RESUME SISTEM KARDIOVASKULER
PRAKTIK KEPERAWATAN DEWASA
RINA NINGSIH
1013031081
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
STIKes FALETEHAN SERANG-BANTEN
2015-2016
A.
ANATOMI
FISIOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER
1.
DARAH
Darah
memiliki fungsi diantaranya adalah sebagai berikut : darah sebagai alat
transfort gas dalam proses respirasi,
membawa keseimbangan asam basa, transfor nutrisi, hormon dan enzim, membantu
pembuangan zat sisa, mempertahankan pengaturan suhu tubuh, membantu proses
pembekuan, membantu pengaturan cairan tubuh sebagai pertahanan terhadap
mikroorganisme dan toksin. Pada orang dewasa darah ± 7-9 % dari total BB ± 79
ml/kg ± 4-5 L. viscositas 3,5 – 5,5/1000 air, berat jenis = 1.045-1.065 dan Ph
7,35 dan 7,45.
Darah terdiri atas komponen-komponen
darah diantaranya : plasma (55%) dan elements (45%). Plasma merupakan bagian cairan tubuh yang terdiri atas 90%
Air, 7%, 3% Elektrolit, asam amino, glukosa dan nutrisi.
a.
Protein Plasma
Protein plasma terdiri dari atas albumin
(60%) yang berperan meningkatkan tekanan osmotik sehingga meningkatkan tekanan
retensi air, globulin 36% dan fibronogen 4%. Globulin , alpa dan Beta, diproduksi diliver,
untuk transport lemak. Globulin gamma : merupakan Immunoglobulin, antibodi yang
membantu pertahanan terhadap penyakit (satu-satunya protein plasma yang tidak
diproduksi di liver). Immunoglobulin : IgG, IgA, IgM, IgD, IgE.
b.
Elektrolit
Plasma
c.
Nutrien Dan
Produk Buangan
Nutrien yang ada dalam darah yaitu
glukosa, Asam amino, lemak dalam bentuk fosfolipid, trigliserida, asam lemak
bebas, kolestrol.
d.
Sel Darah
Sel darah terdiri atas sel darah
merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan trombosit(platelet). Lebih
jelasnya yaitu
1.
Eritrosit
Setiap milimeter kubik darah
mengandung sekitar 4-6 juta sel darah merah atau eritrosit. Porsi terbesar dari
berat eritrosit adalah hemoglobin yang merupakan protein yang membawa oksigen.
Setiap Hb mengandung 5% heme (pigmen yang mengandung zat besi) dan 95% globin
(protein polipeptida). Laki-laki biasanya memiliki lebih banyak Hb 14-18 g/100 mL. pada wanita 12-16 g/Ml.
Fungsi Hb :
Hb atau hemoglobin berfungsi
mengambil oksigen dari paru-paru, mentransportasikan oksigen ke jaringan
didalam pembuluh darah. Melepaskan oksigen pada jaringan yang membutuhkan, membawa CO2 sebagai sisa
metabolisme dari jaringan ke paru-paru dan
mempertahankan keseimbangan asam basa dengan menjalankan fungsi
pengikatan oksigen dan karbondioksida tersebut. Hb memiliki warna ungu kebiruan
saat saat tidak mengandung oksigen. Tetapi akan menjadi merah saat dipenuhi
oksigen disebut dengan Oxyhemoglobin.
Transport O2
dalam darah :
Hb akan mengikat O2 dari
kantung-kantung udara dialveolus paru-paru sehingga membentuk oxyhemoglobin
dengan berikatan dengan atom besi.
Oksihemoglobin kemudian kemudian ikut sirkulasi darah dalam eritrtrosit dan
akan memindahkan oksigen ke sel
yang membutuhkan. Kemampuan ikatan
antara O2 dengan Hb lebih rendah
dibandingkan dengan zat-zat racun tertentu seperti insektisida, sulfur
dioksida, CO menyebabkan Hb tidak mampu
mengikat O2. CO dihasilkan dari asap knalpot dan rokok.
Transport CO2
Dalam Darah :
CO2 lebih mudah larut dalam air
dibandingkan dengan O2 dan lebih mudah melewati dinding kapiler dari jaringan.
Membran Eritrosit
Eritrosit memiliki membran yang
tipis, kuat dan fleksibel sehingga eritrosit dapat bergerak dengan mudah melewati pembuluh darah yang kecil sekalipun.
Membran permeabel terhadap air, O2, CO2, glukosa, urea dan beberapa senyawa
lainya, tetapi impermeabel terhadap Hb dan protein besar yang lain. Dalam
kondisi normal cairan dalam sel dengan
diluar sel sama. Jika konsentrasi salut dalam plsma meningkat maka air diluar
eritrosit lebih rendah daripada didalam eritrosit dan plasma menjadi
hipertonik. Sehingga air meninggalkan sel lebih cepat daripada yang
memasukan sel sehingga sel menjadi
menyusut. Sebaliknya jika konsentrasi solut dalam plasma menurun, maka air
dalam plasma lebih dibandingkan dengan
didalam sel dan plasma menjadi hipotonik
sehingga air lebih cepat memasuki sel daripada yang keluar dan sel menjadi
bengkak dan mudah mengalami pecah.
Pecahnya eritrosit disebut juga dengan hemolisis.
Eritropoiesis :
Setiap keadaan yang menyebabkan penurunan transportsi jumlah
oksigen kejaringan akan meningkatkan kecepatan pembentukan sel darah
merah/eritropoisis. Faktor utama yang dapat merangsang pembentukan sel darah
adalah eritropoietin. Keadaan hipoksia akan meningkatkan produksi eritropoietin
yang diproduksi oleh ginjal, selanjutnya eritropoetien akan meningkatkan proses
pembentukan sel darah merah sampai keadaan
hipoksia tertanggulangi. Pengeluaran eritropoietin dari ginjal dipicu
karena darah yang anemis dari kapiler peritubular tidak dapat mengirim oksigen
ke sel epitel tubulus ginjal dimana epitel tubulus ginjal memakai banyak sekali
oksigen.
1.
Leukosit
Leukosit berfungsi untuk menghancurkan mikroorganisme di daerah
infeksi dan membantu menghancurkan
bahan-bahan kimia. Pada orang dewasa ± 1000 eritrosit untuk setiap satu
leukosit. Jumlah normal leukosit sekitar 4000-12.000 mm3.
Produksi leukosit disebut dengan leukopoiesis. Leukopoiesis terjadi
dijaringan limphoid seperti kelenjar limfe, limpa dan tosil.
a.
Granulosit
(polymorphonuclear leukosit)
Tiga jenis granulosit yaitu
neutropil (sekitar 60%), Eosinopil dan
Basopil
b.
Agranulosit
(Mononuclear Leukosit)
Dua jenis agranulis yaitu monosit
dan limfosit.
Pemeriksaan Darah
Hb
: laki-laki 14-18 g/Ml pada wanita 12-16 g/Ml.
Hct (hematokrit :volume sel darah merah dalam darah : dengan cara
sentrifuse, hct 46% : 46 ml sel darah merah dalam 100 ml
Hct laki-laki : 45-52%, wanita
37-48%
Sel darah merah dan platelet : 2 ml
dan plasma 52 ml
B.
PENYAKIT /
GANGGUAN YANG MUNCUL PADA SISTEM KARDIOVASKULER
1.
Penyakit katup
jantung
·
Gagal jantung
progresif
·
Edema paru akut
2.
Penyakit
jantung Aterokrotik Koroner
·
Angina Pektoris
·
Infrark
Miokardium
3.
Gangguan
vaskuler jantung
·
Hipertensi
·
Penyakit arteri
oklusif
·
Aneurisma
·
Varises
·
Thrombosis vena
profunda
4.
Gangguan hematologis
·
Polisitemia
vera
·
Trombositpenia
·
Anemia
PATOFISIOLOGI
Faktor
pencetus : Usia, merokok, hipertensi, gaya hidup
Antigen
>< antibodi Antigen
>< antibodi
Kardiomiopati
kardiomiopati
Suplai
darah jaringan gangguan
diventrikel kiri
Metabolisme
anaerob gagal
jantung kognisif
Asidosis
metabolik curah jantung
|
ATP
|
C.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.
Pemeriksaan
laboratorium
2.
hemodinamika
3.
radiografik
4.
pemeriksaan
yang menggunakan prosedur grafik
5.
Sinar-X Dada
dan Fluoroskopi
6.
Tes Toleransi
latihan
7.
Elektrogardiografi
8.
Ekokardiografi
9.
Kateterisasi
Jantung
10.
Tes
Elektrokardiografi
D.
PENGKAJIAN UMUM
SISTEM KARDIOVASKULER
Pengkajian keperawatan pada sistem kardiovaskuler adalah salah satu
komponen proses keperawatan yang dilakukan oleh perawat dalam menggali masalah
klien. Pengkajian keperawatan dilakukan dengan mengumpulkan data tentang status
klien secara sistematis, menyeluruh akurat, singkat, dan berkesinambungan.
Pengkajian keperawatan yang komperehnsif secara umum meliputi
anamnesa pada klien, keluarga, dan perawat lainya.
Anamnesa :
Anamnesa atau wawancara dalam pengkajian keperawatan pada sistem
kardiovaskuler merupakan hal utama yang harus dilaksanakan perawat karena 80%
diagnosa masalah klien dapat ditegakan dari anamnesa.
1.
Biodata
Nama,
Umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, status marital, alamat, penanggung
jawab, hubungan dengan klien.
2.
Keluhan Utama
Keluhan
utama dengan menanyakan tentang gangguan yang paling dirasakan klien hingga
klien memerlukan pertolongan. Keluhan utama pada klien dengan gangguan sistem
kardiovaskuler secara umum : sesak napas, batuk, nyeri dada, pingsan,
berdebar-debar, cepat lelah, edema ektremitas.
Nyeri dada :
Nyeri
dada kardiovaskuler merupakan salah satu keluhan utama yang sering dikemukakan
klien. Rasa nyeri yang dirasakan berbeda dari satu klien ke klien yang lain,
bergantung pada ambang nyeri dan toleransi nyeri masing-masing klien.
3.
Riwayat
penyakit sekarang
Keadaan
dan keluhan-keluhan klien saat timbulnya serangan, waktu dan frekuensi
timbulnya serangan, waktu dan frekuensi timbulnya serangan,
Pengkajian
lainya yang dilakukan dengan anamnesis adalah mengkaji riwayat penyakit klien.
Pada anamnesis awal, memperoleh data subjektif dari klien mengenai awitan
masalahnya dan bagaimana penanganan yang sudah dilakukan.
. Sifat-sifat nyeri yang
perlu diketahui dapat dikaji dengan PQRS :
P :
peristiwa yang menjadi faktor penyebab nyeri, apakah nyeri berkurang dengan beristirahat,
apakah nyeri bertambah berat bila beraktivitas.
Q :
nyeri yang dirasakan atau digambarkan, sifat nyeri (karakter nyeri), nyeri
perut, kembung, atau perubahan kebiasaan buang air besar, jika terdapat nyeri ,
apakah sifat nyerinya tajam, tumpul, seperti ditusuk-tusuk.
R :
lokasi nyeri harus ditunjukan dengan tepat, nyeri yang dirasakan pada suatu
area akibat adanya gangguan pada area lain.
S :
berat ringanya suatu keluhan nyeri bersifat subjektif, untuk menilai berat
ringanya adalah menanyakan gejala atau keluhan tersebut mempengaruhi kegiatan
normal atau tidur. Dengan menggunakan rentang 0-4 atau rentang 0-10 skala
analogi visual.
T :
kapan dan berapa lama nyeri berlangsung apakah nyeri bertambah buruk pada malam
hari atau siang hari. Dan tentukan juga sifat mulai timbulnya nyeri, apakah
gejalanya timbul mendadak, perlahan-lahan, atau seketika itu juga, dan apakah
nyerinya juga timbul secara terus menerus atau hilang timbul, dan tentukan juga
lama timbulnya.
Sesak Napas :
Keluhan
utama lain yang bisa muncul adalah sesak napas, napas pendek dapat disebabkan
oleh penyakit jantung.
Dispnea
kardiak terjadi secara khas pada kegiatan yang memerlukan energi dan disebabkan
oleh kenaikan tekanan akhir diastolik ventrikel kiri yang meningkatkan tekanan
vena pulmonis. Hal ini terjadi karena ventrikel kiri gagal meningkatkan curah
jantung saat melakukan kegiatan fisik. Pada penyaki, lalt jantung kronis,
dispne kardiak dapat timbul pada saat istirahat. Sesak napas sering juga
berkaitan dengan ortopnea, yaitu dispnea yang terjadi pada waktu berbaring
terlentang. Ortopnea terjadi karena darah terkumpul pada kedua paru pada posisi
terlentang, menyebabkan pembuluh darah pulmonal mengalami kongesti secara
kronis dan aliran balik vena yang meningkat tidak diejekan oleh ventrikel kiri.
Dispnea
nokturnal paroksismal merupakan dispne yang berat. Klien sering terbangun dari
tidurnya atau bangun, duduk, lalu berjalan menuju jendela kamar yang terbuka
sambil terengah-engah. Hal ini terjadi karena ventrikel kiri secara mendadak
gagal mengeluarkan curah jantung, sehingga tekanan vena dan kapiler pulmonalis
meningkat menyebabkan transudasi cairan kedalam jaringan interstisial yang
meningkatkan kerja pernapasan.
4.
Riwayat penyakit
masa lalu
Riwayat
penyakit yang pernah diderita klien terutama penyakit yang dapat mendukung
munculnya penyakit saat ini (faktor predisposisi maupun presipitasi), misalnya
hipertensi, DM, gangguan fungsi tyroid, penyakit jantung, penyakit darah dan
dll.
5.
Riwayat
Penyakit Keluarga
Riwayat
penyakit yang pernah diderita keluarga terutama yang berhubungan dengan
gangguan pada sistem kardiovaskuler atau pada sistem lain yang mempunyai sifat
herediter dan berpengaruh terhadap fungsi sistem kardiovaskuler.
Pemeriksaan Fisik
Tanda Vital : pemeriksaan tanda vital secara umum
terdiri atas nadi, frekuensi pernapasan, tekanan darah, dan suhu tubuh.
Frekuensi
nadi normal bervariasi dari frekuensi minimal 50 pada orang dewasa yang sehat
dan atletis sampai maksimal melebihi 100 setelah latihan atau saat kegirangan.
Ansietas sering juga meningkatkan kecepatan nadi selama pemeriksaan fisik. Bila
kecepatanya lebih dari yang diharapkan, maka perlu dikaji ulang pada akhir
pemeriksaan fisik.
1.
Inspeksi
Menilai
kesimetrisan dan bentuk thorax (cekung :perikarditis, kronis, fibrosis paru.
Cembung pada intercosta menunjukan tanda efusi perikard/pleura.
2.
Palpasi
Penilaian
palpasi meliputi frekuensi, irama ciri denyutan, isi nadi, dan keadaan pembuluh
darah. Untuk pemeriksaan jantung awal atau bila irama nadi tidak teratur, maka
frekuensi jantung harus dihitung dengan melakukan auskultasi denyut apikal
selama satu menit penuh sambil meraba denyut nadi.
Cara Palpasi :
-
Hanya untuk
mengukur tekanan sistolik
-
Manset
spigmomanometer yang digunakan harus sesuai dengan usia (manset anak-anak lebih
kecil dibandingkan dengan manset dewasa)
-
Kenakan manset
pada lengan lalau pompa dengan udara secara perlahan sampai denyut nadi
pergelangan tangantak teraba lagi. Kemudian tekanan didalam manset diturunkan
dengan membuka pemompa secara perlahan.
-
Amati tekanan
pada skal spigmomanometer.
-
Saat denyut
nadi teraba kembali, baca tekanan pada skala spigmomanometer, tekanan ini
adalah sistolik.
3.
Perkusi
Menilai batas-batas paru dan jantung, serta kondisi paru (normal
resonan/sonor)
4.
Auskultasi
Suara nafas dan suaranafas tambahan seperti ronchi, rales,
wheezing, friction rub pleura
Cara :
-
Untuk mengukur
tekanan sistolik dan diastolic
-
Manset
spigmomanometer diikatkan pada lengan atas, stetoskop ditempatkan pada arteri
brakialis pada permukaan ventral siku agak bawah manset spigmomanometer.
-
Sambil
mendengarkan denyut nadi, tekanan dalam spigmomanometer dinaikan dengan memompa
udara kedalam manset sampai nadi tidak terdengar lagi, kemudian tekanan didalam
spigmomanometer diturunkan secara perlahan.
-
Pada saat
denyut nadi mulai terdengar kembali, baca tekanan yang tercantum pada skla
spigmomanometer, tekanan ini adalah tekanan sistolik.
-
Suara denyutan
nadi menjadi agak keras dan tetap terdengar sekeras itu sampai suatu saat
denyutanya melemah atau menghilang sama sekali. Pada saat denyutan yang keras
itu berubah menjadi lemah.
Pengukuran Suhu Tubuh
Suhu tubuh yang normal berkisar dari 36,6-37,2ºC (98-99ºF). Pada
cuaca yang sangat panas suhu tubuh meningkat sampai 0,5 ºC lebih tinggi. Suhu
tubuh yang diukur per oral dalam temperatur normal lebih rendah daripada suhu
tubuhyang diukur per rektal yaitu sebesar 0,2-0,5 ºC. suhu tubuh yang diukur
per aksila dapat lebih rendah 0,5 ºC daripada suhu tubuh, yang diukur per oral.
Hipertermia :
Suhu tubuh yang sangat tinggi (hiperpireksia didefinisikan sebagai
suhu tubuh diatas 41,6ºC) adalah sangat serius dan dapat menimbulkan kematian.
Beberapa penyebab hiperpireksia adalah akibat paparan atau pengerahan tenaga
yang berlebihan misalnya pada pelari maraton, hipertermia maligna (sekelompok
kelainan autosomal dominan atau resesif).
Hipotermia
Hipotermia jarang terjadi dan didefinisakan sebagai suhu tubuh
kurang dari 35 ºC. termometer biasa tidak dapat mengukur suhu tubuh dibawah
35ºC. oleh karena itu, termometer khusus dengan skala rendah harus dipakai bila
mencurigai adanya hipotermia. Penyebab hipotermia meliputi paparan yang lama
terhadap udara dingin dan hipotiroidisme.
Pengkajian
Tangan
Pada klien dengan gangguan jantung, berikut ini merupakan temuan
yang paling .penting saat mengkaji ektremitas atas.
-
Sianosis
perifer, kulit tampak kebiruan, menunjukan penurunan kecepatan aliran darah ke
perifer, sehingga perlu waktu yang lebih lama bagi hemoglobin mengalami
desaturasi. Normal terjadi pada vasokontriksi perifer akibat udara dingin atau
pada penurunan aliran darah patologis misalnya syok kardiogenik.
-
Pucat dapat
menandakan anemia atau peningkatan tahanan vaskular sistemik.
-
Waktu pengisian
kapiler merupakan dasar untuk memperkirakan kecepatan aliran darah perifer.
Pengkajian pengisian kapiler dilakukan dengan menekan kuat ujung jari, dan
kemudian dilepaskan dengan cepat, secara normal.
-
Suhu tubuh dan
kelembapan tngan dikontrol oleh sistem saraf otonom. Pada keadaan normal,
tangan terasa hangat dan kering, pada keadaan stres tangan akan terasa dingin
dan lembap. Pada syok kardiogenik tangan terasa sangat dingin dan basah akibat
stimulasi sistem saraf simpatis dan mengakibatkan vasokontriksi.
-
Edema
meregangkan kulit dan mempersulit bagian tubuh yang mengalami edema melakukan
gerakan ekstensi.
-
Penurunan
turgor kulit terjadi pada dehidrasi dan proses penuaan normal.
-
Jari gada
(clubbing finger) adalah suatu penambahan jaringan lunak pada bagian distal
jari-jari tangan atau jari-jari kaki, penyebab clubbing finger salah satu
teorinya adalah clubbing terjadi karena suatu zat humoral dikeluarkan sebagai
respon terhadap hipoksemia arteri.
E.
RENCANA ASUHAN
KEPERAWATAN PADA SISTEM KARDIOVASKULER
1.
ANALISA DATA
NO
|
DATA
|
ETIOLOGI
|
MASALAH
|
|||
1
|
Ds :
Do :
-
Ketidakseimbangan
antara suplai dan kebutuhan oksigen
-
Kelemahan
umum
-
Gaya hidup
yang menonton
|
Pencetus
: usia, merokok, gaya hidup
Antigen
><antibodi
kardiomiopati
suplai darah jaringan menurun
metabolisme
anaerob
Asidosis
metabolik
ATP
Intoleransi aktivitas
|
Intoleransi aktivitas
|
|||
2
|
Ds :
Do :
-
Perubahan
frekuensi jantung
-
Perubahan
irama
-
Perubahan
afterload
|
Pencetus
: Usia, merokok, gaya hidup
Antigen
>< antibodi
Kardiomiopati
Gangguan
diventrikel kiri
Gagal
jantung kognesif
Curah
jantung
Penurunan curah jantung
|
Penurunan curah jantung
|
2.
DIAGNOSA
a.
Intoleransi
aktivitas b/d ketidakseimbangan suplai oksigen miokard dengan kebutuhan tubuh.
b.
penurunan curah jantung b/d perubahan frekuensi
jantung
INTERVENSI
KEPERAWATAN
NO
|
Dx
|
Tujuan (NOC)
|
Intervensi (NIC)
|
1
|
Intoleransi
aktivitas
Batasan
karakteristik :
-
Respon
tekanan darah abnormal terhadap aktivitas
-
Respon
frekuensi jantung abnormal terhadap aktivitas
-
Perubahan EKG
yang mencerminkan aritmia
-
Ketidaknyamanan
setelah beraktivitas
-
Dispneu
setelah beraktivitas
faktor yang berhubungan :
-
Tirah baring
atau imobilisasi
-
Kelemahan
umum
-
Ketidakseimbangan
antara suplai dan kebutuhan oksigen
-
Imobilisasi
-
Gaya hidup
menonton
|
Setelah dilakukan tindakan 3x24 jam dapat kembali normal Energy
conservation
Activity tolerance
Self care
Kriteria hasil :
-
Berpartisipasi
dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi RR
-
Mampu
melakukan aktivitas sehari-hari (ADLs secara mandiri)
-
Tanda-tanda
vital normal
-
Mampu
berpindah dengan atu tanpa bantuan alat
-
Status
respirasi pertukaran gas dan ventilasi adekuat
|
Activity Therapy
-
Kolaborasi
dengan tenaga rehabilitasi medik dalam merencanakan program terapi yang tepat
-
Bantu klien
untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan
-
Bantu utk
memilih aktivitas konsisten yang sesuai dengan kemampuan fisik, psikologi dan
sosial.
-
Bantu untuk
mendapatkan alat bantuan aktivitas seperti kursi roda
-
Bantu
pasien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas
-
Bantu pasien
utk mengembangkn motivasi diri dan penguatan
-
Monitor
respon fisik, emosi sosial dan spiritual.
|
2
|
Penurunan curah jantung
Definisi : Ketidakadekuatan darah yang dipompa oleh jantung untuk
memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
Batasan karakteristik :
Perubahan
frekuensi / irama jantung
-
Aritmia
-
Bradikardi ,
takikardi
-
Perubahan EKG
-
Palpitasi
Perubahan
preload
-
Penurunan
tekanan vena central
-
Penurunan
tekanan arteri paru
-
Edema,
keletihan
-
Peningkatan
CVP
Perubahan
afterload
-
Kulit lembab
-
Penurunan
nadi perifer
-
Penurunan
resistanci vascular paru
-
Penurunan
resistansivaskular sistemik
Perubahan
kontraktilitas
-
Batuk,
crackle
-
Penurunan
indeks jantung
-
Penurunan
fraksi ejeksi
Faktor yang
berhubungan :
-
Perubahan
afterload
-
Perubahan
kontraktilitas
-
Perubahan
frekuensi jantung
-
Perubahan
preload
-
Perubahan
irama
|
Setelah tindakan keperawatan selama 1x24 jam dapat
berkurang/tidak meluas cardiac pump effectiveness, circulation status, vital
sign selama tindakan perawatan.
Kriteria hasil :
-
Tanda vital
dalam rentang normal (tekanan darah, nadi, respirasi)
-
Dapat
mentoleransi aktivitas, tidak ada kelelahan
-
Tidak ada
edema paru, perifer, dan tidak ada asites
-
Tidak ada
penurunan kesadaran
|
Cardiac care
-
Evaluasi
adanya nyeri dada (intensitas, lokasi, durasi)
-
Catat adanya
disritmia jantung
-
Catat adanya
tanda dan gejala penurunan kardiac putput
-
Monitor
status kardiovaskuler
-
Monitor
status pernapasan yang menandakan gagal jantung
-
Monitor
abdomen sebagai indikator penurunan perfusi
-
Monitor
adanya perubahan tekanan darah
-
Monitor
respon pasien terhadap efek pengobatan antiaritma
Vital sign
monitoring :
-
Monitor TD,
nadi, suhu dan RR
-
Catat adanya
fluktuasi tekanan darah
-
Monitor
jumlah dan irama jantung
-
Monitor bunyi
jantung
-
Identifikasi
penyebab dari perubahan vital sign
|
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer,
Suzanne C.
Buku
ajar keperawatan medikal-bedah Brunner & Sudarth / editor, Suzanne C. Smeltzer,
Brenda G Bare ; alih bahasa, Agung Waluyu ; editor edisi bahasa indonesia,
Monica Ester- Ed.8, - Jakarta : EGC, 2001
Ani
Haryani Skep Ners dkk. Anatomi Fisiologi Manusia. Bandung CV.Cakra, 2009.
Amin
Huda Nuralif dan Hardhi Kusuma, Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa medis
Dan NANDA NIC –NOC, Jogjakarta : Medication Jogja, 2015
0 komentar:
Post a Comment