KELOMPOK 4 ( KEPERAWATAN PEDRIATRIK
)
Nama Kelompok : 1. Desi Rohmawati 4. Nia Indri 7. Aniatunnisa
2. Nia Novianti 5. Riri Riviani 8.
Erfan
3. Nova Dwi Putra 6. Evi Noviyanti 9. Lutfi
“
LEUKEMIA, MASA KANAK-KANAK ’’
PATOFISIOLOGI
Leukemia limfoid, atau limfositik akut ( Acute lymphoid,
lymphocytic, leukemia [ALL] ) adalah kanker jaringan yang menghasilkan
leukosit. Dihasilkan leukosit yamg imatur atau abnormal dalam jumlah berlebihan
dan leukosit-leukosit tersebut menyusup ke berbagi organ tubuh. Sel-sel
leukemik menyusup kedalam sumsum tulang menganti unsure-unsur selyang normal.
Akibatnya, timbul anemia dan dihasilkan eritrosit dalam jumlah yang tidak
mencukupi. Timbul perdarahan akibat menurunnya jumlah trombosit yang bersikulasi.
Infeksi juga terjadi lebih sering karena berkurangnya berjumlah leukosit.
Penyusupan sel-sel leukemik kedalam organ-organ vital menimbulkan hepatomegali,
splenomegalidan limfadenopati.
Leukemia nonlimfoid akut ( cute nonlymphoid leukemia
[ANLL] ) mencakup beberapa jenis leukemia berikut : Leukemia mieloblastik akut,
leukemia monoblastik akut dan leukemia mielobasitik aku. Timbul disfungsi
sumsum tulang belakang, menyebabkan menurunnya jumlah eritrosit neutrofil dan
trombosit. Sel-sel leukemik menyusupi limfonodus, limpa, hati, tulang dan
sistem saraf pusat ( SSP ) selain organ-organ reproduksi. Kloroma atau surkoma
granulositik ditemukan pada sejumlah anak yang terkena.
INSIDENS
1. Leukemia
dalah jenis kanker anak yang paling umum terjadi; ALL bertanggung jawab untuk
80% kasus leukemia pada anak.
2. Insedens
paling tinggi terjadi pada anak-anak yang berusia antara tiga dan lima tahun
3. Anak
perempuan menunjukkan prognosis yang lebih baik dari pada anak laki-laki
4. Anak
kulit hitam mempunyai frekuensi remisi yang lebih sedikit dan angka
kelangsungan hidup ( Survival rate ) rata-rata yang juga lebih rendah
ANLL
1.
Tidak ada usia insidens puncak
2.
ANLL mencakup 15% samapi 25 % kasus
leukemia pada anak
3.
Resiko terkena penyakit ini meningkat
pada anak yang mempunyai kelainan kromosom bwaan seperti sindrom down
4.
Lebia sulit dari ALL dalmm hal
menginduksi remisi ( anak remisi 70% )
5.
Remisinya lebih singkat daripada pada
anak-anak dengan ALL
6.
50% anak yang mengalami pencangkokan
pada sumsum tulang memiliki remisi berkepanjangan.
UJI
LABORATORIUM DAN DIAGNOSTIK
1. Hitung darah lengkap ( CBC )
Anak
lengan CBC kurang dari 10.000/mm3 saat di diagnosis memiliki
proknosis paling banyak; jumlah leukosit lebih dari 50.000/mm3
adalah tanda prognosis kurang baik pada anak sembrang umur
2. Pungsi lumbal
Untuk
mengkaji keterlibatan SSP
3. Foto toraks
Mendeteksi
keterlibatan mediastinum
4. Aspirasi sumsum tulang
Ditemukannya
25% sel blas memperkuat diagnosis
5. Pemindaian tulang atau survei
kerangka
Mengkaji
keterlibatan tulang
6. Pemindaian ginjal, hati dan limpa
Pengkaji
infiltrat leukemik
7. Jumlah trombisit
Menunjukkan
kapasitas pembekuan
PENATALAKSANAAN
MEDIS
Protokol pengobatan bervariasi sesuai jenis leukemia dan
jenis obat yang diberikan pada anak. Proses induksi remisi pada anak terdiri
dari tiga fase: induksi, konsolidasi dan rumatan. Selama fase induksi ( kira-kira
3 sampai 6 minggu ) anak menerima berbagai agen kemoterapeutik untuk
menimbulkan remisi. Periode intensif diperpanjang dua samapai tiga minggu
selama fase konsolidasi untuk memberantai keterlibatan sistem saraf pusat dan
orga vital lain. Terapi rumatan diberikan selam mbeberapa tahun setelag
diagnosi untuk memperpanjang remisi. Beberapa obat yang dipakai untuk leukemia
untuk anak-anak adalah prednison, vinkristin, asparaginase, metotreksat, merkaptopurin,
sitarabin, alopurinol, siklofosfamid dan daunorubisin.
PREDNISON
Prednison terutama dipakai untuk efek anti inflamasinya
yang kuat oada penyakit yang dilbatkan banyak sistem organ. Prednison dipaki
untuk mengobati leukemia akut kanak-kanak. Dosis dihitung berdasarkan
beratnya penyakit dan respons pasien, bukan berdasarkan rasio
ketat menurut usia atau berat badan. Prednisone ini diberikan per oral ( po ).
VINKRISTIN
( ONCOVIN )
Vinkristin adalah obat antineoplastik yang menghambat pembelahan
sel selama metafse. Obat ini dipakai bersama siklofosfamid ( citoxan ) untuk
mengobati ALL. Rujuklah protocol pengobatan
untuk penentuan dosis. Vinkristin diberikan secara intravena karena itu
terhindar terjadinya ekstravasasi.
ASPARAGINASE
Asparaginase Menurunkan kadar asparagin ( asam amino
untuk pertumbuhan tumor ). Asparaginase dipakai untuk mengobati ALL. Dosis
asparaginase sangat bervariasi. Obat ini diberikan secara intramuscular.
METOTREKSAT
( AMETHOPTERIN )
Metotreksat digolongkan sebagai antimetabolit. Obat ini
menghalangi metabolisme asam folat yang merupakan zat esensisal untuk sistesis
nucleoprotein yang di perlukan sel-sel yang cepat dibelah. Metotreksat dipakai
untuk mengobati ALL. Bila ada infeksi, metotreksat harus digunakan sangat
hati-hati. Terapi dengan depresan sumsum tulang lain hendaknya juga dihindari
kecuali pasien sangat memerlukan pemakainannya. Obat ini dapat diberikan per
oral ( PO ), intramuscular ( IM ), intravena ( IV ) atau intratekal. Hindari
vitamin yang mengandung asam folat bila anak itu diberikan metotreksat.
MERKAPTOPURIN
( PURINETOL )
Merkaptopurin berfungsi menghalangi sintesis asam nukleat, yang terutama diperlukan bila
sel-sel tumbuh dan memperbanyak dirinya dengan cepat. Obat ini dipakai dalam pengobatan
ALL. Merkaptopurin hanya diberikan per oral ( PO ). Lihatlah protocol
pengobatan obat untuk penentuan dosis.
SITABARIN
( CYTOSAR; CYTOSINE ARABINOSIDE )
Setarabin sekarang ini dipakai untuk menginduksi remisi
pada pasien dengan leukemia granulositik akut. Sitarabin adalah supresan sumsum
tulang yang kuat. Pasien yang menerima obat ini harus diawasi dengan ketat dan,
selama terapi induksi, hendaknya diperiksa jumlah leukosit dan trombositnya
berulang kali. Pengobatannya dimodifikasi atau ditunda bila depresi yang
ditimbulkan obat ini telah menyebabkan jumlah trombosit kurang dari 50.000/mm3
atau jumlah granulosit polimorf kurang dari 1000/mm3. Sitarabin
tidak aktif secara oral. Sitarabin dapat diberikan per infuse atau injeksi.
Sitarabin harus disimpan dalam lemari es sampai akan digunakan.
ALOPURINOL
( ZYLOPRIM )
Alopurinol menghambat produksi asam urat dengan
menghambat reaksi biokimia yang mendahului pembentukan asam urat. Alopurinol diberikan sebagai
profilaksisnuntuk mencegah deposit urat jaringan atau batu ginjal pada pasien
leukemia yang menjalani kemoterapi penyebab naiknya asam urat serum. Alopurinol juga menghambat oksidai
merkaptopurin, karena itu pemakain merkaptopurin harus dalam dosis kecil. Alopurinol diberi
per oral. Tingkatan hidrasi samapi sedikitnya dua kali jumlah rumatan.
SIKLOFOSFAMID
( CYTOXAN )
Siklofosfamid dipakai dalam pengobatan ALL dan leukemia
monositik akut. Siklofosfamid diberikan melalui intravena, infud tetesan cepat
( intravenous fast drip [IVFD] ) per oral atau IM.
DAUNORUBISIN
( DAUNOMYCIN )
Daunorubisin digunakan untuk menghambat pembelahan sel
selama pengobatan leukemia akut. Diberikan melalui suntikan intravena .
PROSES
ATAU HADAPI SAAT ANAK MERESA BERDUKA DAN KEHILANGAN KARENA PENYAKIT LEUKEMIA:
1.
Persiapkan anak dan keluarga untuk
menghadapi kerontokan rambut pada anak yang terkena leukemia.
2.
Yakinkan hati anak dan keluarga bahwa
kerontokan rambut tersebut hanya sementara.
3.
Siapkan anak dan keluarga tentang
tumbuhnya rambut baru yang berbeda warna dan tekstur dari rambutnya semula.
4.
Atur agar anak-anak lain yang mempunyai tahap
perkembangan sama mengunjungi dan menceritakan pengalamannya pada anak
tersebut.
5.
Anjurkan pemakaian syal, topi atau wig
sebelum rambut mulai rontok sebagai usaha untuk mengahlikan perhatian.
6.
Sering kerama untuk mencegah cradle cap.
7.
Berikan perhatian lebih agar anak
bisa menjadi lebih semangat untuk
menjalani hidupnya dan tidak malu terhadap perubahan yang dialaminya.
0 komentar:
Post a Comment