah salah satu jenis penyakit yang menginfeksi pada saluran pernafasan
yang di sebabkan oleh bakteri. Penyakit TBC ini bersifat menular yang biasa
menyerang saluran pernafasan atau paru-paru. Di negara-negara berkembang,
penyakit TBC ini merupakan salah satu ancaman kematian kedua setelah HIV/AIDS.
Di Indonesia sendiri, tingkat penderita TBC diperkirakan sebesar 289 per 100
ribu penduduk dan insidensi sebesar 189 per 100 ribu penduduk. TBC paru kadang
sering kali dibilang flek paru. Karena jika dilihat dari foto dada atau foto
Rontgen terlihat flek-flek yang berwarna putih berkabut.
1.2 Rumusan Masalah
a. Menyebutkan
definisi
b. Menyebutkan
etiologi dan faktor resiko
c. Menjelaskan
patofisiologi
d. Menjelaskan
patomekanisme timbulnya gejala
e. Menjelaskan
deskripsi riwayat kesehatan
f.
Mendiskusikan pemeriksaan diagnostik
g. Mendiskusikan
penatalaksanaan obat dan tindakan medis yang dilakukan
h. Mengidentifikasi
penatalaksanaan diet
i.
Menentukan diagnosa keperawatan
yang muncul pada kasus menurut NANDA
j.
Menentukan tujuan perawatan (NOC) setiap
diagnosa keperawatan yang muncul
k. Merancang
intervensi keperawatan yang sesuai (NIC)
l.
menjelaskan rasional intervensi yang
dirancang
1.3 Tujuan penulisan
Mengetahui
lebih dalam pembelajaran dan pemberian Asuhan Keperawatan pada pasien penderita
TBC.
1.4 Manfaat Penulisan
a.
Bagi penulis, makalah ini dapat
dijadikan sebagai sarana untuk mendalami pemahaman tentang menganalisa kasus dan mebuat rencana
asuhan keperawatan pada pasien penderita TBC.
b.
Bagi pembaca, khususnya mahasiswa
keperawatan makalah ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk pembelajaran asuhan
keperawatan.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
DEFINISI
Tuberkulosis paru-paru merupakan penyakit infeksi yang
menyerang parenkim paru-paru yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis.
Penyakit ini dapat juga menyebar ke bagian tubuh lainseperti meningen, ginjal,
tulang, dan nodus limfe.
2.2
ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO
Mycobacterium
tuberculosis merupakan jenis kuman berbentuk batang
berukuran panjang 1-4 mm dengan tebal 0,3-0,6 mm. sebagian besar komponen M. Tuberculosis adalah berupa
lemak/lipid sehingga kuman mampu tahan terhadap asam serta sangat tahan
terhadap zat kimia dan faktor fisik. Mikroorganisme ini adalah bersifat aerob
yakni menyukai daerah yang banyak
oksigen. Oleh karena itu, M.Tuberculosis senang
tinggal didaerah apeks paru-paru yang kandungan oksigennya tinggi. Daerah
tersebut menjadi tempat yang kondusif untuk penyakit tuberculosis.
Faktor Resiko
1. Tingkat
pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang akan
berpengaruh terhadap pengetahuan seseorang. Diantaranya mengenai rumah yang
memenuhi syarat kesehatan dan pengetahuan penyakit TB paru ehingga dengan
pengetahuan yang cukup, maka seseorang akan mencoba untuk mempunyai pola
perilaku hidup bersih dan sehat .
2. Pencahayaan
untuk memperoleh cahaya cukup pada
siang hari, cahaya sangat penting karena dapat membunuh bakteri-bakteri
pathogen didalam rumah, misalnya basil TB. Penularan kuman TB paru relative
tidak tahan pada sinar matahari. Bila sinar matahari dapat masuk dalam rumah
serta sirkulasi udara diatur, risiko penularan antar penghuni kan sangat
berkurang.
3. Ventilasi
Ventilasi mempunya banyak fungsi,
yaitu yang pertama adalah untuk menjaga agar aliran udara didalam rumah
tersebut tetap segar. Yang kedua adalah kurangnya ventilasi akan menyebabkan
kelembaban udara di dalam ruangan, kelembaban ini akan menjadi media yang baik untuk
pertumbuhan bakteri-bakteri pathogen/ bakteri penyebab penyakit.
4. Kondisi
rumah
Kondisi rumah dapat menjadi salah
satu faktor resiko penularan penyakit TB. Atap, dinding dan lantai dapat
menjadi tempat perkembangbiakan kuman.
5. Status
Gizi
Hasil penelitian menunjukan bahwa orang dengan
status gizi kurang mempunyai resiko untuk menderita TB paru. Kekurangan gizi
pada seseorang akan berpengaruh terhadap kekuatan daya tahan tubuh dan respons imunologik terhadap
penyakit.
2.3
PATOFISIOLOGI
Port de’entri kuman microbakterium tuberculosis adalah saluran
pernapasan, saluran pencernaan, dan luka terbuka pada kulit. Kebanyakan infeksi
tuberculosis terjadi melalui udara (air borne), yaitu melalui inhalasi droplet
yang mengandung kuman-kuman basil tuberkel yang berasal dari orang yang
terinfeksi.
Basil tuberkel yang mencapai permukaan alveolus biasanya di
inhalasi terdiri dari satu sampai tiga gumpalan basil yang lebih besar
cenderung tertahan disaluran hidung dan cabang besar bronkus dan tidak
menyebabkan penyakit. Setelah berada dalam ruang alveolus biasanya dibagian
bawah lobus atau paru-paru atau dibagian
atas lobus bawah atau paru-paru tau dibagian bawah atas lobus bawah. Basil
tuberkel ini membangkitkan reaksi peradangan. Leukosit polimorfonuklear tampak
pada tempat tersebut dan memfagosit bacteria namun tidak membunuh organisme
tersebut. Sesudah hari-hari pertama maka leukosit diganti oleh makrofag.
Alveoli yang terserang akan mengalami konsolidasi dan timbul gejala pneumonia
akut. Pneumonia seluler ini dapat sembuh denagn sendirinya sehingga tidak ada
sisa yang tertinggal, atau proses dapat juga berjalan terus dan bakteri terus
difagosit atau berkembang biak di dalam sel. Basil juga menyebar melalui getah
bening regional. Makrofag yang mengadakan infiltrasi menjadi lebih panjang dan
sebagian bersatu membentuk sel tuberkel epitolit yang dikelilingi leh fosit.
Reaksi ini biasanya membutuhkan waktu 1 sampai 10 hari.
2.4
PATOMEKANISME
Infeksi Mycobacterium Tuberculosis menyebabkan
terjadinya TB paru lalu terjadi Inflamasi pada jaringan paru dimana dapat
menyebabkan Demam kara laju endap darah yang meningkat, terjadinya penurunan
ekspansi paru yang mengakibatkan sesak karna peningkatan respirasi yang
melebihi batas normal dan terjadi Dispneu.
BAB
III
ANALISA
KASUS
Tanggal
19-03-2012 :
Tn S. Datang ke UGD dengan keluhan batuk
berdarah disertai sesak nafas, klien mengatakan batuk-batuk dirasakan semakin
bertambah berat dan disertai keluar darah kurang lebih sudah 1 tahun.
Tanggal 21-03-2012:
Pada saat dikaji klien masih mengeluh
sesak yang disertai batuk berdarah RR: 30x/mnt,terpasang oksigen 3lt/mnt
N: 100X/mnt, S: 38,5°C,tubuh klien
lembab penuh keringat, saat diinsfeksi dada: bentuk dada tidak simetris,dada
sebelah kanan lebih tinggi,pergerakan dada tidak simetris dispnoe(+),vokal
premitus kanan menurun, ronchi (+),BB: 48 Kg dari 52 Kg dengan Tb:160cm, mual -
muntah (-)
Pemeriksaan laboratorium tanggal
19-03-2012
Hematologi :
Leukosit : 9.820/Ml
Hemoglobin : 10,3 gr/dl
Hematokrit : 32,9 %
Laju endap darah: 95 mm
Pemeriksaan radiologi tanggal 19-03-2012
Rontgen thorak : ditemukan KP aktif
BTA (+)
Therapi :
IUFD Nacl 0,9 %/8 jam
Rifampicin , Etambitol , INH,
Pirazinamid
3.1 DESKRIPSI
RIWAYAT KESEHATAN
Tn.S
mengalami batuk berdarah disertai sesak nafas, batuk-batuk dirasakan semakin
bertambah parah atau berat serta mengeluarkan darah selama 1 tahun.
3.2 PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK
Pemeriksaan laboratorium tanggal 19-03-2012
Pemeriksaan
|
Hasil pemeriksaan
|
Nilai normal
|
Ket. hasil
|
Hematologi :
·
leukosit
·
hemoglobin
·
hematocrit
·
laju endap darah
|
·
9.820/Ml
·
10,3 gr/dl
·
32,9%
·
95 mm/jam
|
·
5000-10.000/Ml
·
13-15 gr/dl
·
40-54%
·
0-10 mm/jam
|
N
TN
TN
TN
|
Pemeriksaan radiologi
tanggal 19-03-2012
Rontgen thorak :
ditemukan KP aktif
BTA (+)
Pemeriksan BTA (Basil
Tahan Asam) ditemukan positif berarti ada M.tuberculosis
yang aktif dalam sputum pasien.
3.4
PENATALAKSANAAN OBAT DAN TINDAKAN MEDIS
Therapi :
IUFD Nacl 0,9 %/8 jam
Rifampicin , Etambitol
, INH, Pirazinamid
3.5
PENATALAKSANAAN DIET
Gizi seimbang mencakup makanan adekuat (cukup) yang harus di
konsumsi tubuh yaitu makanan yang mengandung unsur karbohidrat (nasi,
umbi-umbian, tepung, roti), protein (protein hewani: telur, ikan, daging, susu.
Protein Nabati : tahu, tempe, kacang-kacangan), lemak (minyak,
mentega/margarin) , vitamin dan mineral (sayuran dan buah) serta air.
3.6 DIAGNOSA NANDA
Symtoms
|
Etiologi
|
Problem
|
Do :
• RR 30x/mnt
• Terpasang oksigen
3ltr/mnt
• S : 38,5°C
• N : 100x/mnt
• Tubuh klien lembab penuh
keringat
• Saat di inspeksi dada :
bentuk dada tidak simetris
• Dada sebelah kanan lebih
tinggi
• Pergerakan dada tidak
simetris dispnea (+)
• Vocal premitus kanan
menurun
• Ronchi (+)
• BB : 48 kg dari 52 kg
• Tb : 160 cm
• Mual-muntah (-)
Ds :
• Keluhan batuk berdarah
disertai sesak nafas
• Klien mengatakan batuk
dirasakan semakin bertambah dan disertai keluar darah kurang lebih sudah 1
tahun
• Pada saat dikaji klien
mengeluh sesak yang disertai batuk berdarah
|
Pertama
:
Infeksi Mycobacterium
tuberculosis
TB paru
Inflamasi pada jaringan paru
(menyebabkan demam)
Penurunan ekspansi paru
Sesak
Peningkatan RR: 30X/mnt
Dyspnoe (+)
Ketidak efektifan pola nafas
Kedua :
Infeksi Mycobacterium Tubelcolosis
TB paru
Peningkatan produksi secret
Ronchi (+)
Sesak dan batuk berdarah
Ketidak aefektifan jalan nafas
Ketiga :
Infeksi Mycobacterium Tubelcolosis
Peningkatan metabolism sel
Repair sel meningkat
Peningkatan butuh ATP
KURUS
|
Ketidak efektifan pola
nafas
Ketidak efektifan jalan
nafas
Kurangnya nutrisi kebutuhan
tubuh
|
a.
Rencana keperawatan
Diagnose keperawatan
|
NOC (tujuan)
|
NIC (intervensi)
|
aktifitas
|
Ketidak
efektifan pola nafas
|
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3
hari, di harapkan respiratory status dengan kriteria hasil :
a. RR
pasien 25x/mnt
b. Ronchie
(-)
c. Dyspnoe
(-)
d. Akumulasi
secret
e. Demam (-)
36-37
derajat C
f. Batuk
(-)
|
1.
Airway management
2.
Medication oral inhalasi
|
1. Pantau
TTV pada pagi, siang dan malam
2. Atur
jalan nafas dengan membuka jalan nafas menggunakan tekhnik (chin lift) atau
tekhnik (jaw thrust)
3. Posisikan
pasien semi fowler
4. Lakukan
terapi dada
5. Ajarkan
pasin batuk efektif
6. Monitoring
respirasi pasien dan auskultasi peernafasan dada
7. Ajarkan
pasien bagaiman menggunakan inhaler
|
Ketidak efektifan jalan
nafas
|
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3
hari, diharpakan respiratory status dengan kriteria hasil :
a. ronchi (-)
b. batuk berdarah (-)
|
Cough enhancement
|
1. Ajarkan
klien batuk efektif
2. Ajarkan
klien pengontrolan batuk
3. Ajarkan
pasien nafas dalam dan perlahan saat duduk setegak mungkin
4. Ajarkan
pasien pernafasan diafragma
5. Auskultasi
suara paru sebelum dan sesudah batuk
6. Ajarkan
klien tindakan untuk menurunkan viskositas sekresi
7. Kolaborasi
dengan tim medis lainnya dalam pemberian obat.
|
Kuarangnya kebutuhan
nutrisi tubuh
Indeks masa tubuh dibawah
normal
IMT
BB/TB(m
x m)
=48/91,6
x 1,6)
=48/2,56
=18,75(rendah)
|
Setelah dilakukan asuhan keeperawatan selam 7
hari, diharapkan nutrisi oral status dengan kriteria hasil:
a. Intake
brtambah
b. Berat
badan bertambah
|
Management nutrisi
|
1. Dorong
asupan kalori yang tepat untuk tubuh dan gaya hidup
2. Dorong
asupan makanan atau zat besi
3. Sediakan
makanan pilihan klien
4. Ajarkan
klien bagaiman meenjaga asupan makanan.
5. Berikan
informasi tentang kebutuhan nutrisi dan bagimana menambah nafsu makan.
6. Bantu
pasien dalam meenerima bantuan dari program gizi yang tepat
7. Kolaborasi
tim medis dalam pemberian obat atau vitamin.
|
3.7
RASIONAL INTERVENSI
Kaji patologi penyakit dan potensial penyebaran infeksi, Identifikasi orang lain yang beresiko,
Anjurkan pasien untuk batuk /bersin dan mengeluarkan pada tissue dan menghindari
meludah, Kaji tindakan kontrol infeksi sementara, Tekankan pentingnya tidak
menghentikan terapi obat, Kaji
pentingnya mengikuti dan kultur ulang secara perodik terhadap sputum,
Kolaborasi pemberian antibiotic
BAB IV
KESIMPULAN
Tuberkulosis paru-paru merupakan penyakit infeksi
yang menyerang parenkim paru-paru yang disebabkan oleh mycobacterium
tuberculosis. Penyakit ini dapat juga menyebar ke bagian tubuh lainseperti
meningen, ginjal, tulang, dan nodus limfe.
Kesimpulan analisa kasus
Pasien Tn.S memiliki masalah ketidakefektifan pola
nafas, ketidak efektifan jalan nafas dan gangguang nutrisi. Maka asuhan
keperawatan pada Tn.s meliputi pembebasan jalan nafas (airway management),
pembebasan pola nafas ( pembebasan secret yang bertumpuk di jalan nafas) dan
pemenuhan kebutuhan nutrisi yang hilang.
BAB
V
DAFTAR
PUSTAKA
Bararah Taqiyyah,M.Kep.
2013. Asuhan Keperawatan “Panduan Lengkap
menjadi Perawat Profesional”. Cetakan pertama. Jakarta. Penerbit Prestasi
Pustaka
Herdman T. Heather.
2012. Nanda International “Diagnosis
Keperawaatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014” Jakarta. Penerbit Buku
Kedokteran EGC
The Most Famous Slots of 2021 - Wooricasinos.info
ReplyDeleteThe most famous slots of 스포츠 스코어 2021. The most famous slots of 2021. The most famous 먹튀 랭크 slots of 2021. The most famous slots of 2021. The 토토 배당률 most famous slots of 2021. 슬롯커뮤니티 Top Jackpot Party 여캠 노출 사고