RESUME SISTEM PERKEMIHAN
PRAKTIK KEPERAWATAN DEWASA
RINA NINGSIH
1013031081
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
STIKes FALETEHAN SERANG-BANTEN
2015-2016
A.
ANATOMI
FISIOLOGI SISTEM PERKEMIHAN
Sistem perkemihan disebut juga
urinary sistem atau renal system.
Terdiri dari :
1.
Dua buah ginjal
yang membuang zat-zat sisa metabolisme atau
zat yang berlebihan dalam tubuh serta membentuk urin.
2.
Dua buah ureter
yang mentransport urin ke kandung kencing/bladder.
3.
Kandung
kencing/bladder sebagai tempat penampungan urin
4.
Uretra
merupakan saluran yang mengalirkan urine dari bladder/kandung kencing keluar
tubuh.
Ginjal memfiltrasi ± 1700 liter darah/ 24 jam. Satu ginjal memiliki
± 1 juta nefron.
Ukuran ginjal memiliki panjang sekitar 11, 25 cm, lebar 5 cm, tebal
sekitar 2,5 cm.
Lapisan –lapisan pembungkus
ginjal :
a.
Bagian dalam
disebut capsula renalis yang berlanjut
dengan lapisan permukaan ureter.
b.
Bagian tengah
disebut capsula adiposa yang
merupakan jaringan lemak untuk
melindungi ginjal dari trauma.
c.
Bagian luar
disebut fascia renalis (jaringan ikat) yang membungkus ginjal dan
menghubungkanya dengan dinding abdomen posterior. Jaringan flexsibel sehingga
memungkinkan ginjal bergerak dengan lembut saat diafragma bergerak waktu bernafas, mencegah penyebaran infeksi ginjal
yang berasal dari fascia renalis terdiri atas fascia renalis anterior dan
fascia renalis posterior.
Anatomi Internal
Dari dalam keluar, anatomi internal ginjal adalah renal pelvis,
medulla dan korteks
a.
Renal pelvis
merupakan ruang penampung yang besar yang menghubungkan medulla dengan ureter.
Renal pelvis memiliki percabangan yaitu kaliks mayor dan kaliks minor.
Masing-masing ginjal memiliki sekitar 2-3 kaliks mayor dan 8-18 kaliks minor.
b.
Medulla renalis
merupakan bagian tengah ginjal, terdiri
dari 8-18 piramida. Bagian apeks dari piramida adalah papilla. Piramida terdiri
dari tubulus dan duktus kolektifus dari nefron. Tubulus pada piramida berperan
dalam reabsorbsi zat-zat yang terfiltrasi.
Urin berjalan dari medulla ke kaliks minor, kalik mayor dan renal pelvis. Dari
renal pelvis urin ke ureter dan masuk kandung kencing.
c.
Cortex renalis
: paling luar dari ginjal terdiri dari area kortikel dan area juxtamedullari.
Mempunyai kapiler-kapiler menebus medula melalui piramid membentuk renal kolum.
Kolum terdiri dari tubulus ginjal yang mengalirkan urin ke kaliks minor.
Nefron :
Nefron merupakan unit fungsional
pada ginjal. Masing-masing ginjal memiliki sekitar 1 juta nefron, nefron
terdiri dari lima komponen :
1.
Kapsula bowman dan
glomelurus merupakan tempat terjadinya filtrasi
2.
Tubulus
proxsimal : tempat reabsorpsi dan beberapa sekresi
3.
Lengkung henle
: tempat pengeceran dan pemekatan urin terjadi.
4.
Tubulus distal
: reabsopsi dan lebih banyak sekresi.
5.
Duktus
kolektifus : pemekatan urin dan menyalurkan
urin ke renal pelvis.
Sistem
perkemihan terdiri atas beberapa organ yaitu ginjal, ureter, vesika urinari
(kandung kemih), ureter.
Ginjal
: fungsi vital ginjal ialah sekresi air
kemih dan pengeluaranya dari tubuh manusia. Ginjal juga merupakan salah satu
dari mekanisme terpenting hemeostatis. Ginjal berperan penting dalam
pengeluaran zat-zat toksin/racun, memperlakukan suasana keseimbangan air.
Mempertahankan asam basa cairan tubuh,
dan mempertahankan kesimbangan
garam-garam dan zat-zat dalam darah.
Bentuk
ginjal kiri lebih besar dari ginjal kanan. Ontogenesis, berasal dari mesoderm,
terletak dalam rongga perut pada daerah retroperitoneal, disebelah kanan dan
kiri dari kolumna vetebralis dan melekat langsung pada dinding belakang abdomen. Ginjal kanan
terletak lebih rendah dari ginjal kiri, karena adanya hati disebelah kanan dan
menekan kebawah. Bila ginjal dibelah 2, secara longitudinal (memanjang), dapat
terlihat. Bagian luar yang bercak-bercak disebut korteks, serta bagian dalam yang
bergaris-garis disebut medula.medula terdiri dari bangunan-bangunan yang
berbentuk kerucut yang disebut renah piramid.
Proses
pembentukan urin diawali dengan masuknya darah melalui vas aferen ke dalam
glomerolus clan keluar melalui vas eferent. Bagian yang menyerupai bentuk batang yang terdiri dari
tubulus kontortus proksimal, hansa henle, tubulus kontartus distal, tubulus
koligentes. Pada bagian-bagian batang ini terjadi proses filtrasi, reabsopsi
dan sekresi.
Proses filtrasi :
Terjadi
pada glomelurus karena permukaan aferen lebih began daripada permukaan eferen.
Hal ini akan mengakibatkan terjadinya penyaringan darah. Pada proses ini yang tersaring adalah bagian cair
dari daerah kecuali protein.selanjutnya cairan tersebut, yaitu air, glukosa,
natrium, klorida, sulfat, dan bikarbonat. Ditampung oleh simpai bowman yang
selanjutnya diteruskan ketubulus-tubulus ginjal.
Proses reabsorbsi :
Terjadi
pada tubulus-tubulus ginjal. Terjadi penyerapan kembali dari sebagian air,
glukosa, atrium, klorida, sulfat, bikarbonat dan beberapa ion bikarbonat. Pada
tubulus bagian atas, terjadi proses pasif (reabsorbsi obligatori). Pada tubulus
ginjal bawah terjadi proses aktif (fakultatif
reabsorbsi) yang menyerap kembali natrium dan ion bikarbonat.
Sekresi Tubulus
Banyak
zat seperti hidrogen, kalium kratinin, amonia, dan asam organik berpindah dari
daerah dikapiler pertibular kedalam tubulus sebgai filtrat. Zat lain yang
disekresikan juga seperti obat-obatan dan zat-zat lain yang tidak dibutuhkan
oleh tubuh. Proses sekresi ini juga penting dalam mengatur keseimbngan
asam basa.
Pelvis
renalis ( piala ginjal ) merupakan bagian dari ginjal dengan duktus papilaris
bellini bermuara pada renalis yang menyebabkan terbentuknya area kribiformis
pada papila ginjal.
Ureter
Air
kemih disekresi oleh ginjal, dialirkan ke vesika urinaria (kandung kemih)
melalui ureter. Ureter berada pada kiri dan kanan kolumna vetebralis (tulang
punggung) yang menghubungkan pelvis dengan kandung kemih. Panjang ureter kurang
lebih 30 cm dan berdiameter 0,5 cm.
Vesika urinari
Aliran
urine dari ginjal akan bermuara kedalam kandung kemih (vesika urinaria).
Kandung kemih merupakan kantong yang dapat menggelembung seperti balon karet,
terletak dibelakang simfisis pubis, didalam rongga panggul. Bila terisi penuh,
kandung kemih dapat terlihat sebagian keluar dari rongga panggul. Kandung kemih
berbentuk seperti kerucut.
Bagian-bagianya ialah verteks, fundus, dan korpus. Bagian verteks
adalah bagian yang meruncing ke arah depan dan berhubungan dengan ligamentum
vesiko umblikali medius. Bagian fundus merupakan bagian yang menghandap kearah
belakang dan bawah. Bagian korpus berada diantara verteks dan fundus. Bagian
fundus terpisah dari rektum oleh spasium rektovesikula yang terisi oleh
jaringan ikat, duktus deferens, vesikula seminalis. Dinding kandung kemih
terdiri dari tiga lapisan otot polos dan selapis mukosa yang berlipat-lipat.
Pada dinding belakang lapisan mukosa, terlihat bagian yang tidak berlipat, daerah ini disebut trigonum
liestaudi.
Uretra
merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang berfungsi
menyalurkan air kemih ke luar dan juga untuk menyalurkan semen. Pada laki-laki,
uretra berjalan berkelok-kelok, menembu
prostat, kemudian melewati tulang
pubis, selanjutnya menuju ke penis. Oleh karena itu, pada laki-laki, uretra
terbagi menjadi 3 bagian, yaitu pars proetalika, pars membranosa, dan kavernosa.
Muara uretra ke arah dunia luar disebut meatus. Pada perempuan, uretra terletak
dibelakang simfiis pubis, berjalan miring,
sedikit keatas, panjangnya kurang lebih 3-4 cm. muara uretra pada
perempuan berfungsi sebagai saluran ekskreti.
B.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG UMUM PADA SISTEM PERKEMIHAN
1.
Kidney, Ureter
dan bladder
Pemeriksaan radiologi abdomen yang dikenal dengan istilah KUB dapat
dilaksanakan untuk melihat ukuran, bentuk serta posisi ginjal yang
mengidentifikasi semua kelainan seperti batu dalam ginjal atau traktus
urinarius, hidronefrosis (distensi pelvis ginjal), kista, tumor, atau
pergeseran ginjal akibat abnormalitas pada jaringan sekitarnya.
2.
Pemindaian
CT MRI
Merupakan tekhnik noninvasif yang akan memberikan gambar penampang
ginjal serta saluran kemih yang sangat jelas. Kedua pemeriksaan ini akan
memberikan informasi tantang luasnya lesi invasif pada ginjal.
3.
Urografi
intravena
Pemeriksaan urografi intavena yang juga dikenal dengan nama
intravenous pylorgam (IVP) me mungkinkan visualisasi ginjal, ureter, kandung
kemih.
4.
Sistogram
Sebuah kateter dimasukan kedalam kandung kemih, dan kemudian media
kontras disemprotkan untuk melihat garis besar dinding kandung kemih serta
membantu dalm mengevaluasi refluks vesikouretral (aliran balik urin dari
kandung kemih kedalam salah satu atau kedua ureter ). Sitogram juga dilakukan
bersama dengan perekaman tekanan yang dikerjakan bersamaan dengan didalam
kandung kemih
5.
Sistouretrogram
Menghasilkan
visualisasi uretra dari kandung kemih yang bisa dilakukan melalui penyuntikan
retrograd media kontras kedalam uretra serta kandung serata kandung kemih atau
pemeriksaan dengan sinar X sementara pasien mengekskresikan media kontras.
6.
Ultrasound
Adalah
pemeriksaan USG menggunakan gelombang suara yang dipancarkan kedalam tubuh untuk mendeteksi abnormalitas.
Organ-organ dalam sistem perkemihan akan menghasilkan gambar-gambar ultrasound
yang khas. Abnormalitas seperti akumulasi cairan, massa malforasi, perubahan
ukuran organ maupun obstruksi dapat diidentifikasi. Pemeriksaan USG merupakan
tekhnik noninfasif yang tidak memerlukan persiapan khusus kecuali menjelasakan
prosedur dan tujuan kepada pasien.
C.
PENGKAJIAN PADA
SISTEM PERKEMIHAN
1.
Pengkajian umum
pada sistem pencernaan
Pengkajian
keperawatan merupakan langkah pertama
yang dilakukan oleh perawat untuk mendapatkan data subjektif dan objektif yang
dilakukan secara sistematis.
a.
Wawancara
Adalah mendapatkan informasi yang diperlukan dalam mengidentifikasi
dan merencanakan tindakan keperawatan, dan
memberi kesempatan pada perawat untuk mulai mengembangkan hubungan
saling percya dengan pasien.
Adapun data-data yang dikumpulkan selama fase wawancara terkait
pengkajian keperawatan system perkemihan adalah sebagai berikut :
b.
Identitas
Nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, status marital, alamat,
penanggung jawab, hubungan dengan klien.
c.
Keluhan utama :
alesan utama mengapa ia datang kerumah sakit. Adanya rasa nyeri ,
kaji lokasi, karakter faktor-faktor yang
memicu rasa nyeri dan
d.
Riwayat
kesehatan sekarang
Penyakit yang dirasakan saat ini, bagaimana frekuensi miksinya
apakah terdapat poliun, oligun, nokturi, urin keluar secara menetes atau
impotinentia.
e.
Riwayat dahulu
Terapi atau perawatan rumah sakit yang pernah dialami untuk
menangani infeksi traktus urinarius, dan berapa lama pernah dirawat.
Kaji juga riwayat merokok dapat mengakibatkan risiko kanker kandung
kemih. Angka kejadian tumor kandung kemih empat kali lebih tinggi pada perokok
daripada bukan perokok.
f.
Riwayat keluarga
Kaji adanya riwayat penyakit ginjal atau kandung kemih dalam
keluarga (polisistikrenal), abnormalitas kongenital saluran kemih.
Kaji adanya masalah eliminasi yang dikaitkan dengan kebiasaan
keluarga
g.
Riwayat
kesehatan sosial
Kaji riwayat pekerjaan, apakah terpapar oleh bahan-bahan kimia
seperti phenol dan ethylene glycol. Bau ammonia dan kimia organic dapat
meningkatkan resiko kanker kandung kemih. Pekerja tekstil, pelukis penata
rambut dan pekerja industri mengalami resiko tinggi terkena tumor kandung
kemih. Seseorang yang lebih sering duduk cenderung mengalami statis urin
sehingga dapat menimbulkan infeksi dan batu ginjal.
Kaji juga tempat tinggal pasien , dataran tinggi lebih berisiko
terjadi batu saluran kemih karena kandungan mineral meningkat dalam tanah dan
air didaerah.
2.
Pemeriksaan
fisik
a.
Inspeksi
Kaji kulit dan membran mukosa, catat warna, turgor, tekstur, dan
pengeluaran keringat.
Kaji mulut, wajah dan abdomenya, pasien posisi terlentang, catat
ukuran, kesimetrisan, adanya massa atau pembengkakan, kembung. Kulit dan
membran mukosa yang pucat, indikasi gangguan ginjal yang menyebabkan anemia.
Tampak ekskoriasi, memar, tekstur kulit kasar atau kering. Penurunan turgor
kulit merupakan indikasi dehidrasi. Edema indikasi retensi dan penumpukan
cairan, stomatis, napas bau amonia.
b.
Palpasi
- Kaji ginjal kiri biasanya jarang teraba, meskipun demikian harus
palpasi ginjal untuk mengetahui ukuran dan sensasi.
- Jangan lakukan palpasi bila ragu karena dapat menimbulkan kerusakan
jaringan.
- Posisi pasien supinasi, palpasi dilakukan dari sebelah kanan
- Letakan tangan kiri dibawah abdomen diantara tulang iga dan
lengkung iliaka, tangan kanan dibagian atas, mengkilap dan tegang, indikasi
retensi cairan atau ascites. Distensi kandung kemih, pembesaran ginjal,
kemerahan, ulserasi, bengkak atau adanya cairan, indikasi insfeksi. Pada
laki-laki biasanya terdapat devisiasi meatus urinari seperti defek kongenital
- Jika terjadi pembesaran ginjal, maka dapat mengarah ke neoplasma
atau patologis renal yang serius
c.
Perkusi
- Atur posisi klien duduk membelakangi pemeriksa
- Letakan telapak tangan tidak
dominan diatas susut kostovetebral (CVA), lakukan perkusi atau tumbukan diatas
telapak tangan dengan menggunakan kepalan tangan dominan.
- Ulangi prosedur untuk ginjal kanan, jika kandung kemih penuh maka
akan teraba lembut, bulat, tegas, dan sensitif. Tenderness dan nyeri pada
perkusi CVA merupakan indikasi glomerulonefritis atau glomerulnefrosis.
- Secara normal kandung kemih tidak dapat diperkusi, kecuali volume
urin diatas 150 ml. jika terjadi distensi maka kandung kemih dapat diperkusi
sampai setinggi umbilicius.
- Sebelum melakukan perkusi kandung kemih, lakukan palpasi untuk
mengetahuifundus kandung kemih, setelah itu lakukan perkusi diatas region
suprapubic.
- Jika kandung kemih penuh atau sedikitnya volume urin 500 ml, maka
akan terdengar bunyi dullnes (redup) diatas simpysis pubis.
d.
Auskultasi
- Gunakan diafragma stetoskop untuk mengauskultasi bagian atas sudut
kostovetebral dan kuadran atas.
- Abdomen jika terdengar bunyi bruit (bising) pada aorta abdomen dan
arteri renalis, maka indikasi adanya gangguan aliran darah keginjal ( stenosis arteri ginjal).
D.
GANGGUAN PADA
SISTEM PERKEMIHAN
Gagal
ginjal kehilangan kemampuan untuk mempertahankan volume dan komposisi cairan
tubuh dalam keadaan asupan makanan normal. Gagal ginjal biasanya dibagi menjadi
dua kategori yaitu kronik dan akut. Gagal ginjal kronik merupakan perkembangan
gagal ginjal yang progresif dan lambat pada setiap nefron (biasanya berlangsung
beberapa beberapa tahun dan tidak reversible ), gagal ginjal akut seringkali
berkaitan dengan penyakit kritis, berkembang sepat dalam hitungan beberapa hari hingga minggu, dan
biasanya reversible bila pasien dapat bertahan dengan penyakit kritisnya.
E.
PATOFISIOLOGI
Vaskular
Arteri
skerosis
Suplay
darah ginjal turun
GFR
turun
GGK
Sekresi
protein terganggu
Sindrom
uremia
Gangguan
keseimbangan
asam
basa
Prod
asam lambung naik
Nausea
vomitus
iritasi lambung
ketidakseimbangan nutrisi
Resiko infeksi
kurang dari
kebutuhan tubuh
F.
ANALISA DATA
No
|
Data
|
Etiologi
|
Masalah
|
1
|
Data
:
-
Nyeri abdomen
-
Kram abdomen
-
Bising usus
hiperaktif
-
Membrane
mukosa pucat
|
Vaskular
Arteri
skerosis
Suplay
darah ginjal turun
GFR
turun
GGK
Sekresi
protein terganggu
Sindrom
uremia
Gangguan keseimbangan
asam
basa
prod
asam lambung naik
nausea
vomitus
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
|
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
|
2
|
Data
:
-
Pertahan
tubuh yang tidak adekuat
-
Penurunan
hemoglobin
|
Vaskular
Arteri
skerosis
Suplay
darah ginjal turun
GFR
turun
GGK
Sekresi
protein terganggu
Sindrom
uremia
Gangguan keseimbangan
asam
basa
prod
asam lambung naik
iritasi
lambung
Resiko infeksi
|
Resiko
infeksi
|
G.
INTERVENSI
No
|
Diagnosa keperawatan
|
Perencanaan
|
|
Tujuan (NOC)
|
( NIC)
|
||
1
|
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berdasarkan dengan mual dan muntah
|
· Nutritional status : food and fluid and intake
· Weight control
Kriteria hasil :
-
Adanya
peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
-
Berat badan
ideal sesuai dengan tinggi badan
-
Mampu
mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
-
Tidak ada
tanda-tanda malnutrisi
-
Menunjukan
peningkatan fungsi pengecapan dan menelan
-
Tidak terjadi
penurunan berat badan yang berarti
|
Nutrition
Management
-
Kaji adanya
alergi makanan
-
Anjurkan
pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C
-
Yakinkan diet
yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi
-
Monitor
jumlah nutrisi dan kandungan kalori
Nutrition Monitoring
-
BB pasien
dalam batas normal
-
Monitor
adanya penurunan berat badan
-
Monitor mual
dan muntah
|
2
|
Resiko
infeksi berdasarkan dengan kerusakan integritas kulit
|
· Immune status
· Knowledge infection control and risk control
Kriteria hasil :
-
Klien bebas
dari tanda dan gejala
-
Menunjukan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
-
Jumlah
leukosit dalam batas normal
-
Menunjukan
perilaku hidup sehat
|
Infection
control
-
Bersihkan
lingkungan setelah dipakai oleh pasien lain
-
Instrusikan
pada pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung dan setelah berkunjung
-
Monitor kerentanan
terhadap infeksi
-
Ajarkan cara
menghindari infeksi
|
DAFTAR PUSTAKA
Ani Haryani Skep Ners dkk. Anatomi Fisiologi Manusia. Bandung
CV.Cakra, 2009.
Www. Academia.edu/7377342/pengkajian-sistem-perkemihan
Syafuddin.
2006. Anatomi fisiologi untuk mahasiswa perawat edisi 3 –
Jakarta : EGC
Amin Huda Nuralif dan Hardhi Kusuma, Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa medis Dan NANDA NIC –NOC, Jogjakarta : Medication Jogja, 2015
0 komentar:
Post a Comment