Ditujukan
untuk memenuhi tugas Keperawatan Dewasa
Kelompok
8 / PSIK II B
·
Aniatunissa
·
DiahRahmayanti
·
IrwanFirdaus
·
Muhammad Fahrudin
·
Nova Dwi Putra
TUGAS
ANALISA KASUS PASIEN DENGAN LIMFATIK (1)
PROGRAM
STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN FALETEHAN
SERANG
2013-2014
SISTEM
LIMFATIK
ANATOMI
FISIOLOGIS SISTEM LIMFATIK
System limfatik atau system getah bening membawa
cairan atau protein yang hilang kembali ke darah. Cairan memasuki system ini
dengan cara berdifusi kedalam kapiler limfa kecil yang terjalin diantara
kapiler kapiler system kardiofaskuler. Apabila sudah berada dalam system
limfatik, cairan itu disebut limfa atau getah bening, komposisinya kira kira
sama dengan komposisi cairan intersisial. System limfatik mengalirkan isinya
kedalam system sirkulasi didekat persambungan vena cava dengan atrium kanan.
Sistem
limfatik memiliki fungsi:
1. Mengumpulkan
kelebihan cairan dan protein dari cairan tubuh dan mengembalikan nya kedalam
darah.
2. Transportasi
lemak dari jaringan sekitar usus halus kedarah
3. Menyaring
dan menghancurkan mikroorgnisme
4. Perlindungan
jangka panjang terhadap mikroorganisme dan benda-benda asing lain nya
Komponen
struktur utama system limfatik terdiri atas :
1. Kapiler
limfatik yang berfungsi mengumpulkan kelebihan cairan interstisial dijaringan.
2. Pembuluh
limfatik yang berfungsi membawa cairan limfe dari kapiler limfatik ke vena
dileher yang akan dikemblikan ke pembulh darah.
3. Nodus
limfatik yang terdapat sepanjang pembuluh limfatik yang berfungsi untuk menyaring
material dari limfe sebelum masuk ke pembuluh darah.
4. Tonsils
berfungsi untuk menghancurkan benda-benda asing yang memasuki saluran nafas
bagian atas dan system pencernaan.
5. Limfa
berfungsi menyaring benda-benda asing dari darah, menghasilkan limfosit, menyimpan
sel darah merah, melepaskan darah kedalam tubuh pada kasus kehilangan darah
hebat.
6. Kelenjar
Timus membentuk antibody pada bayi baru lahir, memproduksi timosin, tempat
differensiasi limfosit menjadi limfosit
T
Tekanan Hidrostatik Darah Dalam Pembuluh darah dari
adanya kontraksi fentrikal menyebabkan air dan protein kecil terdorong keluar
dari pembuluh darah dan masuk ke interstisial. Kelebihan cairan di interstisial
ini dapat menyebabkan edema. Dalam keadaan normal kelebihan cairan diinterstisial
akan masuk kedalam sirkulasi limfasik
dan akan dikebalikan kedalam pembuludarah. Cairan ini disebut dengan cairan
limfe.
MEKANISME KERJA SISTEM LIMFATIK
Sistem limfatik atau system getah bening membawa
cairan dan protein yang hilang kembali ke darah. Cairan memasuki system ini
dengan cara berdifusi kedalam kafiler limfa kecil yang terjalin diantara
kafiler-kafiler system kardifaskuler.
Apabila sudah berada dalam system limfatik, cairan
itu disebut linfa atau getah bening, komfosisinya kira-kira sama dengan
komposisi cairan interstisial. System limfatik mengalirkan isinya ke dalam
system sirkulasi di dekat persambungan fena cava dengan antrium kanan.
Pembuluh limfa, seperti fena, mempunyai katup yang
mencegah aliran balik cairan menuju kafiler. Kontraksi ritmik (berirama)
dinding pembuluh tersebut membantu mengalirkan cairan kedalam cairan limfatik.
Seperti fena, pembuluh limfa juga sangat bergantung pada pergerakan otot rangka
untuk memeras cairan kea rah jantung.
Disepanjang pembuluh limpa terdapat organ yang
disebut nodus (simpul) limfa atau nodus getah bening yang menyaring limfa.
Didalam nodus linfa terdapat jaringan ikat yang terbentuk seperti sarang lebah
dengan ruang-ruang yang penuh dengan sel darah putih. Sel-sel darah putih
tersebut berfungsi untuk menyerang pirus dan bakteri
Organ-organ linfa diantaranya kelenjar getah bening
(linfo nodus), tonsil, tymus, linfa (spleen atau lien) , linfo nodulus. System
linfetediri dari pembuluh nodus limfatik organ limfatik nodul limfatik, sel
linfatik.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG SISTEM LIMFATIK
Pemeriksaan
penunjang terkait masalah system limfatik
·
Pemeriksaan laboratorium : perhitungan sel darah lengkap, laju endap
darah, fungsi ginjal dan hati.
·
Radiologi : rontgen toraks, CT scan,
MRI, dan Limfoangiogram.
·
Biopsy dan aspirasi sumsum tulang
bilateral.
·
Biopsy hati perkutan.
·
Laparotomi eksploratif dan splenektomi.
KASUS LIMFOMA
LIMFOMA
NON-HODGKIN
Pendahuluan
Limfoma Non-Hodgkin (LNH) adalah kelompok keganasan
primer limfosit yang dapat berasal dari limfosit B, limfosit T dan kadang (amat
jarang) berasal dari sel NK (Natural Killer) yang berada dalam system limfe
yang sangat heterogen, baik tipe histologist,gejala, perjalanan klinis, respon
terhadap pengobatan, maupun prognosis. Pada LNH sebuah sel limfosit , sehingga
semua sel dalam tumor pasien LNH sel B memiliki imounoglobin yang sama pada
permukaan selnya.
Pada tahun 2000 di amerika serikat di perkirakan
terdapat 54.900 kasus baru dan
26.100orang meninggal karena LNH. Di amerika serikat 5% kasus LNH baru terjadi pad pria, dan 4% pada
wanita pertahunnya.
Pada tahun 1997, LNH di laporkan sebagai penyebab
kematian karena kangker utama pada pria usia 20-39 tahun. Insidensi LNH di
amerika mserikat menurun national cancer instate tahun 1996 adalah 15.5- 100.000
LNH secara umum sering terjadi pada peria . Insiden LNH meningkat seiring dengan bertamabahnya usia
dan mencapai puncak pada kelompok usia 80-84 tahun saat ini angka pasien LNH di
amerika serikat meningkat dengan pertambahan 5-10% pertahunnya, menjaddikannya
urutan ke lima tersering dengan angka kejadian
12-15 per 100.000 penduduk. Sampai saat ini belum diketahui sepenuhnya
mengapa angka kejadian LNH terus meningkat.
Etiologi dan factor resiko
Etiologi
sebagian besar LNH tidak diketahui. Namun terdapat factor risiko terjadinya
LNH, antara lain :
·
Imuno defisiensi : 25% kelainan
herediter langka yang berhubungan dengan terjadinya LNH antara lain adalah :
severe combined immunodeficiency, hypogammaglobulinemia, common variable
immunodeficiency dan ataxia-telangiectasia. Limfoma yang berhubungan dengan
kelainan –kelainan tersebut seringkali dihubungkan pula dengan Epstein-Barr
virus (EBV) dan jenisnya beragam, mulai dari hyperplasia poliklonal sel B
hingga limfoma monoclonal.
·
Paparan Lingkungan dan Pekerjaan :
beberapa pekerjaan yang sering dhubungkan dengan resiko tinggi adalah peternak
serta pekerja hutan dan pertanian. Hal ini disebabkan adanya paparan herbisida
dan pelarut organic.
·
Diet dan paparan lainnya : risiko LNH
meningkat pada orang yang mengkonsumsi makanan tinggi lemak hewani, merokok,
dan yang terkena paparan ultraviolet.
Pendekatan diagnostic
Anamnesis
Umum:
·
Pembesaran kelenjar getah bening dan
malaise umum
-
Berat badan menurun 10% dalam waktu 6
bulan
-
Demam tinggi 38oC 1 minggu
tanpa sebab
-
Keringat malam
·
Keluhan anemia
·
Keluhan organ (misalnya lambung,
nasofaring)
·
Penggunaan obat (Diphantoine)
Khusus
:
·
Penyakit autoimun (SLE, Reuma)
·
Kelainan darah
·
Penyakit Infeksi (toksoplasma, mononucleosis, tuberculosis
lues, penyakit cakar kucing)
Pemeriksaan
Fisik
·
Pembesaran KGB
·
Kelainan/pembesaran organ
Pemeriksaan
Diagnostik
a. Laboratorium
·
Rutin
Hematologi :
-
Darah perifer lengkap (DPL)
-
Gambaran darah tepi (GDT)
·
Urinalisis :
-
Urin lengkap
·
Kimia klinik:
-
SGOT, SGPT,LDH, protein total, albumin,
asam urat
-
Alkali fosfatase
-
Gula darah puasa
-
Elektrolit: Na, K, Cl, Ca, P
·
Khusus
-
Gamma GT
-
Cholinesterase (CHE)
-
LDH/Fraksi
-
Serum Protein Elektroforesis (SPE)
-
Imuno Elektroforese (IEP)
-
Tes Coombs
-
B2 Mikroglobulin
b. Biopsi
·
Biopsi KGB dilakukan hanya 1 kelenjar
yang paling representatif
superficial dan perifer. Jika
terdapat kelenjar perifer/superficial yang representative,maka tidak
perlubiopsi intra abdominal atau intra torakal. Spesimen kelenjar diperiksa :
-
Rutin
-
Histopatologi : REAL-WHO dan Working
Formulation
Khusus
Immunoglobulin
permukaan <histo/Sitokimia
c. Radiologi
:
-
CT Scan toraks
-
USG Abdomen
d. Cairan
tubuh lain : Cairan pleura asites dan cairan serebrospinal.
DAFTAR
PUSTAKA
E.
Otto, Shirley. 2005. Buku Saku ‘Keperawatan
Onkologi’. Cetakan Pertama. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Haryani,
S.Kep, Ners. Ani dkk. 2009. Anatomi
Fisiologis Manusia. Cetakan Pertama. Bandung : CV. Cakra.
Setiyohadi,
Bambang dkk. 2009. Ilmu Penyakit Dalam.
Edisi empat, Cetakan kedua. Jakarta : Penerbit InternaPublishing.
Solomon
Pear Eldar 1990. Human anatomy and
physiology. Penerbit Sauders College Publisher
0 komentar:
Post a Comment