PRAKTEK KEPERAWATAN DEWASA I
RESUME SISTEM JANTUNG
Di susun oleh :
1013031023
ASROPUL ANAM
Program studi ilmu keperawatan
STIKes faletehan serang - banten
2015-2016
A.
ANATOMI
DAN FISIOLOGI JANTUNG
Jantung
manusia, melalui kontraksi yang rimik, menediakan tekanan untuk mengalirkan
darah ke seluruh tubuh. Aliran darah penting untuk mengirimkan nutrisi ke
jaringan tubuh dan untuk membawa sampah metabolic termasuk panas untuk di
keluarkan dari tubuh. Keberadaan nadi arteri, yang di sebabkan oleh denyut
jantung di sebut sebagai tanda vital.
Berat
jantung sekitar 300 gram dan terletak di mediastinum, berbentuk kerucut, dan
membentang dari atas ke kiri, oleh karena terjadi rotasi saat perkembangan
janin, apex/puncak (ujung kerucut)
jantung berada di dasar jantung dan terletak di kiri garis tengah tubuh, bagian
basal jantung berada di atas, di mana pembuluh darah besar masuk ke jantung ,
dan terletak di belakang sternum jantung terdiri atas, dan dua ventrikel pada
bagian apex jantung, jaringan ikat memisah atrium
dan ventrikel dan membentuk empat katup jantung, septum muscular memisahkan
atrium kanan dan kiri serta vertikel kanan dan kiri.
FUNGSI
JANTUNG
Pada
saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah (disebut
diastol), selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang
jantung (disebut sistol). Kedua atrium
mengendurdan berkontraksi secara bersamaan, dan kedua ventrikel juga mengendur
dan berkontraksi secara bersamaan. Darah yang kehabisan oksigen dan mengandung
banyak karbondioksida dari seluruh tubuh mengalir melalui 2 vena berbesar (vena
kava) menuju ke dalam atrium kanan. Setelah atrium kanan terisi darah, dia akan
mendorong darah ke dalam ventrikel kanan. Darah dari ventrikel kanan akan
dipompa melalui katup pulmonerke dalam arteri pulmonalis, menuju ke paru-paru.
Darah akan mengalir melalui pembuluh yang sangat kecil (kapiler) yang
mengelilingi kantong udara di paru-paru, menyerap oksigen dan melepaskan karbondioksida yang selanjutnya dihembuskan.
Darah yang kaya akan oksigen mengalir di dalam vena pulmonalismenuju ke atrium
kiri. Peredaran darah diantara bagian kanan jantung, paru-paru dan atrium kiri
disebut sirkulasi pulmoner. Darah dalam atrium kiri akan didorong ke dalam
ventrikel kiri, yang selanjutnya akan
memompa darah yang kaya akan oksigen ini melewati katup aortamasuk ke dalam
aorta(arteri terbesar dalam tubuh). Darah kaya oksigen ini disediakan untuk
seluruh tubuh, kecuali paru-paru.
STRUKUTUR
JANTUNG
1. LAPISAN
JANTUNG
Jantung tersusun oleh tiga lapisan jaringan:
endocardium, miokardium, dan epicardium endocardium
(bagian dalam) tersusun atas jaringan endothelial yang melapisi ruang jantung
bagian dalam dan katup jantung, miokardium
(bagian tengah) tersusun atas serabut otot lurik dan berperan dalam kontraksi
jantung, epicardium atau pericardium visceral melapisi bagian
permukaan luar jantung, epicardium melekat kuat pada jantung dan pada beberapa
sentimeter pertama arteri pulmonalis dan aorata.
Perikardium visceral terbungkus oleh pericardium parietal, membrane terular fibrosayang longgar dan kuat yang
terbentang bagian depan ke setengah bawah dari sternum, bagian belakang ke
vertebra toraksis dan bagian bawah ke diafragma. Antara pericardium visceral
dan pericardium parietal terdapat ruang pericardial , yang berisi 5-20 ml
cairan pericardial. Cairan ini melumasi permukaan pericardial pada saat
pericardial saling bergesek selama jantung berdenyut, akumulasi cairan yang
berlebih pada ruang pericardial dapat mengurangi kemampuan pengisisan ventrikel
(tamponade jantung ).
2. RUANG
JANTUNG
Jantung tersusun dari empat ruang: dua ruang di
bagian atas (atrium) dan dua ruang
sebagai pompa di bagian bawah (ventrikel)
dinding muscular (septum) memisahkan
ruang sisi kanan dari ruang di sisi kiri. Atrium
kanan , yang kemudian memompa darah melawan resistensi rendah ke paru-paru,
atrium kiri menerima darah ke
terosigenasi (banyak oksigen ) dari paru-paru. Darah mengalir ke ventrikel kiri, yang memompa darah
melawan resistensi tinggi ke sirkulasi sistemik.
3. KATUP
JANTUNG
Katup jantung adalah struktur yang halus dan
fleksibel, tersusun atas jaringan fibrosa yang di lapisi endotalium, katup
memungkinkan aliran darah melalui jantung berjalan satu arah, katup membuka dan
menutup secara pasif akibat perbedaan tekanan antara ruang jantug , katup yang
lemah/bocor tidak akan menutup sempurna sehingga di sebut regurgitasi atau
insufisiensi, katup yang kaku tidak akan dapat membuka dengan sempurna yang
di sebut sebagai stenosis.
4. SUPLAI
DARAH JANTUNG
Otot jantung membutuhkan suplai darah yang kaya
oksigen untuk memenuhi kebutuhan metaboliknya, arteri coroner (kanan dan
kiri) bercabang dari aorta tepat di bawah katup aorta, mengelilingi jantung dan
menembus ke miokardium, distribusi pembuluh darah coroner dapat sangan
bervariasi, akan tetapi pola yang di jabarkan pada table adalah yang paling
sering ada,
Kontraksi otot jantung ventrikel kiri menghasilkan
tekanan darah coroner dan mencegah darah mengalir ke otot jantung saat
sistolik, dengan demikian sekitar 75% aliran darah arteri coroner terjadi
selama diastolic ketika jantung relaksasi dan mempunyai tahanan/resisensi yang
rendah, aliran darah rteri keroner dapat adekuat jika tekanan diastolic sekurang
kurangnya 60 mmhg, peningkatan aliran darah coroner meningkat seiring dengn
peningkatan kerja jantung (seperti latihan fisik), vena coroner mengembalikan
darah dari sebagian besar miokardium ke sinus coroner atrium kanan, beberapa
area, terutama pada sisi kanan jantung, mengalirkan darah secara langsung ke
ruang jantung.
B.
PENGKAJIAN
SECARA UMUM
Pemeriksaan
fisik jantung di mulai dengan inspeksi secara umum, yang di ikuti pengkajian
tanda vital, palpasi, auskultasi, dan perkusi, pemeriksaan di lakukan dari
kepala sampai kaki dengan posisi klien telentang (kepala pada tempat tidur atau
meja pemeriksaan di tinggikan untuk kenyamanan). Berdiri di sisi kanan klien,
abdnormalitas pemeriksaan jantung dapat di lihat, peralatan yang di perlukan
meliputi stetoskop dengan diafragma dan bel, penggaris dan spigmomanometer,
lihat temuan pemeriksaan kardiovaskuler normal pada temuan pengkajian fisik
pada orang dewasa yang sehat.
1. INSPEKSI
Lakukan
inspeksi dan palpasi precordium secara bersamaan untuk mengetahui keberadaan
pulsasi/denyut normal dan abnormal, idealnya, klien seharusnya telentang
(supine) dengan daerah dada terbuka, memungkinkan terlihatnya gerakan
precordium dan bunyi jantung tertentu, pencahayaan yang cukup dan hangat,
lingkungan yang tenang diperlukan, berdiri di sisi kana klien dan amati dada
depan tentang ukuran, bentuk, kesimetrisan gerakan, dan pulsasi, lokasi
pulsasi, dinyatakan dalam ruang interkosta dan garis midklavikula. Konfirmasi
pengamatan dengan palpasi.
2. PALPASI
Ketika
palpasi, gunakan jari dan telapak tangan, titik impuls maksimum (int of maximum
intensity [PMI]) atau impuls apeks, biasanya terlihat pada ruanginterkosta 5
medial dari garis midklavikula kiri, hal ini kemungkinan terlihat pada orang
yang kurus dan sulit terlihat pada orang yang gemuk atau berpayudara besar,
ketika di palpasi, PMI merupakan ketukan tunggal, lembut, dan seketika di bawah
jari, serta berdiameter 2 cm, posisi miring ke kiri dapat meningkatkan
penampakan PMI, tetapi posisi menjadi bergeser. Pada pembesaran ventrikel kiri
dan aneurisma, lokasi impuls apeks lebih difus dan terletak lebih ke bawah dan
lebih ke kiri dari garis midklavikula.
3. AUSKULTASI
DADA POSTERIOR
Dengan
posisi klien duduk tegak, auskultasi kedua sisi paru. Crackles (bernada tinggi, dan tidak terus-menerus) sering kali
menandakan adanya gagal ventrikel kiri, crackles
terjadi karena adanya peningkatan tekanan kapier pulmonal yang mendesak cairan
bergeser ke ruang intraalviolar. Crackles
paling jelas di dengarkan di dasar paru (karena adanya pengaruh gaya grafitasi)
selama akhir inspirasi.
C. DIAGNOSTIK
1. ELEKTROKARDIOGRAM
Elektrokardogram
(EKG) adalah alat yang penting untuk mengevaluasi ritme jantung dan tanda tanda
iskemia. Gelombang impuls, yang tercatat mesin EKG pada kertas grafik di
tunjukan dengan gelombang P,QRS dan T. menggambarkan pola EKG yang tersusun
oleh gelombang-gelombang tersebut. Gelombang P mewakili depolarisasi atrium.
Kompleks QRS mewakili depolarisasi ventrikel. Gelombang T mewakili repolarisasi
ventrikel.
2. MONITOR
HOLTER
Ketika
klien menggunakan monitor holter portabl, gambaran EKG dapat di catat terus
menerus, biasana selama 24 jam pada klien rawat jalan monitor holter di gunakan
untuk mendeteksi disritmia yang tidak terlihat pada EKG rutin atau untuk
mengevaluasi evektifitas terapi antidisritmia atau terapi pacemaker, klien dapt di
tanya mengenai manifestasi yang muncul selama mereka menggunakan monitor. EKG
standar hanya mencatat aktivitas jantung dalam waktu singkat.
3. MAGNETIC,
RESONANCE ANGIOGRAPHY
MRA
hamper sama dengan MRI, tetapi MRA menggunakan gadolinium sebagai kontras
intravena untuk melihat penyakit arteri, gadolinium berbeda dengan media
kontras yang lain karena tidak nefrotoksik; sehingga klien tpenelitian mengenai
keamanan gadolinium pada penurunan fungsi ginjal masih terus lanjut,
pemeriksaan dengan MRA pada arteri coroner, pulmonalis, renalis dan arteri
perifer juga dapat diteliti.
D. PENGKAJIAN
DAN GEJALA KARDIOVASKULER
1. STENOSIS
MITRAL
Klien
dengan stenosis mitral akibat penyakit jantung reumatik sebaiknya mendapat
profilaksis penisilin untuk infeksi streptokokus beta hemolitikus dan juga
untuk endocarditis infektif, terapi agresip untuk anemia dan infeksi juga di
butuhkan, remaja dan dewasa muda dengan stenosis mitra berat sebaiknya
menghindari berprofesi atau memiliki pekerjaan yang membutuhkan kekuatan fisik
berat, untuk klien yang telah mengalami satu atau lebih emboli pru sebelumnya,
terapi antikoagulan dapat bermanfaat dalam mencegah thrombosis vena dan emboli paru.
2. REGURGITASI
MITRAL
Klien
sebaiknya membatasi aktivitas fisik yang menyebabkan keletihan dan dispneu,
mengurangi asupan natrium dan meningkatkan eksresi natrium dengan dieuretik
dapat meringan kan beban jantung, nitrat. Digitalis, dan inhibitor angiotensin
corverting enzyme (ACE) dapat memberikan perbaikan hemodinamik dan mengurangi
gejala pada klien dengan regurgitasi mitra kronis,
3. PENYAKIT
KATUP AORTA
Katup
aorta merupakan katup terakhir yang harus dilalui darah sebelum memasuki
sirkulasi sistemik, pada stenosis aorta, orifisium katup aorta menjadi lebih
sempit,yang menyebabkan penurunan aliran darah dari ventrikel kiri ke aorta dan
sirkulasi sistemik, obstruksi aliran ini membuat suatu tahanan pada ejeksi dan
meningkatkan tekanan pada ventrikel kiri, regurgitasi aorta (insufisiensi
aorta) menyebabkan darah yang mengalir kembali dari aorta menuju ventrikel
kiri, selama sistolik, darah yang telah di ejeksikan ke aorta masuk kembali ke
ventrikel kiri, untuk mempertahankan tekanan normal, ventrikel kiri mengalami
hipertrofi, regurgitasi dan stenosis aorta menambah beban kerja ventrikel kiri,
penyakit katup aorta lebih jarang di bandingkan penyakit katup mitral, dilatasi
aorta desenden atau penyakit akar aorta juga sering di temukan.
4. HIPERTENSI
Hipertensi
adalah kenaikan tekanan darah arteri melebihi normal dan kenaikan ini bertahan.
Menurut WHO, tidak tergantung pada usia. Hipertensi mungkin dapat diturunkan
dengan terapi tanpa obat (non-farmakoterapi) tau terapi dengan obat
(farmakoterapi). Semua pasien, tanpa memperhatikan apakah terapi dengan oabt
dibutuhkan, sebaiknya dipertimbangkan untuk terapi tanpa obat. Caranya dengan
mengendalikan bobot badan, pembatasan masukan sodium, lemak jenuh, dan alkohol
serta pertisipasi dalam program olah raga dan tidak merokok.
5. GANGGUAN
DARAH VENA
Penyakit
pembuluh vena yang sering terjadi adalah gejala verikosis (dilatasi pembuluh
vena permukaankaki dan akibat-akibat yang menyertainya (edema lokal, indurasi,
atrofi, pigmentasi hebat, sianosis kulit, borok kaki, tromboflebitis) yang
timbul akibat pengaruh mekanik dan hormonal pada jaringan ikat lemah.
E.
PENGKAJIAN
Perawat mengumpulkan
informasi tentang Symp - tom pasien dan kegiatan , terutama yang mendahului dan
mengendapkan serangan angina pektoris . Sesuai ques - tions tercantum dalam
Bagan 28-4 Jawaban atas ini ques - tions membentuk dasar untuk merancang
program yang efektif pengobatan dan pencegahan . Selain menilai angina pectoris
atau setara , perawat juga menilai faktor risiko pa - rawat untuk CAD , respon
pasien untuk angina , pasien dan pemahaman keluarga dari diag - nosis , dan
kepatuhan terhadap rencana pengobatan saat ini .
Diagnosis
keperawatan
Berdasarkan data
penilaian , diagnosa keperawatan utama mungkin
meliputi:
1. tidak efektif perfusi jaringan jantung
sekunder untuk CAD
terbukti dengan nyeri
dada atau gejala prodromal lainnya
2. kecemasan Kematian yang terkait dengan gejala
jantung
3. pengetahuan Kekurangan tentang penyakit yang
mendasari dan
metode
untuk menghindari komplikasi
4. Ketidakpatuhan
, manajemen efektif dari Thera - peutic rejimen terkait dengan kegagalan untuk
menerima diperlukan
perubahan gaya hidup
Masalah kolaboratif /
Potensial Komplikasi
Potensi komplikasi yang
mungkin berkembang termasuk fol - melenguh , yang dibahas dalam bab-bab yang
ditunjukkan :
5. ACS dan / atau MI ( dijelaskan kemudian dalam
bab ini )
6. Disritmia dan serangan jantung ( lihat Bab 27
dan
30 )
7. Gagal jantung ( lihat Bab 30 )
8. Syok kardiogenik ( lihat Bab 15 )
F.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
1. Dada
X - Ray dan Fluoroskopi
Sebuah x-ray dada
diperoleh untuk menentukan ukuran , kontur dan posisi jantung . Ia
mengungkapkan jantung dan pericardial kalsifikasi dan menunjukkan perubahan
fisiologis di sirkulasi paru . Meskipun tidak membantu diag - hidung MI akut ,
dapat membantu mendiagnosa beberapa komplikasi ( misalnya , HF ) . Penempatan yang
benar dari alat pacu jantung dan paru kateter arteri juga dikonfirmasi oleh
x-ray dada. Fluoroscopy adalah teknik pencitraan x - ray yang memungkinkan vi -
sualization jantung pada layar . Ini menunjukkan jantung dan denyutan pembuluh
darah dan kontur jantung yang tidak biasa .
2. elektrokardiografi
EKG adalah representasi
grafis dari skr - sewa listrik jantung . EKG diperoleh dengan menempatkan
dispos - mampu elektroda dalam posisi standar pada kulit dinding dada dan
ekstremitas ( lihat Bab 27 untuk elektroda penempatan ) . Rekaman dari arus
listrik yang mengalir be - tween dua elektroda dibuat pada kertas grafik atau
ditampilkan pada monitor . Beberapa rekaman yang berbeda dapat diperoleh dengan
menggunakan berbagai kombinasi elektroda , yang disebut lead . Secara sederhana
,
3. Pengujian
Stres jantung
Biasanya , arteri
koroner melebar sampai empat kali yang biasa mereka diameter dalam menanggapi
peningkatan kebutuhan metabolisme untuk oxy -gen dan nutrisi . Namun, arteri
koroner yang terkena aterosklerosis membesar kurang , mengorbankan aliran darah
ke miokardium dan menyebabkan iskemia . Oleh karena itu , kelainan
dalam fungsi
kardiovaskular lebih mungkin untuk dideteksi dur - ing kali dari peningkatan
permintaan , atau " stres . " Stres jantung prosedur - tes uji stres
latihan , farmakologis yang stress test , dan uji - cara non - invasif tekanan
mental atau emosional untuk mengevaluasi respon kardiovaskular sistem stres .
Stress test membantu menentukan berikut : ( 1 ) adanya CAD , ( 2 ) penyebab
nyeri dada , ( 3 ) fungsional kapasitas jantung setelah MI atau jantung
operasi, ( 4 ) effec - tiveness obat antiangina atau antiaritmia , ( 5 ) disritmia
yang terjadi selama latihan fisik , dan ( 6 ) tujuan spesifik untuk program
kebugaran fisik .
4. Echocardiography
tradisional
Echocardiography adalah
tes ultrasound non-invasif yang
digunakan untuk
mengukur fraksi ejeksi dan memeriksa ukuran ,
bentuk, dan gerakan
struktur jantung . Hal ini terutama
berguna untuk
mendiagnosis efusi perikardium ; menentukan
ukuran ruang dan
etiologi murmur jantung ; mengevaluasi
fungsi katup jantung ,
termasuk jantung prostetik
katup ; dan
mengevaluasi gerakan dinding ventrikel
G. PATHWAY
H.
RENCANA
KEPERAWATAN
Diagnosa
Keperawatan
Berdasarkan
pada data pengkajian, diagnosa keperawatan utama untuk klien angina pectoris
meliputi :
Nyeri berhubungan dengan ischemia miokardium
Curah jantung menurun berhubungan dengan gangguan kontraksi
Cemas berhubungan dengan rasa takut akan kematian
Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan deficit knowledge.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
|
KRITERIA
EVALUASI
|
INTERVENSI
|
Nyeri berhubungan
dengan ischemia
miokardium
|
Setelah dilakukan asuhan selama 1-3
jam diharap nyeri
berkurang/hilang dengan kreteria:
- pasien dapat mengekspresikan
bahwa nyeri berkurang/hilang
secara verbal dan oral.
- Tanda vital dalam batas normal.
- Individu dapat
mendemonstrasikan teknik
relaksasi untuk meningkatkan
kenyamanan
- Gambaran EKG tidak ada
segmen ST elevated/depresi
|
1. anjurkan pasien untuk memberitahu
perawat dengan cepat bila terjadi nyeri
dada.
2. observasi pasien tentang skala
nyeri atau ketidaknyamanan
3. Gunakan flow sheet untuk memonitor
nyeri terhadap efek pemberian obat
angina.
4. Kaji tentang kepercayaan,
kebudayaan, terhadap nyeri pasien dan responnya.
5. Managemen nyeri :
- kaji secara komprehensif terhadap
nyeri : lokasi, karekteristik, onset, durasi,
frekuensi, dan kualitasnya.
- Observasi nonverbal pasien terhadap
ketidaknyamanan.
6. observasi gejala yang berhubungan
dengan dispnea, mual/muntah, pusing,
palpitasi.
7. evaluasi laporan nyeri pada rahang,
leher, bahu, tangan/lengan khususnya sisi
kiri.
8. Posisikan pasien pada istirahat
total selama episode angina.
9
9. Observasi tanda-tanda vital tiap 5
menit selama serangan angina.
10. Ciptakan lingkungan yang tenang,
nyaman bila perlu batasi pengunjung
11. berikan makanan yang lembut
12. Kolaborasi :
- pemberian oksigen
- Nitrit
- Penyekat beta
- Morfin sulfat
- EKG serial
|
Curah jantung
menurun
berhubungan dengan
gangguan kontraksi
|
Setelah dilakukan asuhan selama 1-3
jam diharap curah jantung normal
dengan kreteria:
- Nyeri angina tidak ada
- Klien bertoleransi terhadap
aktivitas.
- Klien berpartisipasi dalam
prilaku yang menurunkan
curah jantung
- Tanda vital dalam batas normal.
- Hipotensi orthostatic tidak ada
- AGD dalam batas normal.
- Tidak ada suara nafas
tambahan.
|
1. Kaji tanda vital : blood pressure,
status respirasi rate, nadi dan suhu.
2. Kaji status mental : disorentasi,
bingung
3. Catat warna kulit : cianosis,
capillary refile.
4. Kaji toleransi pasien terhadap
aktivitas terhadap perubahan : nafas pendek,
nyeri, palpitasi, pusing.
5. Evaluasi respon pasien terhadap
terapi O2.
6. Auskultasi bunyi nafas : bunyi
tambahan dan bunyi jantung : murmur
7. Pertahankan posisi tirah baring
pada posisi yang nyaman selama episode akut.
8. Berikin periode istirahat dalam
melakukn aktivitas keperwatan.
9. Tekankan untuk menghindari regangan
: selama defekasi, batuk
10. Pantau dan catat efek
terapeutik/efek samping selama pemberian kalsium
antagonis, beta bloker,dan nitrat.
11. Kolaborasi :
- pemberian kalsium antagonis.
- Tes katerisasi untuk persiapan PTCA
|
Cemas
berhubungan
dengan rasa takut akan kematian
|
Setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama 1- 2 hari
diharapkan kecemasan berkurang :
- klien menyatakan ansietasmenurun
sampai tingkat yang
dapat diatasi.
- Klien menunjukkan strategi
koping yang efektif
|
1. Jelaskan tujuan prosedur
pemeriksaan : EKG, pemasangan monitor
2. Tingkatkan ekspresi pasien terhadap
takut : menolak, depresi, marah
3. Anjurkan keluarga dan teman untuk
menganggap pasien seperti sebelumnya.
4. Beritahu pasien tentang program
medis yang telah dibuat untuk menurunkanserangan akan datang
5. Kaji tanda vital
6. Kaji orientasi pasien : orang,
tempat dan waktu
7. Kolaborasi : Pemberian sedative
|
Kurang
pengetahuan
tentang penyakit
berhubungan
dengan deficit
knowledge
|
Setelah dilakukan asuhan
keperawatan diharapkan :
- berpatisipasi dalam proses
belajar
- Bertanggung jawab untuk
belajar dan mencari informasi
tentang penyakitnya.
- Berpartisipasi dalam program
pengobatan
- Melakukan perubahan pola
hidup.
|
Setelah dilakukan asuhan
keperawatan diharapkan :
- berpatisipasi dalam proses
belajar
- Bertanggung jawab untuk
belajar dan mencari informasi
tentang penyakitnya.
- Berpartisipasi dalam program
pengobatan
- Melakukan perubahan pola
hidup.
|
Evaluasi Keperawatan
hasil
yang diharapkan :
Ø Bebas
dari nyeri.
Ø Menunjukkan
penurunan kecemasan : memahami penyakit dan tujuan perawatannya, mematuhi semua
aturan medis, mengetahuikapan harus meminta bantuan medis bila nyeri menetap
Ø Mematuhi program perawatan diri : menunjukkan
pemahaman mengenai terapi farmakologi, kebiasaan sehari-hari mencerminkan penyesesuaian
gaya hidup pada pasien angina.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Joyce m. black dan jane hokanson hawks,keperawatan medical bedah manajemen klinis
untuk hasil yang di harapkan edisi 8 buku ke 3 elsever (Singapore)
2. Baughman,
Diane.C. et all. 2000. Keperawatan
Medikal-Bedah : Buku Saku dari Brunner & Suddart. Jakarta : EGC
3. http://www.google.comFfarmakologi.pdf&usg=AFQjCNHGvfPR_O_TkVfXIrbAmyN7U_o9A&bvm=bv.103627116,d.c2E
4.
https://www.google.com/search?q=analisa+data+ANGINA+PECTORIS&ie=utf-8&oe=utf-8#q=askep+ANGINA+PECTORIS+pdf
0 komentar:
Post a Comment