BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit
jantung koroner (PJK) merupakan kelompok penyakit jantung yang terutama
disebabkan penyempitan arteri koronaria akibat proses aterosklerosis atau
spasme koroner, atau kombinasi dari keduanya. Secara statistik, angka kejadian
penyakit jantung koroner di dunia terus meningkat dari tahun ke tahun, baik di
negara berkembang maupun negara maju. Di Amerika misalnya, sekitar 500.000
orang meninggal akibat penyakit ini tiap tahunnya. Di Eropa, 40.000 dari 1 juta
orang juga menderita penyakit jantung koroner.
Di
Indonesia, penyebab kematian mulai bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit
kardiovaskular. Secara keseluruhan, jumlah kematian akibat PJK di seluruh dunia
adalah sekitar 15 juta per tahun atau 30% dari seluruh kematian dengan berbagai
sebab.
1.2 Rumusan masalah
a. Mengidentifikasi
istilah yang tidak dimengerti.
b. Mengidentifikasi
mekanisme penyakit sesuai dengan kasus.
c. Mencari
pengobatan dan terapi yang diberikan secara rasional sesuai dengan kasus.
1.3 Tujuan penulisan
Mengetahui lebih dalam pembelajaran dan pemberian
Asuhan Keperawatan pada pasien penderita Angina pectoris.
1.4 Manfaat penulisan
a.
Bagi penulis, makalah ini dapat
dijadikan sebagai sarana untuk mendalami pemahaman tentang menganalisa kasus dan membuat rencana
asuhan keperawatan pada pasien penderita Gagal Jantung.
b.
Bagi pembaca, khususnya mahasiswa
keperawatan makalah ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk pembelajaran asuhan
keperawatan.
ISTILAH
YANG TIDAK DIMENGERTI
a. Compos
mentis = Tingkat kesadaran
Normal
b. Sputum = Lendir/
Dahak
c. Akral = Ujung eksteremitas
atas dan bawah
d. Crackles = Bunyi abnormal pada paru
yang terdengar saat klien inspirasi.
e. Bunyi
Gallop = Kelainan bunyi
jantung.
f. Binasal
Canul = Pemberian oksigen
melalui tabung tipis ke 2 lubang hidung.
g. Takhikardi = Denyut jantung yang tidak
normal dengan irama cepat
h. Disritmia = Gangguan irama jantung.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Definisi
Gagal jantung adalah keadaan
patofisiologis dimana jantung gagal mempertahankan sirkulasi adekuat untuk
kebutuhan tubuh meskipun tekanan pengisian cukup (Paul Wood, 1958).
Gagal
jantung bias di kondisikan ketika jaringan tidak menerima cukup oksigen untuk
sementara waktu. Pemompaan jantung melemah akibat akibat berbagai penyebab dan
menyebabkan pencadangandarah dan meningkatkan tekanan dalam pembuluh darah,
peningkatan tekanan ini kemudian memaksa cairan dari pembuluh darah ke dalam
jaringan tubuh.
2.2 Patofisiologi
Sindrom
gagal jantung disebabkan oleh beberapa komponen:
1. Ketidak
mampuan miokard untuk berkontraksi dengan sempurna mengakibatkan stroke volum
dan cardiac output menurun.
2. Beban
sistolik yang berlebihan diluar kemampuan ventrikel(systolic overload)
menyebabkan hambatan pada pengosongan ventrikel sehingga menurunkan curah
ventrikel.
3. Preload
yang berlebihan dan melampaui kapasitas ventrikel(diastolic overload) akan
menyebabkan volume dan tekanan pada akhir diastolic dalam ventrikel meninggi.
4. Beban
kebutuhan metabolic meningkat melebihi kemampuan daya kerja jantung dimana
jantung sudah bekerja maksimal, maka akan terjadi keadaan gagal jantung
walaupun curah jantung sudah cukup tinggi tetapi tidak mamu untuk memenuhi
kebuthuna sirkulasi tubuh.
5. Hambatan
pada pengisian ventrikel karena gangguan aliran masuk kedalam ventrikel atau
pada aliran balik venous return akan menyebabkan pengeluaran atau output
ventrikel berkurang dan curah jantung menurun.
Gagal
jantung kanan maupun kiri dapat disebabkan oleh beban kerja(tekanan atau
volume) yang berlebihan dan atau gangguan otot jantung itu sendiri. Beban volume
atau preload disebabkan karena kelainan ventrikel memompa darah lebih banyak
semenit sedangkan beban tekanan atau afterload disebabkan oleh kealinan yang
meningkatkan tahanan terhadap pengaliran darah ke luar jantung. Kelainan atau
gangguan fungsi miokard dapat disebabkan oleh menurunnya kontraktilitas dan
oleh hilangnya jaringan kontraktil ( infark miokard ).Dalam menghadapi beban
lebih, jantung menjawab ( berkompensasi ) seperti bila jantung menghadapi
latihan fisik. Akan tetapi bila beban lebih yang dihadapi berkelanjutan maka
mekanisme kompensasi akan melampaui batas dan ini menimbulkan keadaan yang
merugikan. Manifestasi klinis gagal jantung adalah manifestasi mekanisme
kompensasi.
2.3 Etiologi
Faktor predisposisi gagal jantung adalah penyakit
yang menimbulkan penurunan fungsi ventrikel dan keadaan yang membatasi
pengisian ventrikel. Faktor pencetus termasuk meningkatnya asupan garam,
ketidakpatuhan menjalani pengobatan anti gagal jantung, IMA(mungkin yang
tersembunyi), serangan hipertensi, aritmia akut, infeksi atau demam, emboli
paru, anemia, tirotoksikosis, kehamilan dan endokarditis infektif.
2.4 Patomekanisme
2.5 Manifestasi klinik
·
Peningkatan volume
intravaskular (gambaran dominan)
·
Ortopnue yaitu sesak saat berbaring
·
Dipsneu on effort (DOE) yaitu sesak bila
melakukan aktifitas
·
Paroxymal noctural dipsneu (PND) yaitu
sesak nafas tiba-tiba pada malam hari disertai batuk
·
Berdebar-debar
·
Lekas lelah
·
Batuk-batuk
·
Peningkatan desakan vena pulmonal (edema
pulmonal) ditandai oleh batuk dan sesak nafas.
·
Peningkatan desakan vena sistemik
seperti yang terlihat pada edema perifer umum dan penambahan berat badan.
2.6 Pemeriksaan penunjang
1. EKG : Hipertrofi atrial atau
ventrikuler, penyimpangan aksis, iskemia kerusakan pola mungkin terlihat. Disritmia
mis : takhikardi, fibrilasi atrial. Kenaikan segmen ST/T persisten 6 minggu
atau lebih setelah imfark miokard menunjukkan adanya aneurime ventricular.
2. Sonogram
: Dapat menunjukkan dimensi pembesaran bilik, perubahan dalam fungsi/struktur
katub atau are penurunan kontraktilitas ventricular.
3. Scan
jantung : Tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan pergerakan dinding.
4. Kateterisasi
jantung : Tekanan abnormal merupakan indikasi dan membantu membedakan gagal
jantung sisi kanan dan sisi kiri, dan stenosi katup atau insufisiensi. Juga
mengkaji potensi arteri koroner. Zat kontras disuntikkan kedalam ventrikel
menunjukkan ukuran bnormal dan ejeksi fraksi/perubahan kontrktilitas.
5. Rontgen
dada : untuk mengetahui adanya pembesaran
jantung, penimbunan cairan di paru-paru atau penyakit paru lainnya.
2.7
Terapi dan pengobatan
Gagal
jantung biasanya diobati dengan perubahan gaya hidup dan minum obat-obatan.
Perubahan pola makan untuk menjaga berat ideal dan menurunkan asupan garam
mungkin diperlukan. Menurunkan asupan garam membantu mengurangi kaki bengkak.
Perubahan gaya hidup lain yang mengurangi gejala gagal jantung termasuk
berhenti merokok atau penggunaan tembakau lainnya, menghilangkan atau
mengurangi konsumsi alkohol dan menggunakan obat-obatan berbahaya.
Satu
atau lebih jenis obat-obatan di bawah ini diberikan untuk gagal jantung:
·
Diuretic
·
Digoxin
·
Vasodilator
·
Beta bloker
·
inhibitor enzim pengubah angiotensin
(inhibitor ACE)
·
angiotensin reseptor bloker (ARB)
Terapi Pembedahan
Angioplasty dan operasi bypass arteri jantung.
BAB
III
ANALISA
KASUS
Tn. R (64 tahun) masuk ICU dengan
kesadaran compos mentis, tampak gelisah, napas klien tampak cepat dan dangkal
disertai batuk – batuk, setiap batuk mengeluarkan sputum encer agak berbusa dan
kadang-kadang disertai percikan kemerahan, keringat dingin banyak sekali, akral
teraba dingin dan tampak kebiruan disekitar mukosa mulut dan kuku-kuku jari
tangan dan kaki klien. Tanda – tanda vital klien ; TD 80 / 60 mmHg, Nadi 120
x/menit, Respirasi 32 x/menit. Pada pemeriksaan auskultasi terdengar crackles
paru, bunyi gallop di atrial dan ventrikel (S4 & S3). Klien kemudian
dipasang infuse Dextrose 10 % + Dobujek 1 ampul 7 Mikro gr via infusion pump,
O2 5 liter/menit binasal canule, Folley catheter urine dem/Kg BB dengan
produksi urine 50 cc. Posisi tidur klien yaitu fowler dan kadang-kadang bagian
depan bersandar pada tumpukan bantal yang disusun di depan dada klien. Terapi
yang diberikan yaitu furosemid ampul 4 x 2 ampul, lanoxin 1 ampul selanjutnya
tablet 3 x 1 dan morfin 3 mikrogram/kg BB via syringe pump. EKG monitor
menunjukkan takhikardi dan disritmia, sementara dari hasil ronsen dada tampak
adanya gambaran kongesti vaskuler pulmonal. Diet Jantung Cair 2500 Kcal dan
intake cairan maksimal 1000 cc / 24 jam (dari makanan, minuman, infuse dan
obat-obatan)
3.1 Diagnosa Keperawatan
Symptom
|
Etiologi
|
Problem
|
Do :
kesadaran compos mentis, tampak gelisah, napas klien
tampak cepat dan dangkal disertai batuk – batuk, setiap batuk mengeluarkan
sputum encer agak berbusa dan kadang-kadang disertai percikan kemerahan,
keringat dingin banyak sekali, akral teraba dingin dan tampak kebiruan
disekitar mukosa mulut dan kuku-kuku jari tangan dan kaki klien.
TTV :
TD 80 / 60 mmHg, Nadi 120 x/menit, Respirasi 32 x/menit
Perfis dada :
Pada pemeriksaan auskultasi terdengar crackles paru,
bunyi gallop di atrial dan ventrikel (S4 & S3).
|
Gagal Jantung
Daya
pompa jantung menurun
SV
menurun
Penurunan curah jantung
|
Penurunan curah jantung
|
3.2 Rencana keperawatan
Diagnose keperawatan
|
NOC (Tujuan)
|
NIC (Intervensi)
|
Aktivitas
|
Penurunan curah jantung
berhubungan dengan perubahan kontraktilitas
|
Setalah dilakukan asuhan keperawatan selama 2x24 jam
pasien dapat :
·
Menunjukan bahwa
tanda vital dalam batas normal
·
Dyspneu berkurang
·
Keringat berkurang
·
Cyanosis berkurang
·
Tidak terlalu
lelah/lemas
·
Hilang suara
abnormalitas paru
|
Cardiac care : Acute
|
·
Memantau irama dan
laju jantung
·
Auskultasi suara
jantung
·
Auskultasi suara
paru untuk crackles atau suara abnormalitas paru lainnya
·
Pilih sadapan EKG
yang terbaik untuk pemantauan yang berlanjut.
·
Memantau tekanan
darah.
·
Memantau
efeketivitas pemberian terapi oksigen.
|
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Umum
penyakit :
Gagal jantung bias di kondisikan ketika jaringan
tidak menerima cukup oksigen untuk sementara waktu. Pemompaan jantung melemah
akibat akibat berbagai penyebab dan menyebabkan pencadangandarah dan
meningkatkan tekanan dalam pembuluh darah, peningkatan tekanan ini kemudian
memaksa cairan dari pembuluh darah ke dalam jaringan tubuh
Faktor
predisposisi gagal jantung adalah penyakit yang menimbulkan penurunan fungsi
ventrikel dan keadaan yang membatasi pengisian ventrikel. Faktor pencetus
termasuk meningkatnya asupan garam, ketidakpatuhan menjalani pengobatan anti
gagal jantung, IMA(mungkin yang tersembunyi), serangan hipertensi, aritmia
akut, infeksi atau demam, emboli paru, anemia, tirotoksikosis, kehamilan dan
endokarditis infektif.
Kasus
:
Tn.
R masuk ICU dengan kesadaran compos mentis, tampak
gelisah, napas klien tampak cepat dan dangkal disertai batuk – batuk, setiap
batuk mengeluarkan sputum encer agak berbusa dan kadang-kadang disertai
percikan kemerahan, keringat dingin banyak sekali, akral teraba dingin dan
tampak kebiruan disekitar mukosa mulut dan kuku-kuku jari tangan dan kaki klien. Maka sesuai dengan pengkajian
kami menentukan diagnose keperawatan dengan penurunan curah jantung berhubungan
dengan perubahan kontraktilitas dengan rencana keperawatan cardiac Care: Acute.
DAFTAR PUSTAKA
Huon
H.Gray,Keith D. Dawkins., et al. Lecture Notes: Kardiologi. 2002.
Penerbit Erlangga
Diakses
pada tanggal 08 April 2014
SingHealth,.
2013. Gagal Jantung. http://www.singhealth.com.sg/PatientCare/Overseas-Referral/bh/Conditions/Pages/heart-failure.aspx
Diakses
pada tanggal 08 April 2014
Pratama
Angger,. 2012. Asuhan Keperawatan Gagal Jantung. http://angger-pratama-fkp12.web.unair.ac.id/artikel_detail-70142-Asuhan%20Keperawatan-Asuhan%20Keperawatan%20Gagal%20Jantung.html
Diakses
pada tanggal 08 April 2014
Ariesti
Agung,. 2011. Asuhan Keperawatan Gagal Jantung (Heart Failure). http://learntogether-aries.blogspot.com/2011/09/askep-gagal-jantung-heart-failure.html
Diakses
pada tanggal 08 April 2014
0 komentar:
Post a Comment