Tuesday, March 22, 2016

resume sistem kardiovasuklar


















PRAKTEK KEPERAWATAN DEWASA I
RESUME SISTEM JANTUNG


Di susun oleh :
1013031023
ASROPUL ANAM





Program studi ilmu keperawatan
STIKes faletehan serang - banten
2015-2016

A.    ANATOMI DAN FISIOLOGI JANTUNG
Jantung manusia, melalui kontraksi yang rimik, menediakan tekanan untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Aliran darah penting untuk mengirimkan nutrisi ke jaringan tubuh dan untuk membawa sampah metabolic termasuk panas untuk di keluarkan dari tubuh. Keberadaan nadi arteri, yang di sebabkan oleh denyut jantung di sebut sebagai tanda vital.
Berat jantung sekitar 300 gram dan terletak di mediastinum, berbentuk kerucut, dan membentang dari atas ke kiri, oleh karena terjadi rotasi saat perkembangan janin, apex/puncak (ujung kerucut) jantung berada di dasar jantung dan terletak di kiri garis tengah tubuh, bagian basal jantung berada di atas, di mana pembuluh darah besar masuk ke jantung , dan terletak di belakang sternum jantung terdiri atas, dan dua ventrikel pada bagian  apex jantung, jaringan ikat memisah atrium dan ventrikel dan membentuk empat katup jantung, septum muscular memisahkan atrium kanan dan kiri serta vertikel kanan dan kiri.
FUNGSI JANTUNG
Pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah (disebut diastol), selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang jantung (disebut  sistol). Kedua atrium mengendurdan berkontraksi secara bersamaan, dan kedua ventrikel juga mengendur dan berkontraksi secara bersamaan. Darah yang kehabisan oksigen dan mengandung banyak karbondioksida dari seluruh tubuh mengalir melalui 2 vena berbesar (vena kava) menuju ke dalam atrium kanan. Setelah atrium kanan terisi darah, dia akan mendorong darah ke dalam ventrikel kanan. Darah dari ventrikel kanan akan dipompa melalui katup pulmonerke dalam arteri pulmonalis, menuju ke paru-paru. Darah akan mengalir melalui pembuluh yang sangat kecil (kapiler) yang mengelilingi kantong udara di paru-paru, menyerap oksigen dan melepaskan  karbondioksida yang selanjutnya dihembuskan. Darah yang kaya akan oksigen mengalir di dalam vena pulmonalismenuju ke atrium kiri. Peredaran darah diantara bagian kanan jantung, paru-paru dan atrium kiri disebut sirkulasi pulmoner. Darah dalam atrium kiri akan didorong ke dalam ventrikel kiri, yang  selanjutnya akan memompa darah yang kaya akan oksigen ini melewati katup aortamasuk ke dalam aorta(arteri terbesar dalam tubuh). Darah kaya oksigen ini disediakan untuk seluruh tubuh, kecuali paru-paru.
STRUKUTUR JANTUNG
1.      LAPISAN JANTUNG
                           
Jantung tersusun oleh tiga lapisan jaringan: endocardium, miokardium, dan epicardium endocardium (bagian dalam) tersusun atas jaringan endothelial yang melapisi ruang jantung bagian dalam dan katup jantung, miokardium (bagian tengah) tersusun atas serabut otot lurik dan berperan dalam kontraksi jantung, epicardium atau pericardium visceral melapisi bagian permukaan luar jantung, epicardium melekat kuat pada jantung dan pada beberapa sentimeter pertama arteri pulmonalis dan aorata.
Perikardium visceral terbungkus oleh pericardium parietal, membrane terular fibrosayang longgar dan kuat yang terbentang bagian depan ke setengah bawah dari sternum, bagian belakang ke vertebra toraksis dan bagian bawah ke diafragma. Antara pericardium visceral dan pericardium parietal terdapat  ruang pericardial , yang berisi 5-20 ml cairan pericardial. Cairan ini melumasi permukaan pericardial pada saat pericardial saling bergesek selama jantung berdenyut, akumulasi cairan yang berlebih pada ruang pericardial dapat mengurangi kemampuan pengisisan ventrikel (tamponade jantung ).

2.      RUANG JANTUNG

Jantung tersusun dari empat ruang: dua ruang di bagian atas (atrium) dan dua ruang sebagai pompa di bagian bawah (ventrikel) dinding muscular (septum) memisahkan ruang sisi kanan dari ruang di sisi kiri. Atrium kanan , yang kemudian memompa darah melawan resistensi rendah ke paru-paru, atrium kiri menerima darah ke terosigenasi (banyak oksigen ) dari paru-paru. Darah mengalir ke ventrikel kiri, yang memompa darah melawan resistensi tinggi ke sirkulasi sistemik.

3.      KATUP JANTUNG
Katup jantung adalah struktur yang halus dan fleksibel, tersusun atas jaringan fibrosa yang di lapisi endotalium, katup memungkinkan aliran darah melalui jantung berjalan satu arah, katup membuka dan menutup secara pasif akibat perbedaan tekanan antara ruang jantug , katup yang lemah/bocor tidak akan menutup sempurna sehingga di sebut regurgitasi atau insufisiensi, katup yang kaku tidak akan dapat membuka dengan sempurna yang di sebut sebagai stenosis.

4.      SUPLAI DARAH JANTUNG

Otot jantung membutuhkan suplai darah yang kaya oksigen untuk memenuhi kebutuhan metaboliknya,  arteri coroner (kanan dan kiri) bercabang dari aorta tepat di bawah katup aorta, mengelilingi jantung dan menembus ke miokardium, distribusi pembuluh darah coroner dapat sangan bervariasi, akan tetapi pola yang di jabarkan pada table adalah yang paling sering ada,
Kontraksi otot jantung ventrikel kiri menghasilkan tekanan darah coroner dan mencegah darah mengalir ke otot jantung saat sistolik, dengan demikian sekitar 75% aliran darah arteri coroner terjadi selama diastolic ketika jantung relaksasi dan mempunyai tahanan/resisensi yang rendah, aliran darah rteri keroner dapat adekuat jika tekanan diastolic sekurang kurangnya 60 mmhg, peningkatan aliran darah coroner meningkat seiring dengn peningkatan kerja jantung (seperti latihan fisik), vena coroner mengembalikan darah dari sebagian besar miokardium ke sinus coroner atrium kanan, beberapa area, terutama pada sisi kanan jantung, mengalirkan darah secara langsung ke ruang jantung.



B.     PENGKAJIAN SECARA UMUM
Pemeriksaan fisik jantung di mulai dengan inspeksi secara umum, yang di ikuti pengkajian tanda vital, palpasi, auskultasi, dan perkusi, pemeriksaan di lakukan dari kepala sampai kaki dengan posisi klien telentang (kepala pada tempat tidur atau meja pemeriksaan di tinggikan untuk kenyamanan). Berdiri di sisi kanan klien, abdnormalitas pemeriksaan jantung dapat di lihat, peralatan yang di perlukan meliputi stetoskop dengan diafragma dan bel, penggaris dan spigmomanometer, lihat temuan pemeriksaan kardiovaskuler normal pada temuan pengkajian fisik pada orang dewasa yang sehat.
1.      INSPEKSI
Lakukan inspeksi dan palpasi precordium secara bersamaan untuk mengetahui keberadaan pulsasi/denyut normal dan abnormal, idealnya, klien seharusnya telentang (supine) dengan daerah dada terbuka, memungkinkan terlihatnya gerakan precordium dan bunyi jantung tertentu, pencahayaan yang cukup dan hangat, lingkungan yang tenang diperlukan, berdiri di sisi kana klien dan amati dada depan tentang ukuran, bentuk, kesimetrisan gerakan, dan pulsasi, lokasi pulsasi, dinyatakan dalam ruang interkosta dan garis midklavikula. Konfirmasi pengamatan dengan palpasi.
2.      PALPASI
Ketika palpasi, gunakan jari dan telapak tangan, titik impuls maksimum (int of maximum intensity [PMI]) atau impuls apeks, biasanya terlihat pada ruanginterkosta 5 medial dari garis midklavikula kiri, hal ini kemungkinan terlihat pada orang yang kurus dan sulit terlihat pada orang yang gemuk atau berpayudara besar, ketika di palpasi, PMI merupakan ketukan tunggal, lembut, dan seketika di bawah jari, serta berdiameter 2 cm, posisi miring ke kiri dapat meningkatkan penampakan PMI, tetapi posisi menjadi bergeser. Pada pembesaran ventrikel kiri dan aneurisma, lokasi impuls apeks lebih difus dan terletak lebih ke bawah dan lebih ke kiri dari garis midklavikula.

3.      AUSKULTASI DADA POSTERIOR
Dengan posisi klien duduk tegak, auskultasi kedua sisi paru. Crackles (bernada tinggi, dan tidak terus-menerus) sering kali menandakan adanya gagal ventrikel kiri, crackles terjadi karena adanya peningkatan tekanan kapier pulmonal yang mendesak cairan bergeser ke ruang intraalviolar. Crackles paling jelas di dengarkan di dasar paru (karena adanya pengaruh gaya grafitasi) selama akhir inspirasi.
C.     DIAGNOSTIK
1.      ELEKTROKARDIOGRAM
Elektrokardogram (EKG) adalah alat yang penting untuk mengevaluasi ritme jantung dan tanda tanda iskemia. Gelombang impuls, yang tercatat mesin EKG pada kertas grafik di tunjukan dengan gelombang P,QRS dan T. menggambarkan pola EKG yang tersusun oleh gelombang-gelombang tersebut. Gelombang P mewakili depolarisasi atrium. Kompleks QRS mewakili depolarisasi ventrikel. Gelombang T mewakili repolarisasi ventrikel.
2.      MONITOR HOLTER
Ketika klien menggunakan monitor holter portabl, gambaran EKG dapat di catat terus menerus, biasana selama 24 jam pada klien rawat jalan monitor holter di gunakan untuk mendeteksi disritmia yang tidak terlihat pada EKG rutin atau untuk mengevaluasi evektifitas terapi antidisritmia atau terapi pacemaker,  klien dapt di tanya mengenai manifestasi yang muncul selama mereka menggunakan monitor. EKG standar hanya mencatat aktivitas jantung dalam waktu singkat.
3.      MAGNETIC, RESONANCE ANGIOGRAPHY
MRA hamper sama dengan MRI, tetapi MRA menggunakan gadolinium sebagai kontras intravena untuk melihat penyakit arteri, gadolinium berbeda dengan media kontras yang lain karena tidak nefrotoksik; sehingga klien tpenelitian mengenai keamanan gadolinium pada penurunan fungsi ginjal masih terus lanjut, pemeriksaan dengan MRA pada arteri coroner, pulmonalis, renalis dan arteri perifer juga dapat diteliti.




















D.    PENGKAJIAN DAN GEJALA KARDIOVASKULER
1.      STENOSIS MITRAL
Klien dengan stenosis mitral akibat penyakit jantung reumatik sebaiknya mendapat profilaksis penisilin untuk infeksi streptokokus beta hemolitikus dan juga untuk endocarditis infektif, terapi agresip untuk anemia dan infeksi juga di butuhkan, remaja dan dewasa muda dengan stenosis mitra berat sebaiknya menghindari berprofesi atau memiliki pekerjaan yang membutuhkan kekuatan fisik berat, untuk klien yang telah mengalami satu atau lebih emboli pru sebelumnya, terapi antikoagulan dapat bermanfaat dalam mencegah thrombosis vena dan emboli paru.
2.      REGURGITASI MITRAL
Klien sebaiknya membatasi aktivitas fisik yang menyebabkan keletihan dan dispneu, mengurangi asupan natrium dan meningkatkan eksresi natrium dengan dieuretik dapat meringan kan beban jantung, nitrat. Digitalis, dan inhibitor angiotensin corverting enzyme (ACE) dapat memberikan perbaikan hemodinamik dan mengurangi gejala pada klien dengan regurgitasi mitra kronis,
3.      PENYAKIT KATUP AORTA
Katup aorta merupakan katup terakhir yang harus dilalui darah sebelum memasuki sirkulasi sistemik, pada stenosis aorta, orifisium katup aorta menjadi lebih sempit,yang menyebabkan penurunan aliran darah dari ventrikel kiri ke aorta dan sirkulasi sistemik, obstruksi aliran ini membuat suatu tahanan pada ejeksi dan meningkatkan tekanan pada ventrikel kiri, regurgitasi aorta (insufisiensi aorta) menyebabkan darah yang mengalir kembali dari aorta menuju ventrikel kiri, selama sistolik, darah yang telah di ejeksikan ke aorta masuk kembali ke ventrikel kiri, untuk mempertahankan tekanan normal, ventrikel kiri mengalami hipertrofi, regurgitasi dan stenosis aorta menambah beban kerja ventrikel kiri, penyakit katup aorta lebih jarang di bandingkan penyakit katup mitral, dilatasi aorta desenden atau penyakit akar aorta juga sering di temukan.


4.      HIPERTENSI
Hipertensi adalah kenaikan tekanan darah arteri melebihi normal dan kenaikan ini bertahan. Menurut WHO, tidak tergantung pada usia. Hipertensi mungkin dapat diturunkan dengan terapi tanpa obat (non-farmakoterapi) tau terapi dengan obat (farmakoterapi). Semua pasien, tanpa memperhatikan apakah terapi dengan oabt dibutuhkan, sebaiknya dipertimbangkan untuk terapi tanpa obat. Caranya dengan mengendalikan bobot badan, pembatasan masukan sodium, lemak jenuh, dan alkohol serta pertisipasi dalam program olah raga dan tidak merokok.
5.      GANGGUAN DARAH VENA
Penyakit pembuluh vena yang sering terjadi adalah gejala verikosis (dilatasi pembuluh vena permukaankaki dan akibat-akibat yang menyertainya (edema lokal, indurasi, atrofi, pigmentasi hebat, sianosis kulit, borok kaki, tromboflebitis) yang timbul akibat pengaruh mekanik dan hormonal pada jaringan ikat lemah.

















E.     PENGKAJIAN
Perawat mengumpulkan informasi tentang Symp - tom pasien dan kegiatan , terutama yang mendahului dan mengendapkan serangan angina pektoris . Sesuai ques - tions tercantum dalam Bagan 28-4 Jawaban atas ini ques - tions membentuk dasar untuk merancang program yang efektif pengobatan dan pencegahan . Selain menilai angina pectoris atau setara , perawat juga menilai faktor risiko pa - rawat untuk CAD , respon pasien untuk angina , pasien dan pemahaman keluarga dari diag - nosis , dan kepatuhan terhadap rencana pengobatan saat ini .
Diagnosis keperawatan
Berdasarkan data penilaian , diagnosa keperawatan utama mungkin
meliputi:
1.       tidak efektif perfusi jaringan jantung sekunder untuk CAD
terbukti dengan nyeri dada atau gejala prodromal lainnya
2.       kecemasan Kematian yang terkait dengan gejala jantung
3.       pengetahuan Kekurangan tentang penyakit yang mendasari dan
metode untuk menghindari komplikasi
4.      Ketidakpatuhan , manajemen efektif dari Thera - peutic rejimen terkait dengan kegagalan untuk menerima diperlukan
perubahan gaya hidup
Masalah kolaboratif / Potensial Komplikasi
Potensi komplikasi yang mungkin berkembang termasuk fol - melenguh , yang dibahas dalam bab-bab yang ditunjukkan :
5.       ACS dan / atau MI ( dijelaskan kemudian dalam bab ini )
6.       Disritmia dan serangan jantung ( lihat Bab 27 dan
30 )
7.       Gagal jantung ( lihat Bab 30 )
8.       Syok kardiogenik ( lihat Bab 15 )



F.     PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.      Dada X - Ray dan Fluoroskopi
Sebuah x-ray dada diperoleh untuk menentukan ukuran , kontur dan posisi jantung . Ia mengungkapkan jantung dan pericardial kalsifikasi dan menunjukkan perubahan fisiologis di sirkulasi paru . Meskipun tidak membantu diag - hidung MI akut , dapat membantu mendiagnosa beberapa komplikasi ( misalnya , HF ) . Penempatan yang benar dari alat pacu jantung dan paru kateter arteri juga dikonfirmasi oleh x-ray dada. Fluoroscopy adalah teknik pencitraan x - ray yang memungkinkan vi - sualization jantung pada layar . Ini menunjukkan jantung dan denyutan pembuluh darah dan kontur jantung yang tidak biasa .
2.      elektrokardiografi
EKG adalah representasi grafis dari skr - sewa listrik jantung . EKG diperoleh dengan menempatkan dispos - mampu elektroda dalam posisi standar pada kulit dinding dada dan ekstremitas ( lihat Bab 27 untuk elektroda penempatan ) . Rekaman dari arus listrik yang mengalir be - tween dua elektroda dibuat pada kertas grafik atau ditampilkan pada monitor . Beberapa rekaman yang berbeda dapat diperoleh dengan menggunakan berbagai kombinasi elektroda , yang disebut lead . Secara sederhana ,
3.      Pengujian Stres jantung
Biasanya , arteri koroner melebar sampai empat kali yang biasa mereka diameter dalam menanggapi peningkatan kebutuhan metabolisme untuk oxy -gen dan nutrisi . Namun, arteri koroner yang terkena aterosklerosis membesar kurang , mengorbankan aliran darah ke miokardium dan menyebabkan iskemia . Oleh karena itu , kelainan
dalam fungsi kardiovaskular lebih mungkin untuk dideteksi dur - ing kali dari peningkatan permintaan , atau " stres . " Stres jantung prosedur - tes uji stres latihan , farmakologis yang stress test , dan uji - cara non - invasif tekanan mental atau emosional untuk mengevaluasi respon kardiovaskular sistem stres . Stress test membantu menentukan berikut : ( 1 ) adanya CAD , ( 2 ) penyebab nyeri dada , ( 3 ) fungsional kapasitas jantung setelah MI atau jantung operasi, ( 4 ) effec - tiveness obat antiangina atau antiaritmia , ( 5 ) disritmia yang terjadi selama latihan fisik , dan ( 6 ) tujuan spesifik untuk program kebugaran fisik .
4.      Echocardiography tradisional
Echocardiography adalah tes ultrasound non-invasif yang
digunakan untuk mengukur fraksi ejeksi dan memeriksa ukuran ,
bentuk, dan gerakan struktur jantung . Hal ini terutama
berguna untuk mendiagnosis efusi perikardium ; menentukan
ukuran ruang dan etiologi murmur jantung ; mengevaluasi
fungsi katup jantung , termasuk jantung prostetik
katup ; dan mengevaluasi gerakan dinding ventrikel



















G.    PATHWAY







H.    RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan pada data pengkajian, diagnosa keperawatan utama untuk klien angina pectoris meliputi :
 Nyeri berhubungan dengan ischemia miokardium
 Curah jantung menurun berhubungan dengan gangguan kontraksi
 Cemas berhubungan dengan rasa takut akan kematian
 Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan deficit knowledge.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
KRITERIA EVALUASI
INTERVENSI
Nyeri berhubungan
dengan ischemia
miokardium
Setelah dilakukan asuhan selama 1-3 jam diharap nyeri
berkurang/hilang dengan kreteria:
- pasien dapat mengekspresikan
bahwa nyeri berkurang/hilang
secara verbal dan oral.
- Tanda vital dalam batas normal.
- Individu dapat
mendemonstrasikan teknik
relaksasi untuk meningkatkan
kenyamanan
- Gambaran EKG tidak ada
segmen ST elevated/depresi
1. anjurkan pasien untuk memberitahu perawat dengan cepat bila terjadi nyeri
dada.
2. observasi pasien tentang skala nyeri atau ketidaknyamanan
3. Gunakan flow sheet untuk memonitor nyeri terhadap efek pemberian obat
angina.
4. Kaji tentang kepercayaan, kebudayaan, terhadap nyeri pasien dan responnya.
5. Managemen nyeri :
- kaji secara komprehensif terhadap nyeri : lokasi, karekteristik, onset, durasi,
frekuensi, dan kualitasnya.
- Observasi nonverbal pasien terhadap ketidaknyamanan.
6. observasi gejala yang berhubungan dengan dispnea, mual/muntah, pusing,
palpitasi.
7. evaluasi laporan nyeri pada rahang, leher, bahu, tangan/lengan khususnya sisi
kiri.
8. Posisikan pasien pada istirahat total selama episode angina.
9
9. Observasi tanda-tanda vital tiap 5 menit selama serangan angina.
10. Ciptakan lingkungan yang tenang, nyaman bila perlu batasi pengunjung
11. berikan makanan yang lembut
12. Kolaborasi :
- pemberian oksigen
- Nitrit
- Penyekat beta
- Morfin sulfat
- EKG serial
Curah jantung
menurun
berhubungan dengan
gangguan kontraksi
Setelah dilakukan asuhan selama 1-3 jam diharap curah jantung normal
dengan kreteria:
- Nyeri angina tidak ada
- Klien bertoleransi terhadap
aktivitas.
- Klien berpartisipasi dalam
prilaku yang menurunkan
curah jantung
- Tanda vital dalam batas normal.
- Hipotensi orthostatic tidak ada
- AGD dalam batas normal.
- Tidak ada suara nafas
tambahan.
1. Kaji tanda vital : blood pressure, status respirasi rate, nadi dan suhu.
2. Kaji status mental : disorentasi, bingung
3. Catat warna kulit : cianosis, capillary refile.
4. Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas terhadap perubahan : nafas pendek,
nyeri, palpitasi, pusing.
5. Evaluasi respon pasien terhadap terapi O2.
6. Auskultasi bunyi nafas : bunyi tambahan dan bunyi jantung : murmur
7. Pertahankan posisi tirah baring pada posisi yang nyaman selama episode akut.
8. Berikin periode istirahat dalam melakukn aktivitas keperwatan.
9. Tekankan untuk menghindari regangan : selama defekasi, batuk
10. Pantau dan catat efek terapeutik/efek samping selama pemberian kalsium
antagonis, beta bloker,dan nitrat.
11. Kolaborasi :
- pemberian kalsium antagonis.
- Tes katerisasi untuk persiapan PTCA
Cemas
berhubungan
dengan rasa takut akan kematian
Setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama 1- 2 hari
diharapkan kecemasan berkurang :
- klien menyatakan ansietasmenurun sampai tingkat yang
dapat diatasi.
- Klien menunjukkan strategi
koping yang efektif
1. Jelaskan tujuan prosedur pemeriksaan : EKG, pemasangan monitor
2. Tingkatkan ekspresi pasien terhadap takut : menolak, depresi, marah
3. Anjurkan keluarga dan teman untuk menganggap pasien seperti sebelumnya.
4. Beritahu pasien tentang program medis yang telah dibuat untuk menurunkanserangan akan datang
5. Kaji tanda vital
6. Kaji orientasi pasien : orang, tempat dan waktu
7. Kolaborasi : Pemberian sedative
Kurang
pengetahuan
tentang penyakit
berhubungan
dengan deficit
knowledge
Setelah dilakukan asuhan
keperawatan diharapkan :
- berpatisipasi dalam proses
belajar
- Bertanggung jawab untuk
belajar dan mencari informasi
tentang penyakitnya.
- Berpartisipasi dalam program
pengobatan
- Melakukan perubahan pola
hidup.
Setelah dilakukan asuhan
keperawatan diharapkan :
- berpatisipasi dalam proses
belajar
- Bertanggung jawab untuk
belajar dan mencari informasi
tentang penyakitnya.
- Berpartisipasi dalam program
pengobatan
- Melakukan perubahan pola
hidup.

Evaluasi Keperawatan
hasil yang diharapkan :
Ø  Bebas dari nyeri.
Ø  Menunjukkan penurunan kecemasan : memahami penyakit dan tujuan perawatannya, mematuhi semua aturan medis, mengetahuikapan harus meminta bantuan medis bila nyeri menetap
Ø   Mematuhi program perawatan diri : menunjukkan pemahaman mengenai terapi farmakologi, kebiasaan sehari-hari mencerminkan penyesesuaian gaya hidup pada pasien angina.





DAFTAR PUSTAKA


1.      Joyce m. black dan jane hokanson hawks,keperawatan medical bedah manajemen klinis untuk hasil yang di harapkan edisi 8 buku ke 3 elsever (Singapore)
2.      Baughman, Diane.C. et all. 2000. Keperawatan Medikal-Bedah : Buku Saku dari Brunner & Suddart. Jakarta : EGC
4.      https://www.google.com/search?q=analisa+data+ANGINA+PECTORIS&ie=utf-8&oe=utf-8#q=askep+ANGINA+PECTORIS+pdf



0 komentar:

Post a Comment