This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Saturday, September 24, 2016

sap hemoroid









Satuan acara penyuluhan
hemoroid
Disusun oleh
Asropul anam
Nim: 1013031023







PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN FALETEHAN SERANG
2016




SATUAN ACARA PENYULUHAN


SATUAN ACARA PENYULUHAN

Bidang Studi               : system integument
Topik                           : hemoroid
Sasaran                        : Keluarga Tn. p
Tempat                        : STIKes faletehan
Hari/Tanggal               : jumat , juli 2016
Waktu                         : 1x25 menit

A.    Latar belakang
Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam anal kanal. Hemoroid sangat umum terjadi. Pada usia 50-an, 50% individu mengalami berbagai tipe hemoroid berdasarkan luas vena yan terkena. Hemoroid juga biasa terjadi pada wanita hamil. Tekanan intra abdomen yang meningkat oleh karena pertumbuhan janin dan juga karena adanya perubahan hormon menyebabkan pelebaran vena hemoroidalis. Pada kebanyakan wanita, hemoroid yang disebabkan oleh kehamilan merupakan hemoroid temporer yang berarti akan hilang beberapa waktu setelah melahirkan. Hemoroid diklasifiksasikan menjadi dua tipe. Hemoroid internal yaitu hemorod yang terjadi diatas stingfer anal sedangkan yang muncul di luar stingfer anal disebut hemorod eksternal.

a.      Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 25 menit diharapkan sasaran mampu memahami tentang penyakit tumor jaringan lunak
b.      Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 25 menit, diharapkan sasaran mampu :
-          Menjelaskan pengertian penyakit hemoroid
-          Menjelaskan gejala hemoroid
-          Menjelaskan penyebab hemoroid
-          Menjelaskan pencegahan hemoroid
Karakteristik Sasaran
Keluarga Tn. P yang khususnya pada Tn. P
.
Waktu Pelaksanaan
Hari kamis, pukul 09.00 – 09.25 WIB


Metode
a.       Ceramah
b.      Tanya Jawab
Media
a.       Leaflet
b.      Flip Chart
B.     Materi Pendidikan Kesehatan
  
Waktu
Tahap kegiatan
K e g i a t an
Penyuluh
Sasaran
5 menit
Pendahuluan
1.  a.Membuka acara dengan mengucapkan salam kepada keluarga
2.  b.Memperkenalkan diri kepada keluarga
3. c.Menyampaikan topik, maksud dan tujuan penkes kepada keluarga

4.  d.Kontrak waktu untuk kesepakatan pelaksanaan penkes dengan keluarga
1.   Menjawab salam

2.    
     Memperhatikan penyuluh

3.   Mendengarkan penyuluh menyampaikan topik dan tujuan.
4.   Menyetujui kesepakatan waktu pelaksanaan penkes
15 menit
Kegiatan inti
1.  a.Menggali kemampuan keluarga tentang materi yang akan disampaikan.
2.  b.Memberikan penjelasan tentang materi yang akan diberikan kepada keluarga dengan menggunakan  leaflet
3.  c.Memberikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya.
4.  d.Memberikan pertanyaan kepada sasaran tentang materi yang sudah disampaikan penyuluh
1.    Menyampaikan pengetahuannya tentang materi penyuluhan
2.   Mendengarkan penyuluh menyampaikan materi


3.   Bertanya tentang materi yang telah diberikan
4.     Menjawab pertanyaan


5 menit
Penutup
1.   a.Menyimpulkan dan mengklarifikasi materi penyuluhan yang telah disampaikan kepada sasaran
2.    b.Membuat perencanaan dari materi yang telah disampaikan

3.   c.Menutup acara dan mengucapkan salam serta terima kasih kepada sasaran.
1.      Mendengarkan



2.      Menyepakati  perencanaan tindak lanjut.
3.     
     Mendengarkan penyuluh menutup acara dan menjawab salam

a.       MATERI PENYAKIT HEMOROID

Hemrooid merupakan pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena di daerah anus yang berasal dari plexus hemorrhoidalis. (Sudoyo Aru, dkk 2009)

Hemoroid adalah pelebaran varises satu segmen atau lebih vena-vena hemoroidalis (Bacon).
Hemoroid eksterna adalah pelebaran vena yang berada di bawah kulit (subkutan) di bawah atau luar linea dentate. Hemoroid interna adalah pelebaran vena yang berada dibawah mukosa (submukosa) di atas atau di dalam linea dentate. (Sudoyo Aru, dkk 2009)

Hemoroid atau wasir merupakan vena varikosa pada kanalis ani dan dibai menjadi  2 jenis yaitu, hemorid interna dan hemoroid eksterna. Hemorid interna merupakan varises vena hemoroidalis superior dan dan media, sedangkan hemoroid eksterna merupakan varises vena hemoroidalis inferior,. Sesuai istilah yang digunakan, hemoroid eksterna timbul di sebelah luar otot sfingter ani, dan hemoroid interna timbul di sebelah atas (atau di sebelah proksimal) sfingter.

b.      Manifestasi Klinis

1.      Timbul rasa gatal dan nyeri
2.      Perdarahan berwarna merah terang saat defekasi
3.      Pembengkakan pada area anus
4.      Nekrosis pada area sekitar anus
5.      Perdarahan/prolapse

c.       Etiologi

Hemoroid timbul karena dilatasi, pembengkakan atau inflamasi vena hemoroktalis yang disebabkan oleh factor-faktor resiko/pencetus, seperti :
1.      Mengedan pada buang air besar yang sulit
2.      Pola buang air besa yang salah (lebih banyak menggunakan jamban duduk, terlalu lama duduk dijamban sambil membaca, merokok)
3.      Peningkatan tekanan intra abdomen karena tumor (tumor udud, tumor abdomen)
4.      Kehamilan (disebabkan tekanan jenis pada abdomen dan perubahan hormonal)
5.      Usia tua
6.      Konstipasi kronik
7.      Diare akut yang berlebihan dan diare kronik
8.      Hubungan seks peranal
9.      Kurang minum air dan kurang makan-makanan berserat (sayur dan buah)
Kuramg olahraga/imobilisasi

d.      Pencegahan hemoroid
Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya hemoroid antara lain:

1.      Jangan terlalu sering memakai jamban duduk
2.      Harus banyak minum dan makanan berserat seperti sayur dan buah papaya
3.      Dan harus rajin berolah raga minimal 30 menit/hari
4.      Jalankan pola hidup sehat
5.      Jangan merokok, minum minuman keras, narkoba, dll.
6.      Hindari hubungan seks yang tidak wajar
7.      Minum air yang cukup
8.      . Jangan menahan buang air kecil dan besar
9.      Duduk berendam pada air hangat
10.  Sebisa meungkin menggunakan wc jongkok

e.       Jenis
-          Tempat dan alat tersedia sesuai perencanan.
-           Peran peserta sesuai perencanaan.

f.        Bentuk
-            Pelaksanan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
-            Peseta mengikuti penyuluhan dari awal sampe akhir.
-                 Peserta berperan aktif selama penyuluhan.

g.      Soal
-              Sebutkan pengertian dari hemoroid ?
-            Bagaimana cara pencegahan hemoroid?
-            Apa saja yang menyebabkan hemoroid?
DAFTAR PUSTA


1.      Acheson, A.G. & Scholefield, J. H., 2008. Management of hemorrhoids. British medical journal; 336: 380-383
2.      Sudoyo aru, dkk 2009. Buku ajar ilmu penyakit dalam, jilid 1, 2, 3, edisi keempat. Internal publishing, jakarta




ulkus dm










PRAKTEK KEPERAWATAN DEWASA II
LAPORAN PENDAHULUAN
“ulkus DM cempaka ”
Di susun oleh :
Dashe destriyansyah
1013031027



PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
STIKes FALETEHAN SERANG
2015-2016




A. DEFINISI
Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit metabolik yang kebanyakan herediter, dengan tanda-tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan atau tidak adanya gejala klinik akut ataupun kronik, sebagai akibat dari kuranganya insulin efektif di dalam tubuh, gangguan primer terletak pada metabolisme karbohidrat yang biasanya disertai juga gangguan metabolism lemak dan protein ( Askandar, 2000 ).
Diabetes melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai oleh ketiadaan absolut insulin atau insensitifitas sel terhadap insulin (Corwin, 2001).
Ulkus adalah luka terbuka pada permukaan kulit atau selaput lender dan ulkusadalah kematian jaringan yang luas dan disertai invasif kuman saprofit. Adanya kuman saprofit tersebut menyebabkan ulkus berbau, ulkus diabetikum juga merupakan salah satu gejala klinik dan perjalanan penyakit DM dengan neuropati perifer, (Andyagreeni, 2010).
Ulkus Diabetik merupakan komplikasi kronik dari Diabetes Melllitus sebagai sebab utama morbiditas, mortalitas serta kecacatan penderita Diabetes. Kadar LDL yang tinggi memainkan peranan penting untuk terjadinya Ulkus Uiabetik untuk terjadinya Ulkus Diabetik melalui pembentukan plak atherosklerosis pada dinding pembuluh darah, (zaidah 2005).
Ulkus kaki Diabetes (UKD) merupakan komplikasi yang berkaitan dengan morbiditas akibat Diabetes Melitus. Ulkus kaki Diabetes merupakan komplikasi serius akibat Diabetes, (Andyagreeni, 2010).

B.  ETIOLOGI
Menurut Smeltzer dan Bare (2001), penyebab dari diabetes melitus adalah:
1.    Diabetes Melitus tergantung insulin (DMTI)
a.    Faktor genetic
            Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri tetapi mewarisi suatu presdisposisi atau kecenderungan genetic kearah terjadinya diabetes tipe I. Kecenderungan genetic ini ditentukan pada individu yang memililiki tipe antigen HLA(Human Leucocyte Antigen) tertentu. HLA merupakan kumpulan gen yang bertanggung jawab atas antigen tranplantasi dan proses imun lainnya.
b.    Faktor imunologi
      Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon autoimun. Ini merupakan respon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing.
c.    Faktor lingkungan
            Faktor eksternal yang dapat memicu destruksi sel β pancreas, sebagai contoh hasil penyelidikan menyatakan bahwa virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autuimun yang dapat menimbulkan destuksi sel β pankreas.
2.    Diabetes Melitus tak tergantung insulin (DMTTI)
      Secara pasti penyebab dari DM tipe II ini belum diketahui, factor genetic diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin. Diabetes Melitus tak tergantung insulin (DMTTI) penyakitnya mempunyai pola familiar yang kuat. DMTTI ditandai dengan kelainan dalam sekresi insulin maupun dalam kerja insulin. Pada awalnya tampak terdapat resistensi dari sel-sel sasaran terhadap kerja insulin. Insulin mula-mula mengikat dirinya kepada reseptor-reseptor permukaan sel tertentu, kemudian terjadi reaksi intraselluler yang meningkatkan transport glukosa menembus membran sel. Pada pasien dengan DMTTI terdapat kelainan dalam pengikatan insulin dengan reseptor. Hal ini dapat disebabkan oleh berkurangnya jumlah tempat reseptor yang responsif insulin pada membran sel. Akibatnya terjadi penggabungan abnormal antara komplek reseptor insulin dengan system transport glukosa. Kadar glukosa normal dapat dipertahankan dalam waktu yang cukup lama dan meningkatkan sekresi insulin, tetapi pada akhirnya sekresi insulin yang beredar tidak lagi memadai untuk mempertahankan euglikemia (Price,1995). Diabetes Melitus tipe II disebut juga Diabetes Melitus tidak tergantung insulin (DMTTI) atau Non Insulin Dependent Diabetes Melitus(NIDDM) yang merupakan suatu kelompok heterogen bentuk-bentuk Diabetes yang lebih ringan, terutama dijumpai pada orang dewasa, tetapi terkadang dapat timbul pada masa kanak-kanak. Faktor risiko yang berhubungan dengan proses terjadinya DM tipe II, diantaranya adalah:
1)    Usia ( resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 tahun)
2)    Obesitas
3)    Riwayat keluarga
4)    Kelompok etnik
3.    Diabetes dengan Ulkus
a.  Faktor endogen:
1)    Neuropati:
Terjadi kerusakan saraf sensorik yang dimanifestasikan dengan penurunan sensori nyeri, panas, tak terasa, sehingga mudah terjadi trauma dan otonom/simpatis yang dimanifestasikan dengan peningkatan aliran darah, produksi keringat tidak ada dan hilangnya tonus vaskuler
2)    Angiopati
Dapat disebabkan oleh faktor genetic, metabolic dan faktor resiko lain.
3)    Iskemia
Adalah arterosklerosis (pengapuran dan penyempitan pembuluh darah) pada pembuluh darah besar tungkai (makroangiopati) menyebabkan penurunan aliran darah ke tungkai, bila terdapat thrombus akan memperberat timbulnya gangrene yang luas.
Aterosklerosis dapat disebabkan oleh faktor:
·         Adanya hormone aterogenik
·         Merokok
·         Hiperlipidemia
Manifestasi kaki diabetes iskemia:
§  Kaki dingin
§  Nyeri nocturnal
§  Tidak terabanya denyut nadi
§  Adanya pemucatan ekstrimitas inferior
§  Kulit mengkilap
§  Hilangnya rambut dari jari kaki
§  Penebalan kuku
§  Gangrene kecil atau luas.
b.  Faktor eksogen
1)    Trauma
2)    Infeksi
C. KLASIFIKASI TIPE DM
Klasifikasi Diabetes Melitus dari National Diabetus Data Group: Classification and Diagnosis of Diabetes Melitus and Other Categories of Glucosa Intolerance:
1.      Klasifikasi Klinis
a.    Diabetes Melitus
1)    Tipe tergantung insulin (DMTI), Tipe I
2)    Tipe tak tergantung insulin (DMTTI), Tipe II (DMTTI yang tidak mengalami obesitas , dan DMTTI dengan obesitas)
b.    Gangguan Toleransi Glukosa (GTG)
c.    Diabetes Kehamilan (GDM)

2.      Klasifikasi risiko statistik
a.    Sebelumnya pernah menderita kelainan toleransi glukosa
b.    Berpotensi menderita kelainan toleransi glukosa
D. MANIFESTASI KLINIS
1.     Diabetes Tipe I
a.      hiperglikemia berpuasa
b.      glukosuria, diuresis osmotik, poliuria, polidipsia, polifagia
c.      keletihan dan kelemahan
d.      ketoasidosis diabetik (mual, nyeri abdomen, muntah, hiperventilasi, nafas bau buah, ada perubahan tingkat kesadaran, koma, kematian)
2.     Diabetes Tipe II
a.      lambat (selama tahunan), intoleransi glukosa progresif
b.      gejala seringkali ringan mencakup keletihan, mudah tersinggung, poliuria, polidipsia, luka pada kulit yang sembuhnya lama, infeksi vaginal, penglihatan kabur
c.      komplikaasi jangka panjang (retinopati, neuropati, penyakit vaskular perifer)
3.     Ulkus Diabetikum
Ulkus Diabetikum akibat mikriangiopatik disebut juga ulkus panas walaupun nekrosis, daerah akral itu tampak merah dan terasa hangat oleh peradangan dan biasanya teraba pulsasi arteri dibagian distal . Proses mikroangipati menyebabkan sumbatan pembuluh darah, sedangkan secara akut emboli memberikan gejala klinis 5 P yaitu :
a.      Pain (nyeri)
b.      Paleness (kepucatan)
c.      Paresthesia (kesemutan)
d.      Pulselessness (denyut nadi hilang)
e.      Paralysis (lumpuh).
Bila terjadi sumbatan kronik, akan timbul gambaran klinis menurut pola dari fontaine:
a.      Stadium I : asimptomatis atau gejala tidak khas (kesemutan).
b.      Stadium II : terjadi klaudikasio intermiten
c.      Stadium III : timbul nyeri saat istitrahat.
d.      Stadium IV : terjadinya kerusakan jaringan karena anoksia (ulkus).
Smeltzer dan Bare (2001: 1220).
E. PENATALAKSANAAN
1.  Medis
a.    Obat
1)    Tablet OAD (Oral Antidiabetes)
a)      Mekanisme kerja sulfanilurea
·         kerja OAD tingkat prereseptor : pankreatik, ekstra pancreas
·         kerja OAD tingkat reseptor
b)      Mekanisme kerja Biguanida
Biguanida tidak mempunyai efek pankreatik, tetapi mempunyai efek lain yang dapat meningkatkan efektivitas insulin, yaitu:
·         Biguanida pada tingkat prereseptor à ekstra pankreatik
(1)  Menghambat absorpsi karbohidrat
(2)  Menghambat glukoneogenesis di hati
(3)  Meningkatkan afinitas pada reseptor insulin
(4)  Biguanida pada tingkat reseptor : meningkatkan jumlah reseptor insulin
(5)  Biguanida pada tingkat pascareseptor : mempunyai efek intraseluler
b.    Insulin
1)      Indikasi penggunaan insulin
a)      DM tipe I
b)      DM tipe II yang pada saat tertentu tidak dapat dirawat dengan OAD
c)      DM kehamilan
d)      DM dan gangguan faal hati yang berat
e)      DM dan infeksi akut (selulitis, gangren)
f)        DM dan TBC paru akut
g)      DM dan koma lain pada DM
h)     DM operasi
2)      Insulin diperlukan pada keadaan :
a)    Penurunan berat badan yang cepat.
b)    Hiperglikemia berat yang disertai ketoasidosis.
c)     Ketoasidosis diabetik.
d)    Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat.
F. PENGKAJIAN
Pengkajian pada klien dengan gangguan sistem endokrin diabetes melitus dilakukan mulai dari pengumpulan data yang meliputi : biodata, riwayat kesehatan, keluhan utama, sifat keluhan, riwayat kesehatan masa lalu, pemeriksaan fisik, pola kegiatan sehari-hari. Hal yang perlu dikaji pada klien degan diabetes melitus :
1.  Aktivitas dan istirahat :
Kelemahan, susah berjalan/bergerak, kram otot, gangguan istirahat dan tidur, tachicardi/tachipnea pada waktu melakukan aktivitas dan koma
2.  Sirkulasi
Riwayat hipertensi, penyakit jantung seperti IMA, nyeri, kesemutan pada ekstremitas bawah, luka yang sukar sembuh, kulit kering, merah, dan bola mata cekung.
3.  Eliminasi
Poliuri,nocturi, nyeri, rasa terbakar, diare, perut kembung dan pucat.
4.  Nutrisi
Nausea, vomitus, berat badan menurun, turgor kulit jelek, mual/muntah.
5.  Neurosensori
Sakit kepala, menyatakan seperti mau muntah, kesemutan, lemah otot, disorientasi, letargi, koma dan bingung.
6.  Nyeri
Pembengkakan perut, meringis.
7.  Respirasi
Tachipnea, kussmaul, ronchi, wheezing dan sesak nafas.
8.  Keamanan
Kulit rusak, lesi/ulkus, menurunnya kekuatan umum.
9.  Seksualitas
Adanya peradangan pada daerah vagina, serta orgasme menurun dan terjadi impoten pada pria.

No Diagnosa Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
1 Nyeri akut b/d agen injuri fisik
Setelah dilakukan asuhan keperawatan,tingkat kenyamanan klien meningkat, dan dibuktikan dengan level nyeri:
klien dapat melaporkan nyeri pada petugas, frekuensi nyeri, ekspresi wajah,  dan menyatakan kenyamanan fisik dan psikologis, TD 120/80 mmHg, N: 60-100 x/mnt, RR: 16-20x/mnt
Control nyeri dibuktikan dengan klien melaporkan gejala nyeri dan control nyeri.
Manajemen nyeri :
1.      Lakukan pegkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan ontro presipitasi.
2.  Observasi  reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan.
3.  Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri klien sebelumnya.
4.  Kontrol ontro lingkungan yang mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan.
5.  Kurangi ontro presipitasi nyeri.
6.  Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologis/non farmakologis)..
7.  Ajarkan teknik non farmakologis (relaksasi, distraksi dll) untuk mengetasi nyeri..
8.  Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri.
9.  Evaluasi tindakan pengurang nyeri/kontrol nyeri.
10.         Kolaborasi dengan dokter bila ada komplain tentang pemberian analgetik tidak berhasil.
11.         Monitor penerimaan klien tentang manajemen nyeri.

Administrasi analgetik :.
1.  Cek program pemberian analogetik; jenis, dosis, dan frekuensi.
2.  Cek riwayat alergi..
3.  Tentukan analgetik pilihan, rute pemberian dan dosis optimal.
4.  Monitor TTV sebelum dan sesudah pemberian analgetik.
5.  Berikan analgetik tepat waktu terutama saat nyeri muncul.
6.  Evaluasi efektifitas analgetik, tanda dan gejala efek samping.

2 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh bd ketidakmampuan tubuh mengabsorbsi zat-zat gizi berhubungan dengan faktor biologis.
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, klien menunjukan status nutrisi adekuatdibuktikan dengan BB stabil tidak terjadi mal nutrisi, tingkat energi adekuat, masukan nutrisi adekuat Manajemen Nutrisi
1. kaji pola makan klien
2. Kaji adanya alergi makanan.
3. Kaji makanan yang disukai oleh klien.
4. Kolaborasi dg ahli gizi untuk penyediaan nutrisi terpilih sesuai dengan kebutuhan klien.
5. Anjurkan klien untuk meningkatkan asupan nutrisinya.
6. Yakinkan diet yang dikonsumsi mengandung cukup serat untuk mencegah konstipasi.
7. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi dan pentingnya bagi tubuh klien.
Monitor Nutrisi
1. Monitor BB setiap hari jika memungkinkan.
2. Monitor respon klien terhadap situasi yang mengharuskan klien makan.
3. Monitor lingkungan selama makan.
4. Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak bersamaan dengan waktu klien makan.
5. Monitor adanya mual muntah.
6. Monitor adanya gangguan dalam proses mastikasi/input makanan misalnya perdarahan, bengkak dsb.
7. Monitor intake nutrisi dan kalori.

3 Kerusakan integritas jaringan bd faktor mekanik: perubahan sirkulasi, imobilitas dan penurunan sensabilitas (neuropati) Setelah dilakukan asuhan keperawatan, Wound healing meningkat
dengan criteria:
Luka mengecil dalam ukuran dan peningkatan granulasi jaringan

Wound care
1.    Catat karakteristik luka:tentukan ukuran dan kedalaman luka, dan klasifikasi pengaruh ulcers
2.    Catat karakteristik cairan secret yang keluar
3.    Bersihkan dengan cairan anti bakteri
4.    Bilas dengan cairan NaCl 0,9%
5.    Lakukan nekrotomi K/P
6.    Lakukan tampon yang sesuai
7.    Dressing dengan kasa steril sesuai kebutuhan
8.    Lakukan pembalutan
9.    Pertahankan tehnik dressing steril ketika melakukan perawatan luka
10. Amati setiap perubahan pada balutan
11. Bandingkan dan catat setiap adanya perubahan pada luka
12. Berikan posisi terhindar dari tekanan














DAFTAR PUSTAKA



1. Brunner & Suddart, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Vol 3, Edisi 8, Penerbit RGC, Jakarta.
2. Johnson, M.,et all, 2002, Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition, IOWA Intervention Project, Mosby.
3. Mc Closkey, C.J., Iet all, 2002, Nursing Interventions Classification (NIC) second Edition, IOWA Intervention Project, Mosby.
4. NANDA, 2012, Diagnosis Keperawatan NANDA : Definisi dan Klasifikasi.
5. Noer, Prof.dr.H.M. Sjaifoellah. 2004. Ilmu Penyakit Endokrin dan Metabolik, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
6. Teguh, Subianto. (2009). Asuhan Keperawatan Diabetes Mellitus. [ serial Online] cited 12 Februari 2012], avaible from URL: http://teguhsubianto.blogspot.com/2009/06/asuhan-keperawatan-diabetes-mellitus.htmlhttp://www.hyves.web.id/askep-diabetes-melitus/
7. Umami, Vidhia, Dr. 2007. At a Glance Ilmu Bedah , Edisi Ketiga. Jakarta : Penerbit Erlangga

Sunday, August 21, 2016

sap hemoroid




















PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN FALETEHAN SERANG
2016


SATUAN ACARA PENYULUHAN


SATUAN ACARA PENYULUHAN

Bidang Studi               : system integument
Topik                           : hemoroid
Sasaran                        : Keluarga Tn. p
Tempat                        : STIKes faletehan
Hari/Tanggal               : jumat , juli 2016
Waktu                         : 1x25 menit

A. Latar belakang
Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam anal kanal. Hemoroid sangat umum terjadi. Pada usia 50-an, 50% individu mengalami berbagai tipe hemoroid berdasarkan luas vena yan terkena. Hemoroid juga biasa terjadi pada wanita hamil. Tekanan intra abdomen yang meningkat oleh karena pertumbuhan janin dan juga karena adanya perubahan hormon menyebabkan pelebaran vena hemoroidalis. Pada kebanyakan wanita, hemoroid yang disebabkan oleh kehamilan merupakan hemoroid temporer yang berarti akan hilang beberapa waktu setelah melahirkan. Hemoroid diklasifiksasikan menjadi dua tipe. Hemoroid internal yaitu hemorod yang terjadi diatas stingfer anal sedangkan yang muncul di luar stingfer anal disebut hemorod eksternal.

a.      Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 25 menit diharapkan sasaran mampu memahami tentang penyakit tumor jaringan lunak
b.      Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 25 menit, diharapkan sasaran mampu :
-          Menjelaskan pengertian penyakit hemoroid
-          Menjelaskan gejala hemoroid
-          Menjelaskan penyebab hemoroid
-          Menjelaskan pencegahan hemoroid
Karakteristik Sasaran
Keluarga Tn. P yang khususnya pada Tn. P
.
Waktu Pelaksanaan
Hari kamis, pukul 09.00 – 09.25 WIB


Metode
a.       Ceramah
b.      Tanya Jawab
Media
a.       Leaflet
b.      Flip Chart
B. Materi Pendidikan Kesehatan
 
Waktu Tahap kegiatan K e g i a t an
Penyuluh Sasaran
5 menit Pendahuluan 1.  a.Membuka acara dengan mengucapkan salam kepada keluarga
2.  b.Memperkenalkan diri kepada keluarga
3. c.Menyampaikan topik, maksud dan tujuan penkes kepada keluarga

4.  d.Kontrak waktu untuk kesepakatan pelaksanaan penkes dengan keluarga 1.   Menjawab salam

2.  
     Memperhatikan penyuluh

3.   Mendengarkan penyuluh menyampaikan topik dan tujuan.
4.   Menyetujui kesepakatan waktu pelaksanaan penkes
15 menit Kegiatan inti 1.  a.Menggali kemampuan keluarga tentang materi yang akan disampaikan.
2.  b.Memberikan penjelasan tentang materi yang akan diberikan kepada keluarga dengan menggunakan  leaflet
3.  c.Memberikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya.
4.  d.Memberikan pertanyaan kepada sasaran tentang materi yang sudah disampaikan penyuluh 1.    Menyampaikan pengetahuannya tentang materi penyuluhan
2.   Mendengarkan penyuluh menyampaikan materi


3.   Bertanya tentang materi yang telah diberikan
4.     Menjawab pertanyaan



5 menit Penutup 1.   a.Menyimpulkan dan mengklarifikasi materi penyuluhan yang telah disampaikan kepada sasaran
2.    b.Membuat perencanaan dari materi yang telah disampaikan

3.   c.Menutup acara dan mengucapkan salam serta terima kasih kepada sasaran. 1.      Mendengarkan



2.      Menyepakati  perencanaan tindak lanjut.
3.    
     Mendengarkan penyuluh menutup acara dan menjawab salam

a. MATERI PENYAKIT HEMOROID

Hemrooid merupakan pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena di daerah anus yang berasal dari plexus hemorrhoidalis. (Sudoyo Aru, dkk 2009)

Hemoroid adalah pelebaran varises satu segmen atau lebih vena-vena hemoroidalis (Bacon).
Hemoroid eksterna adalah pelebaran vena yang berada di bawah kulit (subkutan) di bawah atau luar linea dentate. Hemoroid interna adalah pelebaran vena yang berada dibawah mukosa (submukosa) di atas atau di dalam linea dentate. (Sudoyo Aru, dkk 2009)

Hemoroid atau wasir merupakan vena varikosa pada kanalis ani dan dibai menjadi  2 jenis yaitu, hemorid interna dan hemoroid eksterna. Hemorid interna merupakan varises vena hemoroidalis superior dan dan media, sedangkan hemoroid eksterna merupakan varises vena hemoroidalis inferior,. Sesuai istilah yang digunakan, hemoroid eksterna timbul di sebelah luar otot sfingter ani, dan hemoroid interna timbul di sebelah atas (atau di sebelah proksimal) sfingter.

b. Manifestasi Klinis

1. Timbul rasa gatal dan nyeri
2. Perdarahan berwarna merah terang saat defekasi
3. Pembengkakan pada area anus
4. Nekrosis pada area sekitar anus
5. Perdarahan/prolapse

c. Etiologi

Hemoroid timbul karena dilatasi, pembengkakan atau inflamasi vena hemoroktalis yang disebabkan oleh factor-faktor resiko/pencetus, seperti :
1. Mengedan pada buang air besar yang sulit
2. Pola buang air besa yang salah (lebih banyak menggunakan jamban duduk, terlalu lama duduk dijamban sambil membaca, merokok)
3. Peningkatan tekanan intra abdomen karena tumor (tumor udud, tumor abdomen)
4. Kehamilan (disebabkan tekanan jenis pada abdomen dan perubahan hormonal)
5. Usia tua
6. Konstipasi kronik
7. Diare akut yang berlebihan dan diare kronik
8. Hubungan seks peranal
9. Kurang minum air dan kurang makan-makanan berserat (sayur dan buah)
Kuramg olahraga/imobilisasi

d. Pencegahan hemoroid
Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya hemoroid antara lain:

1. Jangan terlalu sering memakai jamban duduk
2. Harus banyak minum dan makanan berserat seperti sayur dan buah papaya
3. Dan harus rajin berolah raga minimal 30 menit/hari
4. Jalankan pola hidup sehat
5. Jangan merokok, minum minuman keras, narkoba, dll.
6. Hindari hubungan seks yang tidak wajar
7. Minum air yang cukup
8. . Jangan menahan buang air kecil dan besar
9. Duduk berendam pada air hangat
10. Sebisa meungkin menggunakan wc jongkok

e. Jenis
- Tempat dan alat tersedia sesuai perencanan.
- Peran peserta sesuai perencanaan.

f. Bentuk
-  Pelaksanan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
-  Peseta mengikuti penyuluhan dari awal sampe akhir.
-       Peserta berperan aktif selama penyuluhan.

g. Soal
-    Sebutkan pengertian dari hemoroid ?
-  Bagaimana cara pencegahan hemoroid?
-  Apa saja yang menyebabkan hemoroid?
DAFTAR PUSTA


1. Acheson, A.G. & Scholefield, J. H., 2008. Management of hemorrhoids. British medical journal; 336: 380-383
2. Sudoyo aru, dkk 2009. Buku ajar ilmu penyakit dalam, jilid 1, 2, 3, edisi keempat. Internal publishing, jakarta